Rilis Layanan PayOR - PayTren AM Bidik Dana Kelolaan Rp 500 Miliar

NERACA

Jakarta – Kantungi izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT PayTren Aset Manajemen (PAM) merilis layanan PayOR (PayTren Online Reksadana), yaitu sistem untuk melaksanakan transaksi reksadana syariah PAM. Melalui sistem online tersebut, investor dapat membeli reksadana racikan PAM melalui website.

Direktur Utama dan CEO PT PayTren Asset Manajemen, Ayu Widuri mengatakan, fitur online diluncurkan untuk memudahkan investor ritel ketika membeli reksadana syariah PAM. “Melalui PayOR investor jadi lebih cepat mendapatkan akses reksadana karena sistem online tersebut dilengkapi dengan akses langsung ke Kementerian Dalam Negeri Direktorat Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) untuk proses verifikasi data calon investor,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, PayOR dapat memproses data investor agar lebih cepat mendapatkan single investor identification (SID) di KSEI. Hingga saat ini, jumlah dana kelolaan PAM masih sekitar Rp 50 miliar. Setelah PayOR beroperasi, Ayu membidik dana kelolaan dalam jangka pendek atau hingga akhir tahun sebesar Rp 500 miliar.

Sementara pendiri sekaligus Komisaris PayTren, Ustaz Yusuf Mansur menargetkan hingga akhir tahun pengguna uang elektronik PayTren bisa mencapai 10 juta pengguna dengan pertumbuhan dana yang berputar di kisaran Rp 20 triliun hingga Rp 30 triliun.”Kami menargetkan di PayTren Payment Gateway, Insha Allah pertumbuhan dana yang berputar sekitar Rp 20 triliun-Rp30 triliun, pertumbuhannya mencapai 10 juta pengguna," kata Yusuf.

Seperti diketahui, belum lama ini, penerbit uang elektronik PayTren, PT Veritra Sentosa Internasional sudah mengantongi izin Bank Indonesia sebagai penyalur uang elektronik baru. Terkait layanan Pay Tren Online Reksadana, Yusuf menegaskan, layanan ini dimaskudkan untuk memudahkan investor karena pembeli produk reksandana ini tidak dari kalangan investor besar melainkan juga bisa dibeli masyarakat umum.

Dirinya pun akan merangkul orgnaisasi dan masyarakat muslim di Indonesia, Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah,”Kalau kita bisa dapet 10 persen saja berarti udah ada 3 triliun yang bukan datang dari pendana besar melainkan dari masyarakat kecil yang Rp 100 ribu-an, Rp 500 ribu-an, Rp1 juta,” katanya.

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…