Saham CITA Masuk Dalam Pengawasan BEI

NERACA

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencermati perkembangan pola transaksi saham PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA). Hal itu karena telah terjadi  peningkatan harga serta aktivitas  saham tersebut di luar kebiasaan atau UMA(Unusual Market Activity).

Kepala Divisi  Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M Panjaitan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, dengan status UMA itu, maka para investor diharapkan memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa,”Kami minta investor juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasi,"ujarnya.

Dia juga meminta pelaku pasar mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi. Sedangkan kepada manajemen CITA diharapkan untuk mengkaji kembali rencana corporate action apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.

Namun pengumuman UMA ini tidak serta merta menunjukan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Untuk diketahui, saham emiten aneka industri itu  melonjak sejak tanggal 20 Juni 2018, dibuka pada level 915 dan ditutup 1.090. Bahkan pada perdagangan Rabu (27/6) kemarin sempat menyentuh level 1.845 atau naik 69,26% dalam lima hari bursa.

Tahun ini, perseroan menargetkan laba bersih senilai Rp400 miliar. Direktur Cita Mineral Investindo, Yusak Pardede pernah bilang, pada 2018 kinerja keuangan perusahaan dapat bertumbuh signifikan seiring dengan pemberian izin kuota ekspor Mineral Grade Bauxite (MGB) sebesar 3,65 juta ton. Izin ekspor itu diberikan oleh Kementerian ESDM pada September 2017 dan berlaku hingga September 2018.

Namun, realisasi pengapalan baru berlangsung pada Oktober 2017. Dalam periode 8 bulan hingga Mei 2018, realisasi ekspor MGB perseroan mencapai volume 1,7 juta ton.”Tahun lalu ekspor belum signifikan, baru tahun ini jumlahnya besar. Per April 2018 sudah 1,4 juta ton, per Mei sekitar 1,7 juta ton. Pasar ekspor ini yang menopang kenaikan kinerja perusahaan,” ujarnya.

Dari pasar domestik, penjualan MGB per April 2018 mencapai 445.000 ton. Jumlahnya diharapkan meningkat menjadi 1,8 juta ton sampai akhir 2018. Menurutnya, harga jual MGB mengacu kepada patokan bulanan yang dikeluarkan Kementerian ESDM setiap bulan. Rerata harga jual atau average selling price (ASP) MGB per Maret 2018 berkisar US$34—US$35 per ton.

Perihal target pendapatan, Yusak yakin nilainya bertumbuh signifikan pada 2018 dibandingkan realisasi tahun lalu. Adapun, laba bersih ditargetkan mencapai Rp400 miliar. Per Maret 2018, pendapatan CITA melonjak 254,09% year on year (yoy) menjadi Rp461,5 miliar. Laba bersih mencapai Rp140,16 miliar, berbalik dari rugi Rp23,97 miliar.

BERITA TERKAIT

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…