Bangunan Kawasan di Subang - Surya Semesta Raih Pinjaman Rp 1,38 Triliun

NERACA

Jakarta – Danai pembangunan tahap satu proyek industri dengan total luas 2000 hektar di Subang, Jawa Barat, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) memperoleh pinjaman dari International Finance Corporation (IFC) senilai US$ 100 juta atau Rp 1,38 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, pinjaman tersebut telah disahkan melalui penandatanganan perjanjian pinjaman antara kedua belah pihak pada 31 Mei 2018. Pinjaman yang diperoleh perseroan dari IFC akan diberikan kepada PT Suryacipta Swadaya (SCS) yang merupakan entitas anak uang dimiliki sepenuhnya oleh SSIA sebagai pinjaman pemegang saham. Selain untuk pembangunan proyek industri baru, dana pinjaman akan digunakan SCS untuk melunasi utang pada lembaga keuangan pihak ketiga.

Pinjaman yang diperoleh perseroan dari IFC akan dijamin dengan jaminan perusahaan dari entitas anak perseroan, hak tanggungan atas tanah dan bangunan Banyan Tree Villas Bali atas nama PT Sitiagung Makmur hingga fidusia atas benda bergeraknya. Selain itu, jaminan atas pinjaman tersebut berupa hak tanggungan atas tanah dan bangunan di Karawang, hingga fidusia atas benda bergerak pada kantor dan bangunan di Subang Industrial Estate.

Sebelumnya, SSIA membukukan kenaikan signifikan laba bersih pada 2017 sebesar Rp1,18 triliun, atau naik 1.800% dibandingkan dengan laba bersih pada 2016 sebesar Rp 62 miliar. Namun, pendapatan perseroan pada 2017 lebih rendah dibandingkan 2016 yaitu menjadi Rp3,27 triliun, atau turun 14% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3,8 triliun.

Kinerja SSIA pada tahun lalu banyak tertolong oleh penjualan sahamnya di Tol Cikopo Palimanan. Perseroan menjual 20,5% kepemilikannya di ruas tol tersebut senilai Rp1,64 triliun. Atas hal itu, margin laba perusahaan langsung menggembung ke angka 36% dari sebelumnya 1,6%. Susutnya pendapatan perusahaan juga akhirnya tidak berpengaruh terhadap raihan labanya.

Sementara turunnya pendapatan perusahaan dipicu oleh susutnya segmen konstruksi dan properti perusahaan. Tercatat kedua segmen tersebut masing-masing turun ke angka Rp2,16 triliun dan Rp412,5 miliar dari posisi sebelumnya Rp2,45 triliun dan Rp659,1 miliar. Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 800 miliar di 2018 untuk melanjutkan ekspansinya. Sumber belanja modal masih mengandalkan kas internal. Maklum, perusahaan ini masih memiliki kondisi keuangan yang cukup bagus setelah memperoleh seluruh pembayaran dari penjualan saham di tol Cikopo-Palimanan kepada Astra Infra sebesar Rp 2,56 triliun.

Sebagian besar dari belanja modal tersebut atau sekitar Rp 600 miliar akan dipakai untuk pengembangan di sektor industrial. Dimana dana itu akan digunakan untuk pembebasan lahan di Subang serta untuk pengembangan infrastruktur dan properti pendukung untuk kawasan industri Karawang.

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…