Wirausaha Baru - Kemenperin Dorong Pembentukan Koperasi di Pondok Pesantren

Jakarta – Kementerian Perindustrian semakin aktif melaksanakan berbagai program dalam upaya menumbuhkan wirausaha industri baru. Salah satu langkah strategisnya adalah mendorong pembentukan koperasi di lingkungan pondok pesantren.

“Kami terus mendukung peran koperasi menjadi kekuatan baru yang bisa mengakselerasi peningkatan daya saing industri dalam negeri terutama sektor industri kecil dan menengah (IKM),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Sabtu (9/6).

Hal tersebut juga sempat disampaikan Menperin ketika berkunjung di kediaman KH Maimoen Zubair, di Pondok Pesantren Al-Anwar, Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Senin (4/6). Kesempatan ini dalam rangkaian agenda kunjungan kerjanya di Jawa Tengah, yang sebelumnya bersama rombongan mengunjungi pabrik elektronik PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) di Kudus.

Menurut Airlangga, koperasi dinilai mampu menghimpun dan melibatkan banyak masyarakat dalam menumbuhkan aktivitas wirausaha sehingga dapat mendorong pemerataan ekonomi di Indonesia. “Apalagi, kita punya potensi dari jumlah pondok pesantren yang sangat banyak dan tersebar di seluruh daerah,” tuturnya.

Airlangga menyebutkan, program koperasi di pondok pesantren sejatinya telah digalakkan sejak lama. Bahkan telah populer ketika di era ayahnya, Ir. Hartarto Sastrosoenarto yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada tahun 1983-1993 silam atau zaman orde baru.

“Namun program tersebut sempat vakum hingga kini. Almarhum ayah saya, dahulu telah mendorong koperasi di pesantren. Saat ini, mari kita hidupkan kembali, sehingga para santri bisa mulia bekerja sendiri dan dapat mempekerjakan masyarakat sekitar," jelasnya.

Menperin meyakini, pelaksanaan program koperasi di setiap pondok pesantren, mampu menciptakan ekosistem perekonomian di Tanah Air. Selain itu, para santri bisa mencukupi kebutuhannya dengan penghasilan tambahan dari usaha di pondok pesantren.

“Pemerintah sangat mendukung kegiatan wirausaha di pondok pesantren. Bahkan, Bapak Presiden Joko Widodo juga mendorong segala kegiatan positif yang dilakukan di pondok pesantren, harus dibantu oleh Pemerintah,” paparnya.

Dalam hal ini, Kemenperin telah menginisasi program yang dinamakan Santripreneur. “Kami punya dua model, yakni Santri Berindustri dan Santri Berkreasi,” ungkap Airlangga. Santri Berindustri merupakan upaya pengembangan unit industri yang telah dimiliki oleh pondok pesantren maupun penumbuhan unit industri baru yang potensial.

Sedangkan, model Santri Berkreasi merupakan program kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni yang terpilih dari beberapa pondok peantren untuk menjadi seorang profesional di bidang seni visual, animasi dan multimedia sesuai standar industri saat ini.

“Kami juga memberikan bantuan peralatan dan mesin sesuai kebutuhan pondok pesantren, seperti untuk membuat roti, air minum dalam kemasan, dan pengolahan sampah," sebutnya. Menperin berharap, program tersebut dapat terlaksana secara luas di seluruh Indonesia, terlebih di wilayah Jawa Tengah yang memiliki jumlah pondok pesantren yang cukup banyak.

Mbah Moen, sapaan KH Maimoen Zubair, mengaku amat senang dengan kunjungan Menperin Airlangga dan rombongan ke pondok pesantrennya. “Saya sangat bergembira atas kunjungannya ke pondok ini. Pondok ini selalu memadukan unsur agama dan kebangsaan. Kami berharap, dari kunjungan ini, para santri saya bisa menjadi penerus negeri ini di masa mendatang,” ujarnya.

Menurut Mbah Moen, Pondok Pesantren Al-Anwar berdiri sejak tahun 1969 dan hingga saat ini jumlah santrinya lebih dari 9.000 orang. “Kami tidak hanya punya pondok salafiyah, tetapi juga ada perguruan tinggi yang terletak di Al-Anwar 3 dan berencana untuk mendirikan Al-Anwar 4,” ungkapnya.

Kementerian Perindustrian mencatat, total investasi industri manufaktur (PMA dan PMDN) pada kuartal I/2018 mencapai Rp62,7 triliun. Sektor pengolahan ini mampu memberikan kontribusi yang besar bagi seluruh nilai investasi di Indonesia. “Rata-rata kontribusi investasi di sektor industri selama periode tahun 2011-2017 mencapai 45,8 persen,” ungkap Airlangga.

Sementara itu, pada kuartal I/2018, industri manufaktur mencatatkan nilai ekspor sebesar USD32 miliar atau naik 4,5 persen dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu di angka USD30,6 miliar.

Bahkan, industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan pajak berdasarkan sektor usaha utama pada periode Januari-April 2018. Sumbangan sektor manufaktur ini mencapai Rp103,07 triliun dengan mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 11,3 persen.

BERITA TERKAIT

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…