BPS: Tarif Angkutan Pemicu Inflasi di Banten

BPS: Tarif Angkutan Pemicu Inflasi di Banten

NERACA

Serang - Badan Pusat Statistik mencatat kenaikan tarif angkutan antarkota dan udara menjadi salah pemicu inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,37 persen di Provinsi Banten.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Selasa (3/7), mengatakan kenaikan tarif angkutan antarkota memberikan andil inflasi sebesar 0,1537 persen dan angkutan udara sebesar 0,0541 persen. Indeks harga konsumen (IHK) di Banten pada Juni 2018 tercatat mencapai 140,74, sementara Mei 2018 sebesar 140,22 atau mengalami inflasi 0,37 persen.

Berdasarkan pemantauan BPS di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon diketahui sebanyak 262 komoditas mengalami perubahan harga, dengan rincian 208 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya 54 komoditas mengalami penurunan harga.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi antara lain angkutan antar kota, tarif gunting rambut anak, tarif gunting rambut pria, kemiri, ayam hidup dan tarif sewa becak. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga paling banyak antara lain adalah telur ayam ras, kembang kol, tomat buah, cabai merah, taoge/kecambah dan daging ayam ras.

Kelompok komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi Banten adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,2247 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0, 0653 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0, 0551 persen; kesehatan 0,0318 persen; sandang 0,0259 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,0250 persen; serta kelompok bahan makanan deflasi sebesar 0,0555 persen.

Dari 109 komoditas yang ada pada kelompok bahan makanan, 107 komoditas di antaranya mengalami koreksi harga. Koreksi harga negatif atau penurunan harga terjadi pada 31 jenis komoditas. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi yang cukup besar antara lain daging ayam ras 0,0952 persen, telur ayam ras 0,0713 persen, cabai merah 0,0509 persen, ikan bandeng 0,0134 persen, taoge/kecambah 0,0114 persen dan susu bubuk sebesar 0,0050 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain: kelapa 0,0287 persen, beras 0,0217 persen, bayam 0,0154 persen, teri 0,0149 persen, dan ayam hidup sebesar 0,0144 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau adalah pada komoditas teh manis sebesar 0,0122 persen, minuman kesegaran 0,0079 persen, ketoprak 0,0078 persen dan nasi dengan lauk sebesar 0,0075 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah biskuit dengan andil 0,0068 persen dan wafer dengan andil 0,0014 persen. Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,0551 persen.

Komoditas terbesar yang menyumbang andil inflasi pada kelompok ini adalah komoditas kompor dengan andil sebesar 0,0144 persen dan sabun cair/cuci piring sebesar 0,0112 persen. Sementara komoditas yang memberi andil deflasi di antaranya adalah batu bata/ batu tela sebesar 0,0062 persen, semen sebesar 0,0009 persen dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,0006 persen.

Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok sandang adalah pampers sebesar 0,0057 persen, seragam sekolah anak sebesar 0,0055 persen dan emas perhiasan sebesar 0,0039 persen. Sementara itu komoditas yang memberikan andil deflasi diantaranya kaos kutang/singlet sebesar 0,0001 persen.

Dari 38 komoditas yang ada pada kelompok kesehatan, 25 komoditas di antaranya mengalami koreksi harga. Komoditas yang 0,0070 persen, tarif gunting rambut anak 0,0051 persen dan vitamin 0,0035 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu shampo 0,0069 persen, sabun mandi 0,0002 persen dan sikat gigi dengan andil deflasi 0,0001 persen.

Secara keseluruhan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada bulan ini memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,0250 persen. Komoditas yang memberi andil inflasi terbesar pada bulan ini adalah buku pelajaran SD dengan andil 0,0119 persen dan buku pelajaran SMP yang memberikan andil sebesar 0,0061 persen.

Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan adalah angkutan antar kota dengan andil sebesar 0,1537 persen, disusul kemudian oleh komoditas angkutan udara sebesar 0,0541 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi, adalah tarif jalan tol dengan andil deflasi sebesar 0,0005 persen. Ant

 

BERITA TERKAIT

SesKemenKopUKM Dukung Wadah GKN Kembangkan Wirausaha Berbasis Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Digital

NERACA Subang - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mendukung Organisasi Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang diharapkan…

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

SesKemenKopUKM Dukung Wadah GKN Kembangkan Wirausaha Berbasis Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Digital

NERACA Subang - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mendukung Organisasi Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang diharapkan…

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…