DEFISIT PERDAGANGAN INDONESIA US$1,52 MILIAR - BPS: Upah Naik Belum Ampuh Kerek Daya Beli

Jakarta-Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, kenaikan upah buruh pada Mei lalu tak ampuh mendorong daya beli lebih tinggi. Pasalnya, walau upah naik, tingkat kenaikan tersebut masih lebih rendah ketimbang peningkatan harga barang kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia defisit US$1,52 miliar pada Mei 2018 (month to month).

NERACA

Data BPS menunjukkan bahwa pada upah buruh secara nominal naik 0,14% menjadi Rp86.104 per hari. Tapi, secara riil upah tersebut justru turun 0,7% menjadi Rp64.745 per hari. Namun dari sisi inflasi pada periode yang sama, justru mencapai 0,21%. "Artinya, inflasi lebih tinggi dari upah buruh, ini yang harus menjadi perhatian khusus pemerintah," ujar Kepala BPS Kecuk Suhariyanto di Jakarta, Senin (25/6).

Menurut dia, perhatian khusus perlu diperhatikan pemerintah dalam menjaga inflasi. Dia meminta pemerintah sekuat tenaga mengontrol laju inflasi agar daya beli masyarakat dari kalangan buruh tidak tergerus.

Tidak hanya upah buruh, BPS juga mencatat peningkatan upah buruh potong rambut wanita dan pembantu rumah tangga. Namun, kenaikan tersebut juga gagal mengangkat daya beli buruh terkait.

Upah buruh potong rambut naik 0,23%menjadi Rp26.817 per kepala secara nominal, lebih tinggi dari inflasi. Tapi, secara riil, upah buruh potong rambut hanya naik 0,02%. Kemudian, upah pembantu rumah tangga naik 0,4% menjadi Rp394.105 per bulan secara nominal dan naik 0,19% menjadi Rp296.342 per bulan secara riil.

Begitu pula dengan upah buruh tani naik 0,36% menjadi Rp52.052 per hari secara nominal dan naik 0,17% menjadi Rp37.847 per hari secara riil.

BPS juga mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit US$1,52 miliar secara bulanan pada Mei 2018. Defisit tersebut lebih rendah dibandingkan April 2018 mencapai US$1,63 miliar, namun lebih tinggi dibandingkan Mei 2017 yang surplus US$470 juta. Sementara, secara tahun berjalan, neraca perdagangan Januari-Mei 2018 tercatat defisit US$2,83 miliar.

Menurut dia, defisit terjadi karena nilai impor Mei 2018 mencapai US$17,64 miliar. Angka itu lebih tinggi dari nilai ekspor pada bulan yang sama sebesar US$16,12 miliar. Adapun rinciannya,  impor naik 9,17% dari bulan lalu sebesar US$16,16 miliar dan naik 28,12% dari Mei 2017 sebesar US$13,77 miliar. "Hal ini karena kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia," ujarnya.

Secara sektoral, impor barang konsumsi naik 14,88% dari bulan sebelumnya menjadi U$1,73 miliar. Hal ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan konsumsi jelang Ramadan dan Lebaran kemarin.

Namun, nilai impor tertinggi disumbang oleh impor bahan baku dan penolong yang mencapai US$13,11 miliar atau naik 9,02% dari bulan sebelumnya. Sedangkan impor barang modal sebesar US$2,81 miliar atau naik 6,63% dari bulan sebelumnya.

Berdasarkan asal negara, impor tertinggi datang dari China mencapai US$18,36 miliar atau sekitar 27,87% dari total impor. Diikuti dari Jepang senilai US$7,59 miliar dan dari Thailand US$6,93 miliar. "Dari China, Indonesia banyak mengimpor laptop. Dari Singapura berupa emas dan dari Jepang berupa mobil Isuzu dan Innova," ujarnya.

Sementara nilai ekspor pada Mei kemarin meningkat 10,9% dari April 2018 sebesar US$14,54 miliar dan meningkat 12,47% dari Mei 2017. Kenaikan ekspor didorong oleh kenaikan harga komoditas dan volume ekspor beberapa komoditas.  "Misalnya, harga minyak mentah Indonesia naik di pasar dunia dari US$67,43 per barel di April 2018 menjadi rata-rata sebesar US$72,46 per barel pada Mei 2018," katanya.

