Ternyata, LCGC Tidak Cocok Memakai BBM Jenis Ini

Ternyata, LCGC Tidak Cocok Memakai BBM Jenis Ini

NERACA

Jakarta - Sejak beberapa tahun terakhir, masyarakat kelas menengah dimanjakan kehadiran mobil jenis low cost green car (LCGC). Dengan harga relatif terjangkau, yakni seratus jutaan, keberadaan kendaraan tersebut menjadikan keinginan masyarakat untuk memiliki mobil tidak lagi sekadar mimpi.

Salah satu komunitas LCGC di Tanah Air, yaitu Club Alya Indonesia (CAI) mengingatkan, agar pemilik kendaraan LCGC terutama Alya tidak gegabah mengisi bahan bakar minyak (BBM). Karena jika tidak, bukan hanya membuat performa kendaraan menjadi rendah namun juga berpotensi mengganggu mesin, seperti munculnya jelaga arang pada ruang bakar.“Premium tidak disarankan. Karena yang direkomendasikan pabrikan adalah BBM dengan oktan minimal 92. Itu sudah tertulis di buku panduan dan juga tutup kunci ruang pengisian BBM,” jelas Adjie di Jakarta, Kamis (21/6).

Jika pengguna tetap memakai Premium yang notabene tidak sesuai spesifikasi mesin Alya, menurut Adjie memang bisa berdampak jelek pada performa kendaraannya. Antara lain, tarikan mobil menjadi berat serta akselerasi yang tidak lancar. Selain itu, bahwa kendaraan tersebut akan terasa berat jika berada pada medan menanjak.

“Pertama kali, saya juga sempat pakai Premium. Tetapi setelah saya rasakan, ternyata ada perbedaan kinerjanya, menjadi tidak bagus. Akhirnya, saya beralih ke Pertamax sampai sekarang,” lanjut dia. 

Menurut Adjie, sebagian besar anggota CAI juga memakai BBM beroktan tinggi. Memang, lanjut dia, masih ada yang memakai Premium. Tetapi, imbuh Adjie, jumlahnya sangat kecil. Tidak sampai 10 persen dari total anggota CAI yang mencapai 1.000 orang plus 4.000 calon member.

Mengenai pengaruh BBM terhadap kinerja mesin Alya, menurut Adjie memang kerap muncul pada berbagai diskusi yang dilakukan dengan anggota. Termasuk di antaranya, ketika mereka mengadakan pertemuan atau kopi darat (kopdar). Dari saling tukar pengalaman tersebut, tidak sedikit anggota CAI pengguna Premium yang mengeluhkan performa mesin yang tidak optimal. Kalau sudah demikian, ujar Adjie, pihaknya akan mengarahkan penggunaan BBM dengan oktan yang lebih tinggi.

“Setelah itu, anggota tersebut merasakan perbedaan dibandingkan ketika memakai Premium. Karena sudah tahu manfaatnya, biasanya mereka tidak akan kembali lagi ke Premium,” lanjutnya.

Mengenai kekhawatiran bahwa penggunaan BBM beroktan tinggi akan menguras isi kantong, Adjie dengan tegas menepis. Menurutnya, meski dibandrol dengan harga relatif lebih tinggi, namun BBM dengan oktan minimal 92, justru lebih ekonomis. 

Salah satu bukti, ketika Adjie melakukan perjalan balik seusai mudik. Dari Madiun menuju Jakarta, Adjie sempat singgah di Kendal dan Km86 tol Cipali. Ketika itulah Adjie bisa melihat, bahwa konsumsi BBM rata-rata kendaraannya, ternyata jauh lebih irit. Padahal, itu dilalui dalam kondisi sebagai umumnya arus balik, yang memiliki beberapa ttitik padat.“Saya cek, ternyata AVG-nya 1:13,7. Itu termasuk irit, meski transmisi kendaraan saya otomatis. Untuk transmisi manual, tentu konsumsi BBM jauh lebih irit lagi,” pungkasnya. Mohar

 

 

 

BERITA TERKAIT

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…