VIVA Bidik Pendapatan Tumbuh Dua Kali Lipat

NERACA

Jakarta – Meskipun pencapaian kinerja keuangan di kuartal pertama tahun 2018 masih jauh dari ekspektasi pelaku pasar, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) sebagai induk dari PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) masih menaruh asa kinerja keuangan tahun ini masih positif. Dimana perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan 2018 sebesar dua kali lipat dari pertumbuhan industri televisi Free to Air (TV-FTA).

Presiden Direktur VIVA, Anindya N Bakrie mengatakan, sepanjang 2017, perseroan mampu mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan pangsa pasar tercepat. "Kinerja positif ini terjadi di tengah kondisi sulit bagi pertumbuhan pendapatan secara industri," katanya di Jakarta, kemarin.

Menurut Anindya, pertumbuhan pendapatan pada industri TV-FTA di 2017 menurun menjadi 2,3% dan di tahun ini perseroan menargetkan revenue sebesar dua kali lipat dari industri, karena perseroan akan meningkatkan market share. Dirinya mengklaim, selama 2011-2017, perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan TV Share sebesar 94%. “Kontribusi terbesar pertumbuhan VIVA di 2017 adalah ANTV sebagai televisi hiburan, tvOne berhasil mempertahankan status sebagai stasiun televisi berita dan olahraga nomor satu," tuturnya.

Anindya menyatakan, laju pertumbuhan majemuk VIVA pada 2015-2017 sebesar 14,7% atau melampaui industri media. Pada 2017 laba bersih VIVA sebesar Rp151,7 miliar. "Pada Kuartal I-2018, VIVA membukukan pendapatan Rp625,6 miliar," ucap Anindya.

Lebih lanjut dia menambahkan, pada tahun ini perseroan tidak membagikan dividen dari perolehan laba bersih 2017. "Tetapi, selama empat tahun terakhir MDIA membagikan dividen. Nantinya, VIVA akan mengikuti MDIA dalam waktu dekat ini," imbuhnya.

Sebagai informasi, di kuartal pertama atau priode Januari-Maret 2018, perseroan mencatatkan kerugian Rp 100,04 miliar. Kondisi terbalik dengan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan keuntungan Rp 18,46 miliar. Disebutkan, kerugian ini berasal dari penurunan pendapatan dan kenaikan beban.  Pendapatan Visi Media Asia mencapai Rp 625,51 miliar di kuartal pertama tahun ini. Pendapatan ini turun 5,96% jika dibandingkan dengan Rp 665,13 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban usaha VIVA pun naik.

Beban program penyiaran naik 5,91% menjadi Rp 226,92 miliar. Sedangkan beban umum dan administrasi naik 12,68% menjadi Rp 293,82 miliar. VIVA juga mencatat kerugian selisih kurs bersih sebesar Rp 51,79 miliar. Di periode yang sama tahun lalu, VIVA masih mencatatkan keuntungan selisih kurs Rp 25,79 miliar. Pada akhir Maret 2018, VIVA memiliki total aset Rp 7,98 triliun. Total ekuitas Visi Media sebesar Rp 2,70 triliun dengan total liabilitas Rp 5,29 triliun. 

Tahun ini, perseroan membidik pertumbuhan 11%–12%. Dua sumber pendapatan utama Visi Media adalah stasiun televisi ANTV di bawah PT Cakrawala Andalas Televisi dan TV One di bawah PT Lativi Mediakarya.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…