Kenaikan ekspor juga didorong oleh komoditas batu bara, nikel, aluminium, dan coklat. Namun, ada beberapa komoditas yang menurun, misalnya kopra, minyak kernel, emas, timah, minyak sawit mentah (Crude Palm Oils/CPO), dan karet.

Secara sektoral, ekspor nonmigas menyumbang sekitar 90,25% dari total ekspor Mei 2018 dengan nilai tertinggi berasal dari industri pengolahan yang naik 9,9% menjadi US$11,74 miliar. Namum, pertumbuhan ekspor tertinggi datang dari industri migas naik 28,8% dari bulan sebelumnya menjadi US$1,57 miliar.

Khususnya untuk industri pengolahan, ada beberapa komoditas yang meningkat volume ekspornya, misalnya tembakau dan sarang burung walet. Namun, ada pula yang turun, seperti tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah. "Ada beberapa komoditas yang naik tinggi harganya, yaitu besi dan baja, timah, tekstil, dan bahan kimia organik," katanya. .

Lalu, industri pertanian US$310 juta atau naik 3,65% dari tahun lalu dan industri pertambangan naik 7,01% menjadi US$2,5 miliar. "Hal ini menandakan bahwa meski ada perang dagang antara AS-China, tapi kinerja perdagangan ekspor ke dua negara itu masih cukup bagus," ujarnya.

Pendatang Baru

Meski demikian, sejumlah pendatang baru kembali ke Jakarta usai Lebaran. Bahkan, jumlahnya terus meningkat tahun demi tahun. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprediksi 72.167 orang datang ke ibukota.

Data Dinas Dukcapil DKI Jakarta menyebut jumlah itu bertambah 2 ribu orang dibanding tahun sebelumnya. Hal itu sekaligus menandakan jumlah pendatang baru yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Upah tinggi disebut-sebut jadi magnet bagi pendatang baru ibu kota. Hiruk pikuk kota yang padat, serta krimininalitas yang tinggi bahkan tak menciutkan nyali mereka untuk menjajal manisnya pendapatan dari memeras keringat di ibu kota.

Lihatlah, data Kementerian Ketenagakerjaan mengungkap Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta sebesar Rp3,64 juta per bulan pada tahun ini atau naik 8 persen dibanding tahun sebelumnya, yaitu Rp3,35 juta.

Taruh kata, sekalipun mereka yang datang tak pernah mengenyam pendidikan tinggi atau tak memiliki keterampilan khusus, banyak tawaran bekerja sebagai buruh pabrik, pelayan toko, dan pekerjaan informal lainnya.

"Bisa dilihat dari UMP (DKI Jakarta) yang lebih tinggi. Juga, banyak yang informal. Misal, pedagang kaki lima, tetapi penghasilannya tetap bisa lebih besar dari yang di daerah," ujar Ekonom CORE Akhmad Akbar Susanto seperti dikutip CNNIndonesia.com, belum lama ini.  

Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengungkapkan faktor psikologis juga berperan dalam mengundang pendatang ke Jakarta. Yang paling sederhana, dia mencontohkan kisah sukses keluarga atau teman yang mengadu nasib di Jakarta. "Ketika melihat saudara, misalnya, dari Jakarta bisa bawa uang, elektronik, dan kendaraan bermotor, itu sangat menjanjikan bagi calon pendatang," ujarnya.  

Bengkaknya jumlah pendatang baru di Jakarta bukan tanpa masalah. Beberapa masalah yang kemudian muncul adalah jumlah lapangan kerja tak mencukupi. Ujung-ujungnya memperdalam jurang masalah sosial, seperti kemiskinan.

Data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebut angka kemiskinan di Jakarta meningkat dari 3,77% atau 389 ribu orang per Maret 2017 menjadi 3,78% atau sebanyak 393 ribu orang.

Namun, menurut Sarman lapangan pekerjaan yang disiapkan bukan lah pekerjaan formal. Maklum, lagi-lagi terbentur tingkat pendidikan dan keterampilan. "Akhirnya, kalau pun pekerjaan formal, ditempatkan di pekerjaan jasa, seperti petugas keamanan dan kebersihan," ujarnya.  bari/mohar/fba


 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…