Arah dan Kebijakan Memasifkan Pendidikan Pancasila

 

Oleh : Torkis T Lubis, Alumnus Lemhanas KRA 56

           Pendidikan Pancasila adalah salah satu upaya penting untuk mempertahankan falsafah sekaligus dasar negara kita Pancasila, dalam rangka tetap menjaga eksistensi NKRI. Apalagi saat ini banyak tantangan yang dapat mengancam eksistensi Pancasila itu sendiri. Jika Pancasila terkoyak atau tergantikan, maka tidak ada cerita lain bagi Indonesia kecuali harus mengalami pil pahit yaitu perpecahan bangsa, seperti yang dialami Uni Soviet dan beberapa negara di Balkan.

          Untuk memasifkan pendidikan Pancasila, maka diperlukan arah dan kebijakan agar penerapan semangat Pancasila dapat terealisir ditengah kehidupan berbangsa dan bernegara, dan termanifestasikan dalam berbagai kebijakan pemerintah yang tidak bertentangan dengan Pancasila.

          Sebelum menentukan arah dan kebijakan pendidikan Pancasila, maka terlebih dahulu perlu menyusun risk analysist berdasarkan kajian Strenght, Weaknesess, Opportunities and Threats yang dikenal dengan SWOT.

          Adapun strength atau kekuatan yang dimiliki Pancasila yaitu dibentuknya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 28 Februari 2018; Tap MPR RI Nomor II/MPR/1978 tentang Eka Prasetia Pancakarsa belum pernah dicabut; Peringatan hari lahir Pancasila pada 1 Juni tetap berjalan; Pancasila menjadi asas semua organisasi di Indonesia; Adanya pengakuan dari tokoh-tokoh besar dunia seperti Mahathir Mohammad, Barrack Obama, almarhum Yasser Arafat, Hillary Clinton, Imam Besar Masjid Al Azhar, Cairo Mesir dan lain-lain terhadap Pancasila; Banyaknya kajian dan buku terkait Pancasila yang memudahkan generasi muda untuk terus mengerti falsafah dan ideology negaranya; Pancasila masih dicintai mayoritas rakyat Indonesia; Mampu mempersatukan bangsa yang plural; Tap MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 terkait pelarangan Marxisme, Leninisme dan Komunisme di Indonesia tidak akan pernah dicabut dan lain-lain.

          Namun, kelemahan dalam implementasi Pancasila antara lain nilai-nilai Pancasila belum mewarnai kebijakan Ipoleksosbud di Indonesia; Belum terpadunya “das sein” dan “das sollen” terkait nilai-nilai Pancasila; Adanya kelompok kepentingan dan kelompok radikal yang mengampanyekan ide lain untuk menggantikan Pancasila; Adanya perubahan gaya hidup baru di era milenials yang menghasilkan pola hidup anti sosial (vandalisme, kekerasan dll) yang bertolak belakang dengan Pancasila; Kurangnya sosialisasi dan literasi terkait Pancasila baik melalui jalur komunikasi massa dan komunikasi sosial; Berkembangnya politik identitas; Pro dan kontra terkait hari lahir Pancasila pada 1 Juni 1945 dan lain-lain.

          Sedangkan, kesempatan atau opportunities untuk menerapkan kebijakan memasifkan pendidikan Pancasila antara lain : adanya goodwill dan political will dari Presiden Joko Widodo agar Pancasila tetap eksis; Komitmen kuat eksekutif, legislative dan yudikatif di Indonesia dalam melaksanakan Pancasila; Arah dan kebijakan BPIP yang tertuang dalam visi dan misi organisasi ini untuk menyosialisasikan, penanaman dan penguatan Pancasila; Banyak lembaga negara atau Ormas yang mau bekerjasama menyosialisasikan Pancasila.

          Sementara, ancaman yang akan menimpa Indonesia jika gagal melakukan pendidikan dan penguatan Pancasila yaitu tergantikannya Pancasila dengan ideologi lainnya jika penanaman kembali Pancasila; Kemungkinan terjadinya segregrasi sosial, konflik SARA bahkan “Balkanisasi” terhadap NKRI.

          Berdasarkan analisis SWOT, akan dapat diketahui posisi Pancasila saat ini akan berada di kwadran I, II, III ataukah IV. Jika Pancasila berada di kwadran I yang merupakan posisi paling bagus, maka strategi yang digunakan dapat diwujudkan melalui langkah-langkah yang agresif. Jika berada di kwadran ketiga yang merupakan tahap “transisi”, maka strategi yang digunakan yaitu “turn-around” dan apabila Pancasila berada dalam kwadran keempat atau posisi terburuk, maka strategi yang digunakan bersifat defensif. Melihat beberapa indikasi yang terurai dalam SWOT diatas, tampaknya Pancasila berada di kwadran II, sehingga kebijakan dan strategi yang perlu diterapkan yaitu kebijakan dan strategi yang bersifat diversifikasi atau dalam perencanaan strategis dinamakan dengan strategi mengelola perubahan (change management strategy).

          Strategi diversifikasi dalam rumusan risk analysist berdasarkan SWOT, berarti pemerintah akan memanfaatkan keunggulan atau kekuatan Pancasila dengan memaksimalkan berbagai peluang yang ada. Oleh karena itu, kebijakan yang akan dilaksanakan dinamakan dengan “Memasifkan Pendidikan Pancasila dengan mengoptimalkan seluruh komponen bangsa melalui hubungan antar lembaga yang konstruktif, sosialisasi yang menyeluruh dan pembentukan jaringan kader-kader Pancasila di berbagai level masyarakat”

 

BERITA TERKAIT

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…