BPS: Inflasi Sumsel Selama Lebaran Terkendali

BPS: Inflasi Sumsel Selama Lebaran Terkendali

NERACA

Palembang - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) cukup terkendali pada masa Lebaran merujuk angka capaian selama Juni 2018.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan Yos Rusdiansyah mengatakan, angka inflasi di Sumsel pada Juni 2018 sebesar 0,6 persen dibandingkan Mei 2018 (month to month/mtm), sementara secara tahun kalender (year to date) tercatat 2,01 persen dan tahunan (year on year) mencapai 2,93 persen."Realisasi ini tercatat lebih rendah dari rata-rata historis inflasi Idul Fitri dalam empat tahun terakhir yang sebesar 1,01 persen (mtm)," kata dia di Palembang, Selasa (3/7).

Beberapa komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Palembang adalah angkutan udara, angkutan antarkota, cabai merah, sepeda motor, dan pepaya. Sementara itu komoditas penyumbang deflasi di Kota Palembang adalah bayam, kopi bubuk, ketimun, tongkol, dan beras.

Ia mengatakan, secara tahunan, inflasi Idul Fitri 2018 ini juga tercatat lebih rendah dari historis selama empat tahun terakhir yang sebesar 4,75 persen (yoy). Menurut dia, terkendalinya inflasi di Sumatera Selatan selama Juni 2018 tak lepas dari upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang bekerja sama dengan para pemangku kepentingan. 

"Adanya pasar murah yang tidak terkonsentrasi pada satu wilayah ternyata mampu mengelola ekspektasi inflasi lebih merata. Demikian juga dengan adanya pemantauan harga pasar dengan terus melakukan melalui inspeksi mendadak ke pasar dan gudang bersama instansi terkait," kata dia.

Ia menjelaskan, operasi pasar bersama Bulog dan Dinas Perdagangan untuk komoditas pangan seperti beras, daging beku, daging ayam, dan gula pasir juga cukup berpengaruh menjaga harga di pasar. Selain itu, adanya koordinasi dengan Dinas Perhubungan terkait kontrol jalur distribusi pangan melalui pemberian prioritas bagi angkutan komoditas pangan strategis pada H-1 Idul Fitri juga sangat membantu dalam upaya stabilitas harga.

Kemudian, upaya pengelolaan ekspektasi masyarakat melalui iklan layanan masyarakat pada media cetak, online, dan elektronik serta melakukan koorinasi bersama lima lembaga yaitu MUI Sumsel, PBNU Sumsel, Muhammadiyah Sumsel, Yayasan Masjid Agung Palembang, Ponpes Aulia Cendekia juga cukup membantu dalam mengajak masyarakat untuk berbelanja bijak jelang Ramadhan dan Lebaran.

NTP Juni Turun

Kemudian, Nilai tukar petani (NTP) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada Juni 2018 tercatat sebesar 93,65 atau turun sebesar 0,65 persen bila dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya. Yos Rusdiansyah mengatakan, NTP merupakan perbandingan indeks harga komoditas pertanian yang diproduksi oleh petani (lt) terhadap indeks harga barang/jasa yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi (lb) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di daerah perdesaan.

Menurut dia, NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.”Semakin tinggi nilai tukar petani secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani,” kata dia di Palembang, Senin (2/7).

Ia menyatakan, berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 83 kecamatan yang tersebar di 12 kabupaten di Sumatera Selatan pada Juni 2018, NTP Sumsel turun 0,65 persen dibandingkan NTP Mei 2018 yaitu dari 94,27 menjadi 93,65.

Ia menjelaskan, penurunan NTP pada Juni 2018 disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian yang mengalami penurunan sebesar 0,13 persen, sedangkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produk pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,53 persen.

Penurunan NTP Juni 2018 dipengaruhi oleh turunnya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,37 persen, hortikultura 1,23 persen dan perkebunan rakyat sebesar 1,51 persen.”Sedangkan kenaikan NTP terjadi pada subsektor peternakan sebesar 1,41 persen, perikanan secara umum 1,62 persen, perikanan tangkap 1,24 persen dan perikanan budidaya 1,99 persen,” ujar dia.

“Sementara untuk nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) Sumsel Juni 2018 sebesar 102,19 atau turun sebesar 0,32 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya,” tambah dia. Ant

 

BERITA TERKAIT

Kolaborasi FiberStar-BDDC Optimalisasi Sektor Keuangan di Era Digital

NERACA Jakarta - Perkembangan dan pemanfaatan teknologi menjadi sebuah keniscayaan. Melihat peluang dan tantangan yang ada perusahaan layanan telekomunikasi berbasis…

Pertegas Ekspansi, DAIKIN Proshop Showroom Terbaru Hadir di Bali

NERACA Jakarta - PT Daikin Airconditioning Indonesia (DAIKIN) bermitra dengan CV Dian Mandiri meresmikan pembukaan DAIKIN Proshop Showroom terbarunya di…

Hari Kartini, Pegiat Lingkungan Lakukan Aksi Bersih Sungai

NERACA Kuningan - Salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Sejumlah relawan pegiat lingkungan melakukan aksi bersih-bersih aliran sungai di Jalan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Kolaborasi FiberStar-BDDC Optimalisasi Sektor Keuangan di Era Digital

NERACA Jakarta - Perkembangan dan pemanfaatan teknologi menjadi sebuah keniscayaan. Melihat peluang dan tantangan yang ada perusahaan layanan telekomunikasi berbasis…

Pertegas Ekspansi, DAIKIN Proshop Showroom Terbaru Hadir di Bali

NERACA Jakarta - PT Daikin Airconditioning Indonesia (DAIKIN) bermitra dengan CV Dian Mandiri meresmikan pembukaan DAIKIN Proshop Showroom terbarunya di…

Hari Kartini, Pegiat Lingkungan Lakukan Aksi Bersih Sungai

NERACA Kuningan - Salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Sejumlah relawan pegiat lingkungan melakukan aksi bersih-bersih aliran sungai di Jalan…