Krisis Ekonomi dan Manajemen Risiko

 

Oleh: Achmad Deni Daruri, President Director Center for Banking Crisis

 

Ketika Pakistan menjadikan RRC sebagai sekutu utamanya, maka dengan sendirinya krisis ekonomi terjadi dan manajemen risiko tidak dapat diterapkan dengan baik. Tidak ada yang melakukan embargo ekonomi terhadap Pakistan namun kinerja perekonomiannya hancur total. Berbeda misalnya dengan Iran yang sebetulnya tidak bersahabat dengan RRC yang sengaja diembargo agar perekonomiannya hancur. Krisis ekonomi dengan kaca mata manajemen risiko akan kehilangan ruhnya ketika unsur geopolitik dalam probabilitas diabaikan. Objek utama teori probabilitas adalah variabel acak, proses stokastik, dan kejadian yang bersifat abstraksi matematis non-deterministik peristiwa atau kuantitas terukur yang dapat berupa kejadian tunggal atau berkembang dari waktu ke waktu dalam mode tampaknya acak.

Jika koin individu melemparkan atau gulungan dadu dianggap peristiwa acak, maka jika berkali-kali mengulangi urutan kejadian acak akan menunjukkan pola-pola tertentu, yang dapat dipelajari dan diprediksi. Dua hasil matematis representatif menggambarkan pola tersebut adalah hukum bilangan besar dan teorema limit pusat. Sebagai dasar matematika untuk statistik, teori probabilitas adalah penting untuk kegiatan manusia banyak yang melibatkan analisis kuantitatif set besar data. Metode teori peluang juga berlaku untuk deskripsi sistem yang kompleks diberikan pengetahuan hanya sebagian dari negara mereka, seperti dalam mekanika statistik. Sebuah penemuan besar fisika abad kedua puluh adalah sifat peluang fenomena fisik pada skala atom, dijelaskan dalam mekanika kuantum.

Mekanika kuantum adalah bagian dari teori medan kuantum dan fisika kuantum umumnya, yang, bersama relativitas umum, merupakan salah satu pilar fisika modern. Dasar dari mekanika kuantum adalah bahwa energi itu tidak kontinyu, tetapi diskrit—berupa 'paket' atau 'kuanta'. Konsep ini cukup revolusioner, karena bertentangan dengan fisika klasik yang berasumsi bahwa energi itu berkesinambungan. Mekanika kuantum sangat berguna untuk menjelaskan perilaku atom dan partikel subatomik seperti proton, neutron dan elektron yang tidak mematuhi hukum-hukum fisika klasik. Atom biasanya digambarkan sebagai sebuah sistem di mana elektron (yang bermuatan listrik negatif) beredar seputar nukleus atom (yang bermuatan listrik positif).

Menurut mekanika kuantum, ketika sebuah elektron berpindah dari tingkat energi yang lebih tinggi (misalnya dari n=2 atau kulit atom ke-2 ) ke tingkat energi yang lebih rendah (misalnya n=1 atau kulit atom tingkat ke-1), energi berupa sebuah partikel cahaya yang disebut foton, dilepaskan. Foton dalam Bahasa manajemen risiko dalam konteks ini adalah risiko geopolitik ketika sebuah negara menentukan partner utamanya dalam bidang politik, ekonomi dan pertahanan.

Bergesernya Pakistan dari Amerika Serikat menuju RRC menimbulkan energi “foton” yang berbentuk risiko dalam hal ini risiko kegagalan pembangunan ekonomi. Jika tanpa embargo saja krisis ekonomi menerpa Pakistan maka jika diembargo hasilnya krisis ekonomi terus berjalan dan manajemen risiko semakin sulit diterapkan. Kelemahan manajemen risiko adalah tidak memasukkan unsur “foton” yaitu risiko geopolitik. Manajemen risiko gagal membaca pola geopolitik. Pengenalan pola itu sendiri khususnya berkaitan dengan langkah pengkelasan. Dalam kasus tertentu, sebagaimana dalam jaringan saraf (neural networks), pemilihan ciri-ciri dan pengambilan juga boleh dilaksanakan secara semi otomatis atau otomatis sepenuhnya.

