Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengkaji penerbitan surat utang jangka menengah (medium-term note/MTN) melalui bursa atau pasar modal,”Bisa saja nanti kami pikirkan, apakah memang harus semua MTN dikeluarkan melalui bursa. Biar kalau melalui bursa, otomatis lebih transparan," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso di Jakarta,  kemarin.

Pernyataan Wimboh tersebut menanggapi kasus yang dialami perusahaan pembiayaan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP), yang kegiatan usahanya dibekukan melalui Surat Deputi Komisioner Pengawas IKNB II Nomor S-247/NB.2/2018 tanggal 14 Mei 2018. Sanksi pembekuan kegiatan usaha kepada PT SNP dikeluarkan karena perusahaan tersebut belum menyampaikan keterbukaan informasi kepada seluruh kreditur dan pemegang MTN sampai dengan berakhirnya batas waktu sanksi peringatan ketiga.

Dengan dibekukannya kegiatan usaha PT SNP, maka perusahaan tersebut dilarang melakukan kegiatan usaha pembiayaan,”MTN ini adalah transaksi yang tidak melalui izin OJK. Jadi ini transaksi privat yang seharusnya bisnisnya sudah diverifikasi oleh rating agency yang dasarnya adalah laporan akuntan publik. Ini sebenarnya kredibilitas dari para pihak, sehingga kenapa tidak bisa mendeteksi sehingga MTN ini menjadi default," ucap Wimboh.

Sumber pendanaan dari perusahaan pembiayaan seperti PT SNP mayoritas berasal dari pinjaman, baik dari luar negeri, dalam negeri, maupun penerbitan surat berharga obligasi dan surat utang jangka menengah (medium-term note/MTN).