Kekayaan Pribadi Warga Negara

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Masalah Ekonomi dan Industri

 

Bangsa ini terus bergelut dengan berbagai upaya agar mampu berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Nalar ini benar, dilihat dari sudut pandang apapun,baik politik, ekonomi maupun budaya. Tiga isu ini yang selalu muncul sebagai wahana untuk mengantarkan sebuah bangsa membangun kekayaannya atau kemakmuran warganya.

Rezim politik, rezim ekonomi, dan rezim budaya adalah mesin penggerak perubahan yang paling penting, dan ketiganya dapat dipandang sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam menjalankan misi membangun kekayaan bangsa. Target besarnya jelas bagi kita bangsa Indonesia, yakni mampu berdiri sejajar dengan bangsa lain di dunia. Target ini bersifat jangka panjang, dan bisa dikatakan "never ending".

Sebab itu, pilar politik, pilar ekonomi, dan pilar budayanya harus kuat dan saling mendukung secara konsisten. Membangun posisi tawar menjadi penting agar tidak mudah di dikte oleh bangsa lain karena politiknya, ekonomi, dan budayanya lemah.

Stimulus ekonomi adalah kebijakan ekonomi untuk memompa tumbuhnya perekonomian nasional yang pada dasarnya adalah memompa kekuatan sumber daya nasional yang bersandar pada budaya bangsa. Berarti bahwa stimulus ekonomi tidak serta merta memberi kebebasan asing mengelola sumber daya ekonomi nasional.

Tugas dan tanggung jawab utama pemerintah adalah mengembangkan kewirausahaan yang mendorong perubahan ekonomi Indonesia. Perubahan-perubahan yang digerakkan oleh pengusaha-pengusaha nasional berskala kecil, menengah, dan besar untuk melakukan inovasi ekonomi. Membangun kewirausahaan hakikatnya melekat pada setiap individu sesuai bakat dan minatnya sendiri.

Kewirausahaan bukan sekedar soal bagaimana berbisnis dan bagaimana mencetak laba. Kewirausahaan pada dasarnya adalah soal membangun kekayaan sesuai bakat dan minatnya yang digerakkan oleh nalar, kreativitas dan inovasinya. Hakikatnya yang lain adalah membangun kekayaan pribadi, baik kekayaan spiritual, maupun kekayaan intelektual, dan material. Tiga unsur kekayaan tersebut adalah merupakan kekayaan pribadi (penulis menyebutnya sebagai property right) setiap warga, dan sepanjang diperoleh secara legal dan halal tidak boleh diganggu gugat atas nama apapun.

Itulah sejatinya demokrasi ekonomi yang memang harus ditumbuhkan melalui ekosistem, dimana pemerintah yang diberi mandat oleh warganya wajib mengurus dan melayani kebutuhan setiap bakat dan minat yang dimiliki warganya di bidang apa saja, sehingga setiap pribadi yang kreatif dan inovatif dapat menegakkan pilar ekonomi rumah tangganya sesuai bakat dan minatnya.

Pemerintah menyediakan seperangkat institusi pasar yang memungkinkan mereka dapat tumbuh dan berkembang. Seperti halnya yang sudah kita ketahui, pemerintah juga melalui belanja dan pembiayaan negara membangun infrastruktur sosial, ekonomi, infrastruktur pendidikan dan pelatihan, serta infrastruktur teknologi untuk memfasilitasi kerja para warganya.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…