Jaga Pertumbuhan Margin - Indocement Naikkan Harga Jual Hingga 3%

NERACA

Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menaikkan harga jual sekitar 1-3% atau ssekitar Rp 500 - Rp 1.000 per sak menyusul meningkatnya biaya produksi sebesar 11% di kuartal pertama tahun ini dibandingkan priode yang sama tahun lalu,”Kita sudah naikkan harga di beberapa tempat, dan setelah Lebaran kemungkinan kita akan naikkan harga kembali," kata Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, kenaikan harga hanya di beberapa kota Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara untuk Jawa Barat dan DKI Jakarta tidak terjadi kenaikan karena ketatnya persaingan. Disampaikannya, jika pasar masih menyerap kenaikan harga tersebut, maka akan dilanjutkan. Namun jika tidak, perseroan akan bertahan di harga sekarang. Dampaknya, perseoran akan memperkuat penjualan di sekitar pabrik perseroan yakni di Jabodetabek, Cirebon dan Kota Baru (Kalsel). "Jika tidak, kita akan tertekan beban biaya transportasi dan logistik,”ujar Christian.

Menurut Christian, kenaikan harga terpaksa dilakukan menyusul meningkatnya harga batu bara dan menguatnya dolar Amerika Serikat (AS). Sebagai gambaran, harga bahan bakar mencakup sekitar 40 persen dari biaya produksi. Selain itu, hampir separuh biaya produksi Indocement menggunakan dolar AS karena sebagian besar bahan baku masih diimpor seperti gipsum dan bahan lainnya. "Kenapa harga jual naik? karena margin kita makin tergerus," kata dia.

Pada tahun ini, Indocement menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,4 triliun. Dananya sebagian besar untuk terminal semen di Palembang dan Lampung. Pada Maret 2018, Indocement sudah mengoperasikan terminal semen di Palembang. Terminal ini memiliki dua semen silo terpasang dan pabrik pengantongan semen. Dengan fasilitas tersebut, INTP dapat melayani pasar hingga 500.000 ton semen per tahun. Adapun di kuartal III-2018, Indocement diharapkan akan mengoperasikan terminal semen di Lampung. Ada tiga semen silo baja dengan total kapasitas 12.000 ton. "Sumber belanja modal dari kas internal," kata Christian.

Saat ini kapasitas produksi Indocement sebesar 24,5 juta ton. Perinciannya, sebesar 2,4 juta ton di pabrik Tarjun, Kota Baru, sebesar 4,2 juta ton di pabrik Palimanan, Cirebon dan sisanya di parik Citeureup, Bogor. "Market share kita stabil 26 persen stabil, itu cukup baik," kata dia.

Sementara hingga kuartal I-2018, total konsumsi semen domestik lndonesia naik 6,6% dibandingkan tahun lalu. Adapun volume penjualan semen domestik Indocement tumbuh sebesar 9,63% dan pangsa pasar perseroan tumbuh menjadi 26,45 di kuartal pertama 2018 dibandingkan kuartal pertama 2017 yaitu 25,6%. Christian Kartawijaya optimistis, produksi dan penjualan semen perseroan bisa tumbuh 6% di tahun 2018. Sebagai catatan, tahun 2017 lalu Indocement mencatat pendapatan Rp 14,43 triliun dengan volume penjualan semen sebanyak 17,90 juta ton.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…