Kalbe Farma Bagikan Dividen Rp 1,17 Triliun

NERACA

Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 1,17 triliun atau setara Rp 25 per saham. Angka ini setara dengan 49% dari laba bersih tahun 2017. Nilai dividen ini naik 13,6% dibandingkan dividen tahun lalu sebesar Rp 1,03 triliun.

Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma, Bernadus Karmin Winata mengatakan, perseroan akan mempertahankan kebijakan untuk membagikan dividen sekitar 45% hingga 55% dari laba bersih.”Perseroan tetap optimistis akan potensi pertumbuhan di masa mendatang dan tetap menganggarkan belanja modal untuk meningkatkan kapasitas," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Tahun lalu, penjualan Kalbe Farma tumbuh 4,3% menjadi Rp 20,18 triliun. Laba bersih mencapai Rp 2,4 triliun, naik 4,5% dari tahun 2016. Di kuartal pertama 2018, perseroan membukukan membukukan pendapatan Rp5,01 triliun. Pencapaian tersebut hanya tumbuh 2,38% secara tahunan Rp4,89 triliun. Kendati demikian, beban pokok penjualan perseroan naik lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan.

Tercatat, beban pokok penjualan naik 3,98% secara tahunan menjadi Rp2,58 triliun miliar pada kuartal I/2018. Sementara laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp589,43 miliar. Jumlah itu hanya naik 0,20% dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp588,25 miliar. Di sisi lain, perseroan tercatat memiliki ekuitas Rp14,50 triliun per kuartal I/2018. Sementara itu, posisi liabilitas berada di level Rp2,79 triliun pada periode tersebut.

Selanjutnya, total aset KLBF tumbuh 4,16% secara tahunan dari 16,61 triliun pada kuartal I/2017 menjadi Rp17,30 triliun pada kuartal I/2018. Kata Bernardus, pertumbuhan penjualan terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan volume penjualan pada sebagian divisi usaha, kecuali pada segmen produk kesehatan yang masih relatif stagnan.”Berbagai strategi jangka panjang seperti pengembangan kapasitas dan peluncuran produk akan tetap dijalankan,” ujarnya

Sementara Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius pernah bilang, kinerja penjualan perseroan masih di bawah target pada kuartal I/2018 diakibatkan kondisi konsumsi pasar yang belum pulih ditambah dengan pelemahan rupiah beberapa waktu terakhir. Menurutnya, pelemahan rupiah mengakibatkan biaya produksi perseroan naik. Pasalnya, perseroan masih mengandalkan bahan baku dari impor. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…