Strategi Pembiayaan LKM

Oleh : Agus Yuliawan

Pemerhati Ekonomi Syariah

Pelambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di tanah air--sejauh ini juga memiiki dampak terhadap lembaga keuangan, khususnya adalah lembaga  keuangan mikro (LKM) . Beberapa survai - survai ekonomi yang dilakukan selama ini banyak menunjukkan tingginya kredit macet (non performing to financing-NPF) pada  LKM. Tingginya NPF pada LKM, bahkan nyaris sudah banyak terjadi  koperasi dan keuangan mikro mengalami gulung tikar alias bangkrut.

Mengelola lembaga keuangan tak semudah di bayangkan,  banyak rasio - rasio yang harus menjadi ukuran, seperti rasio kesehatan, kecukupan modal dan lain - lain. Semua itu ada aturan dan mekanisme masing - masing yang harus ditaati secara benar sebagai bagian dari  kepatuhannya. Begitu pula dalam penyaluran pembiayaan atau lending, ada  mekanismenya dalam analisa pembiayaan yang  sangat jelas yang kita kenal dalam bentuk 5 C. Sayang kaidah - kaidah itu banyak tidak ditaati oleh para pelaku LKM, sehingga munculnya faktor NPF itu terjadi lebih dari ketidakkonsistennya dalam menajemen keuangan dan pembiayaan.

Memang jika ditelusuri secara lebih jauh frame lembaga keungan mikro dengan lembaga keuangan lainnya sangan berbeda. Pada diri LKM,  tumbuh dan berkembang berdasarkan keanggotaan  dan sosial. Dari sinilah kapital itu terciptakan dan distribusikan dalam aktifitas transaksi ekonomi. Sehingga dalam LKM penyaluran pembiayaannya lebih dipengaruhi aspek soal dan kemanusiaan.Sementara keuangan lainya sumber dari permodalannya berasal dari pemodal. Dari perspektiif ini maka sangat kelihatan, bahwa NPF di suatu LKM  tak bisa dibebankan kepada manajemen pengelola, tapi lebih dari itu yakni keaktifan anggota dalam kesadaran memiliki LKM sangat menentukan sekali. Maka bisa di pahami sejauh ini-- munculnya banyaknya LKM yang mengalami NPF bukan saja dipengaruhi karena ketidakmampuan dalam analisa pembiayaan. Tapi ruang di LKM yang sulit membedakan mana itu bisnis dan mana itu sosial.   Untuk itu perlu sekali, meng-upgrade LKM secara komprehensif dan bisa konsisten dalam memberikan penyaluran pembiayaan secara spesifik berdasarkan dari sumber - sumber dana.  

Lantas bagaimana setrategi LKM atau LKMsyariah dalam menyalurkan kreditya ditengah pertumbuhan ekonomi yang lambat?  Yang jelas sebuah keuntungan yang dimiliki oleh LKM sebagian besar  berasal dari penyaluran pembiayaan tanpa penyaluran pembiayaan sangat sulit bagi LKM untuk mendapatkan keuntungan. Maka ditengah lambatnya pertumbuhan ekonomi penyaluran pembiayaan harus dilakukan dalam semangat prudent (hati - hati) dan sebagai analis pembiayaan harus cerdas dan sensitiif terhadap kapasitas, karakter dan kolateral yang dimiliki oleh anggota yang ingin mengakses pembiayaan. Penyaluran pembiayaan tak bisa hanya sekedar memenuhi target - target merketing pembiayaan saja tapi keberlangsungan pembiayaan juga harus di jaga. Selain itu pula, manajemen risiko juga diperhatikan, apalagi uang yang disalurkann ke pembiayaan tersebut adalah uang amanah anggota. Untuk itu, peran asuransi dan penjaminan dalam pembiayaan harus dilakukan sebagai strategi mengurangi risiko. 

Memang sangat pelik sekali LKM bisa tumbuh dan berkembang ditengah pelambatan ekonomi dan tingginya laju inflasi. Tapi setidaknya agar bisa tumbuh dan berkembang LKM tak bisa terus menunggu agar petumbuhan ekonomi itu mengalami tren yang positf. Untuk itu kreativitas LKM dalam membaca peluang - peluang bisnis itu yang harus di optimalkan sambil berupaya dalam melakukan efisiensi dalam biaya operasionalnya. Disini lah teknologi IT diperlukan sekali dalam rangka menjembataninya. Demikianlah renungan dari tulisan ini ketika LKM yang ada selama ini menghadapi seretnya pertumbuhan ekonomi.

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…