Secara bersamaan ia membagi ruang ciri menjadi kawasan-kawasan, kemudian meletakkan label kepada setiap kawasan. Algoritme yang demikian ini (contohnya the nearest neighbour algorithm) biasanya belumlah menghasilkan kepercayaan atau class probabilities. Selain itu agar manajemen risiko mampu membaca geopolitik yang berimplikasi kepada krisis ekonomi maka pendekatan Bayesian harus juga digunakan. Dalam penafsiran Bayes, teorema ini menyatakan seberapa jauh derajat kepercayaan subjektif harus berubah secara rasional ketika ada petunjuk baru.

Dalam penafsiran frekuentis teorema ini menjelaskan representasi invers probabilitas dua kejadian. Geopolitik kritis menyatakan bahwa geopolitik terdiri dari empat faktor yang saling terkait, yaitu geopolitik kerakyatan, geopolitik formal, geopolitik struktural, dan geopolitik kritis. Pendidikan geopolitik kritis terus mempelajari diskursus geopolitik, praktik geopolitik (misalnya kebijakan luar negeri), dan sejarah geopolitik secara kritis. Geopolitik secara tradisional menunjukkan hubungan antara kekuatan politik dan ruang geografis. Dalam artian konkret, geopolitik sering dilihat sebagai pemikiran yang mempelajari prasyarat strategis berdasarkan kepentingan relatif kekuatan daratan dan laut dalam sejarah dunia.

Tradisi geopolitik secara konsisten mempelajari korelasi kekuatan geopolitik dalam politik dunia, identifikasi wilayah inti internasional, dan hubungan antara kemampuan laut dan darat. Geopolitik memiliki cakupan multidisipliner, dan meliputi segala aspek ilmu sosial dengan penekanan tertentu terhadap geografi politik, hubungan internasional, aspek teritorial ilmu politik, dan hukum internasional. Tanpa pendekatan ini maka kajian antara krisis ekonomi dan manajemen risiko akan kehilangan rujukan.

Akibatnya kondisi seperti yang terjadi di Balkan akan luput dalam estimasi. Negara seperti Pakistan berpotensi mengalami proses fragmentasi atau pembagian  wilayah atau negara menjadi beberapa wilayah atau negara kecil yang sering bertentangan atau tidak kooperatif satu sama lain. Padahal negara ini memiliki senjata nuklir dan sekutu dekat RRC. Sejauhmana senjata nuklir dan krisis ekonomi akan mencptakan balkanisasi di Pakistan dapat dipastikan luput dalam analisis manajemen risiko. Ketika manajemen risiko gagal diterapkan maka strategi negara tidak akan berjalan dengan baik, sehingga krisis ekonomi semakin sulit disembuhkan dan balkanisasi semakin meningkat peluangnya.

Geostrategi dapat berfungsi secara normatif (mendukung kebijakan luar negeri berdasarkan faktor geografi), analitis (menjelaskan bagaimana kebijakan luar negeri dibentuk oleh geografi), atau prediktif (memperkirakan keputusan kebijakan luar negeri suatu negara selanjutnya atas dasar geografi). Masalahnya geostrategi itu sendiri memiliki bias yang tak dapat dibaca oleh manajemen risiko dimana, geostrategi sangat bergantung pada geostrategiwan itu sendiri termasuk kebangsaan strategiwan, kekuatan sumber daya negaranya, cakupan tujuan negaranya, geografi politik pada masa itu, dan faktor teknologi yang memengaruhi keterlibatan militer, politik, ekonomi, dan budaya. Dengan demikian, krisis ekonomi tak akan dapat diantsipasi oleh manajemen risiko saja, apalagi balkanisasi!

BERITA TERKAIT

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…

BERITA LAINNYA DI Opini

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…