Ini Penyakit Paling Banyak Terjadi saat Mudik Lebaran 2018

Kementerian Kesehatan menyatakan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi penyakit yang paling banyak dialami masyarakat saat mudik Lebaran 2018. Penyakit ini banyak didapati petugas kesehatan yang berjaga di posko mudik yang disediakan Kemenkes.

"Penyakit yang paling terlihat ISPA, tertinggi terutama pada anak-anak. Angkanya saya tidak hafal karena tiap hari berubah," kata Menteri Kesehatan Nila Moeloek saat ditemui usai kegiatan halalbihalal Kemenkes di Jakarta, dikutip dari CNN Indonesia.

ISPA merupakan infeksi yang mengganggu pernapasan yang umumnya disebabkan oleh virus. Virus itu dapat menyerang area hidung, trakea dan paru-paru.

Menurut Nila, mudik membuat seseorang berada dalam perjalanan panjang dan memicu turunnya daya tahan tubuh. Akibatnya, tubuh rawan terinfeksi virus yang menyebabkan ISPA. Belum lagi, udara dalam perjalanan yang banyak terkontaminasi polusi juga memicu ISPA. "Jadi memang daya tahannya turun, jadi mudah sekali terkena infeksi," ujar Nila.

Sementara itu, penyakit hipertensi yang biasanya banyak terjadi saat mudik, pada tahun ini jumlahnya menurut. Nila menilai pemudik saat ini lebih peduli memperhatikan tekanan darah dengan mempersiapkan obat-obatan dan tidak stres dalam perjalanan."Saya nggak lihat angka, sementara (penyakit) hipertensi agak turun, rendah," ucap Nila.

Nila juga menyatakan Kemenkes sudah menyediakan 3.910 posko kesehatan, puskesmas dan rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia siap membantu para pemudik dalam perjalanan. Selain itu, layanan telepon darurat medis 119 juga tersedia 24 jam.

Secara keseluruhan, Menteri Kesehatan ini menilai koordinasi kesehatan dengan petugas lain saat mudik lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Wisata Sehat

Selain mudik berkumpul bersama keluarga, libur Lebaran juga dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata. Menteri Kesehatan menyarankan masyarakat untuk selalu waspada dan mengutamakan wisata sehat mengingat beberapa kecelakaan yang terjadi belakangan ini seperti tenggelamnya kapal di Danau Toba. "Lebaran ini kelihatannya masyarakat juga berwisata. Dan wisata ini dalam keadaan aman, sehat, dan tentu harus melihat kalau tidak bagus atau tidak memungkinkan sebaiknya tidak dilakukan. Jadi kalau kapalnya kelihatannya nggak aman jangan ikut," tutur Nila.

Nila juga meminta masyarakat untuk selalu memperhatikan kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. Nila menyebut sampah yang berserakan merupakan salah satu pemicu penyakit.  

Di sisi lain, Pekerjaan rumah seperti bersih-bersih dan memasak sering terbengkalai saat Lebaran karena asisten rumah tangga (ART) yang mudik. Itu ternyata bisa menimbulkan bahaya tersendiri. Dokter ahli ilmu penyakit dalam Ari Fahrial Syam menilai ketiadaan ART dapat memicu berbagai penyakit bagi anggota keluarga.

"Menjelang Lebaran dan 1-2 minggu setelah lebaran biasanya pembantu rumah tangga juga ikut pulang kampung sehingga cenderung rumah kurang dibersihkan, tidak seperti biasanya," Ari menerangkan.

Itulah yang menurutnya membuat penyakit yang disebabkan oleh lingkungan tak bersih bisa meningkat. "Harus diantisipasi, yaitu infeksi usus, demam typhoid (tifus), disentri, leptospirosis dan juga demam berdarah atau DHF," kata Ari menyebutkan.

Salah satu pemicu penyakit-penyakit itu, lanjutnya, adalah penumpukan sampah. Sampah yang menumpuk karena tidak ada ART itu membuat binatang seperti lalat dan tikus dapat berkembang dan menyebarkan penyakit ke manusia. "Lalat jelas membawa berbagai penyakit infeksi usus, baik yang hanya diare sampai yang berat seperti tifus. Tikus merupakan vektor penting untuk terjadi penyakit demam kuning atau leptospirosis," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…