Ayana Land Bukukan Rugi Rp 1,9 Miliar

NERACA

Jakarta – Di kuartal pertama 2018, emiten properti PT Ayana Land International Tbk (NASA) mencatatkan rugi Rp 1,9 miliar. Selain beban utang yang terus membengkak juga banyaknya proyek properti perseroan yang belum terealisasi menjadi pemicu merosotnya kinerja perseroan. Tengok saja, pendapatan perseroan juga turun di kuartal pertama sebesar Rp 3,2 miliar atau sama dengan tahun sebelumnya Rp 3,97 miliar.

Sementara beban umum dan administrasi yang harus ditanggung mencapai Rp 2,7 miliar serta beban keuangan mencapai Rp 1,79 miliar. Alhasil, perusahaan menderita rugi tahun berjalan sebesar Rp 2,98 miliar. Asal tahu saja, perseroan tahun ini menargetkan pendapatan Rp 133 miliar. Namun, melihat pencapaian di kuartal pertama, perseroan memperkirakan target itu hanya akan tercapai 60% lantaran juga pengoperasian Ayom Village mundur.

Kata Erwin Kusnadi, Direktur Utama Ayana Land, saat ini perseroan hanya menggantungkan diri dari pendapatan satu aset properti yang sudah beroperasi yaitu Greenhost Boutique Hotel di Yogyakarta dengan kapasitas 96 kamar. Sementara proyek Villa bertajuk Ayom Village di Solo sebanyak 21 unit di atas lahan 6.000 meter persegi (m²) yang sedianya ditargetkan rampung pada akhir 2017 masih belum rampung.

Progres pembangunan Ayom Village baru mencapai 90% saat ini dan ditargetkan baru akan beroperasi pada akhir 2018. "Ini memang terlambat karena ada kendala di lapangan. Kita tidak ingin asal bangun karena kami menginginkan standar yang bagus. Saat ini pekerjaannya tinggal finishing saja sebenarnya,"ungkap Erwin.

Selain itu, perusahaan juga tengah membangun hotel dengan nama Bale Ningrat di Yogykarta di atas lahan seluas 3.800 m². Hotel ini akan dibangun sebanyak 100 kamar. Kemudian rencana pengembangan apartemen bertajuk The Ayana di Bintaro di lahan seluas 11.154 m² yang dulunya ditargetkan akan mulai dipasarkan pada akhir 2017 masih belum direalisasikan hingga saat ini. Erwin bilang, saat ini proyek yang direncanakan akan dibangun tiga tower itu masih dalam tahap merancang design.

Menurutnya, lahan milik Ayana Land di Bintaro tersebut sebetulnya sudah siap dikembangkan. Namun, lantaran masih merancang desain dan sekaligus masih dalam mengkaji kondisi pasar, kemungkinan besar proyek itu baru akan diluncurkan pada tahun 2019 dengan menyasar segmen keluarga muda mapan. Sementara lahan yang dimiliki Ayana Land di Parung Panjang seluas 90 hektare (ha) juga direncanakan baru akan dikembangkan pada tahun 2019. 

BERITA TERKAIT

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…