Sudah bukan rahasia lagi, jika usaha kuliner olahan daging ayam menjadi salah satu usaha favorit pemilik modal. Maklum, menu ayam sudah familiar, plus harganya terjangkau. 

Yanuar Anaba pun ingin mencicip gurihnya bisnis ayam krispi dengan membuka Mbokjeh di Yogyakarta. Juni 2016 lalu. Lantas, hanya berselang bulan, dia menawarkan kemitraan. Kini, ada dua mitranya, di Cilacap dan Klaten, Jawa Tengah.

Ada 15 menu yang disediakan Mbokjeh. Mulai ayam geprek, ayam crispy original, dan chicken wings. Sebagai pelengkap, tersedia enam pilihan saus, yakni  barbeque, spicy dan original. Harga seporsi menu Mbokjeh mulai Rp 7.000-Rp 30.000.

Yanuar mengklaim kelebihan produknya terdapat pada rasa saus yang khas dan pas berpadu dengan ayam krispi. Resepnya merupakan racikannya sendiri.

Ada empat paket kemitraan Mbokjeh. Pertama, MJ Ultimate senilai Rp 150 juta. Kedua, MJ Platinum senilai Rp 85 juta. Ketiga MJ Premium seharga Rp 30 juta. Dan, terakhir MJ Streetfood senilai Rp 16 juta.

Mitra MJ Ultimate akan mendapat merek, perlengkapan resto dan peralatan masak, bahan baku senilai Rp 20 juta, pelatihan dan branding. Mitra menyiapkan lokasi 28 m2 dan empat karyawan.

Sedangkan mitra MJ Platinum mendapatkan merek, pelatihan, sistem, sebagian peralatan dan konsep usaha. Begitu pula, mitra MJ Premium hanya mendapat merek, konsep bisnis dan sistem. Untuk mitra MJ Streetfood mendapat gerobak lengkap dengan peralatan masak, bahan baku awal, pelatihan dan merek.

Seluruh mitra wajib mengambil bahan baku utama dari pusat. Selain itu, Yanuar menerapkan dua sistem kemitraan. Yakni, full management dengan komposisi bagi hasil 60% manajemen 40% mitra, serta owner management dengan biaya royalti 10% dari omzet.

Berdasarkan perhitungan Yanuar, mitra bisa balik modal dalam setahun. Asal, tercapai omzet Rp 30 juta-Rp 50 juta per bulan.

Pemain lain yang sudah menikmati renahnya usaha ayam krispu adalah Erik Rio Hutagaol yang mengusung brand Willys Fried Chicken di Bandung. Berdiri Januari 2017, satu bulan kemudian Erik resmi menawarkan kemitraan. Kini sudah ada 10 mitra di Bandung, Tasikmalaya dan Bekasi yang bergabung. Sementara gerai pusat ada 12 di Bandung.

Willys Fried Chicken menawarkan paket investasi senilai Rp 13,5 juta. Mitra mendapat booth, bahan baku ayam 20 kilogram (kg), tepung 8 kg, kemasan 100 pieces, peralatan usaha, sertifikat keanggotaan mitra, seragam, marketing tools dan pelatihan karyawan.

Kerjasama kemitraan ini berlangsung dua tahun. Setelah itu mitra cukup membayar Rp 250.000 untuk perpanjang kemitraan. Pusat tidak mengutip biaya royalti, hanya mitra wajib memasok bahan baku tepung ke pusat.

Menurut Erik, kelebihan Willys terletak pada rasa ayam yang mampu bersaing dengan merek ayam goreng lainnya dengan harga jual terjangkau. "Di antara banyaknya usaha ayam, baru Willys yang menyajikan dengan saus keju," ucap Erik.

Ada berbagai menu yang dijual Willys Fried Chicken, seperti paha bawah, sayap, dada, paha atas dengan tambahan nasi dan saus keju. Harga yang dibanderol untuk paha bawah dan sayap Rp 7.000 per potong, sementara dada dan paha atas Rp 8.500 per potong. Sementara nasi putih dihargai Rp 4.000 dan saus keju Rp 2.000.

Mitra ditargetkan menjual 6 ekor ayam per hari. Dari situ bisa mengantongi omzet Rp 4 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, sewa tempat, gaji pegawai dan biaya operasional lainnya, mitra mendapat laba bersih 40% dari omzet per bulan. Mitra bisa balik modal sekitar delapan bulan.

Erik menyarankan mitra yang menjalankan usaha ini memilih lokasi di tempat strategis, seperti kampus, perumahan dan pusat keramaian. Luas tempat yang dibutuhkan cukup 2 meter x 2 meter dibantu oleh satu orang pegawai.