Yakinkan Investor Tidak Rugi - BNBR Fokus Restrukturisasi Utang Rp 10,5 T

NERACA

Jakarta – Menjaga pertumbuhan kinerja lebih positif, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berkomitmen untuk memangkas beban utang. Dimana tahun ini, restrukturisasi utang jadi agenda utama perseroan. Pasalnya dari total utang Rp 12 triliun masih tersisa Rp 10,5 triliun.

Direktur BNBR, Amri Aswono Putro menyebut, upaya penyehatan kinerja perseroan masih terus dilakukan. Tahun 2016, BNBR merestrukturisasi utang sebesar Rp 987 miliar dan tahun lalu sebesar Rp 1,3 triliun. “Saat ini proses restrukturisasi utang sudah dalam tahap akhir, targetnya di tahun ini proses restrukturisasi utang bisa selesai," ujar Amri di Jakarta, Selasa (26/6).

Sisa utang Rp 10,5 triliun itu di antaranya pinjaman dari Eurofa Capital Investment sejumlah Rp 1,6 triliun, Glencore International AG Rp 5,7 triliun dan pihak lainnya senilai Rp 120 miliar. Utang terbesar dari Mitsubishi Corporation senilai Rp 2,9 triliun. BNBR dan Mitsubishi telah meneken kesepakatan restrukturisasi utang pada 26 April silam. Keduanya sepakat akan mengkonversi utang dalam bentuk saham. Namun, Amri tak menyebut berapa perubahan kepemilikan saham setelah aksi perusahaan ini.

Sementara dengan Glencore dan Eurofa Capital masih dalam proses negosiasi. "Dengan Eurofa Capital target penyelesaiannya pada Agustus 2018 dan Glencore targetnya selesai pada Desember," kata Amri.

Kemudian sela acara kegiatan rapat umum pemegang saham (RUPS), investor kembali menyampaikan kekecewaan terhadap aksi korporasi perseroan yang melakukan reverse stock yang berujung pada suspensi atau penghentian saham oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) karena penurunan harga saham yang signifikan pasaca aksi korporasi tersebut.”Saya punya saham BNBR dari harga murah, mahal, terus murah sampai sekarang turun itu banyak sekali. Sebelumnya saya minta maaf kalau nanti ada kata-kata saya yang kurang berkenan buat bapak direksi sekalian," kata salah seorang investor, Nunuk Darmawan.

Nunuk menegaskan kekecewaannya atas reverse stock yang dilakukan BNBR. Saham BNBR justru terus menukik turun setelah reverse stock dilakukan. Padahal dia berharap saham BNBR kembali likuid setelah reverse stock. Seperti diketahui bahwa harga saham BNBR beberapa waktu lalu sempat anjlok menjadi Rp 50 per lembar. Hal itu kemudian membuat perseroan melakukan reverse stock 10 kali lipat hingga membuat harga saham BNBR menjadi Rp 500. Namun, setelah reverse stock dilakukan, harga saham BNBR justru kembali turun dan kini menyentuh level Rp 70. "Kemarin dari saat reverse stock Rp 500 langsung turun jadi Rp 400 dan turun lagi sampai sekarang Rp 70," keluh Nunuk.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama BNBR Bobby Gafur Umar menyampaikan, upaya perseroan merestrukturisasi utang dan potensi bisnis yang akan dilakukan BNBR ke depannya. Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Tito Sulistio pernah bilang, penurunan signifikan saham BNBR bukan menjadi kesalahan perusahaan karena pada dasarnya tak ada legal dan juga aturan yang dilanggar.

Tito Sulistio mengatakan bahwa hal ini juga bisa dipicu dengan penurunan indeks signifikan beberapa waktu yang lalu lantaran pasar dunia sedang mengalami volatilitas. Sehingga, Tito menyimpulkan bahwa apa yang terjadi pada saham BNBR karena adanya mekanisme pasar saja. Meski demikian, beberapa upaya juga sedang dilakukan oleh BEI demi menahan penurunan signifikan dari saham tersebut. "Kalau turun terus, nanti kami akan berikan UMA, lalu suspensi," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…