Lunasi Utang Obligasi - BEI Menanti Itikad Baik Tiga Pilar Sejahtera

NERACA

Jakarta – Terus memburuknya performance kinerja keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), disusul penundanaan pembayaran bunga obligasi memicu beberapa investor untuk mengurangi porsi saham di AISA. Tengok saja, PT Tiga Pilar Corpora sebagai pemegang saham pendiri sekaligus pemegang saham pengendali terus melepas saham AISA.

Teranyar, Tiga Pilar Corpora telah melepas 61,63 juta saham AISA. Alhasil, total kepemilikan saham Tiga Pilar Corpora di AISA hanya tersisa 169,86 juta saham AISA. Jumlah tersebut setara dengan 5,28% dari seluruh saham beredar. Kondisi ini tentunya membuat kekhawatiran investor ritel untuk terus menaruh sahamnya di AISA seiring dengan suspensi saham yang masih berlanjut.

Kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, IGD N Yetna Setia, pihak BEI telah meminta penjelasan AISA setelah perusahaan menunda untuk melakukan pembayaran bunga atas obligasi dan sukuk ijarah TPS Food I tahun 2013. “BEI masih menghentikan perdagangan saham atau suspensi perusahaan hingga perusahaan membayarkan kewajiban membayar kupon,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan pada intinya perusahaan akan mengupayakan restrukturisasi utangnya tersebut setelah perseroan memenuhi kewajibannya. Yetna menambahkan, BEI akan memanggil manajemen terkait rencana restrukturisasi perusahaan. Kemudian perusahaan juga perlu menjelaskan tentang rencana perusahaan ke depannya terkait going concern perusahaan maupun rencana pembayaran utangnya.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di akhir tahun lalu, TPS Food memiliki kas dan setara kas senilai Rp 181,61 miliar. Artinya perusahaan masih memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran kupon obligasi jatuh tempo sebesar Rp 30,75 miliar dan imbal hasil sukuk sebesar Rp 15,37 miliar. Meski demikian menurut IGD N Yetna, laporan keuangan perusahaan tersebut memiliki cut off sehingga dari waktu laporan keuangan itu dikeluarkan bisa saja kondisinya sudah berbeda dengan saat ini. Sementara perusahaan masih belum mengeluarkan laporan keuangan akhir kuartal pertama lalu dan BEI sudah memberikan sanksi untuk hal tersebut,”Kita akan tanyakan juga willingnessnya mereka. Kalau laporan keuangannya ada cut off, ada di April misalnya dan bisa saja ad kas tapi di Juli kondisinya bisa berbeda," jelas dia.

Adapun obligasi dan sukuk ijarah TPS Food I tahun 2013 masing-masing memiliki nilai sebesar Rp 600 miliar dan Rp 300 miliar. Kedua instrumen ini memiliki tingkat kupon dan imbal hasil sebesar 10,25% yang harusnya dibayarkan tiap tiga bulan. Instrumen utang yang diterbitkan lima tahun lalu seharusnya telah jatuh tempo pada 5 April 2018 lalu, namun pada Maret perusahaan telah melakukan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan meminta untuk memperpanjang tenornya hingga 12 bulan ke depan.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…