Debut Perdana di Pasar Modal - Saham Asuransi Tugu Pratama Turun 5,45%

NERACA

Jakarta – Resmi tercatat di pasar modal menjadi emiten ke-17, debut perdana PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) turun 5,45% menjadi Rp 3.640 dari harga perdana Rp 3.850 per saham. TUGU melepas 177,78 juta saham atau 10% dari modal ditempatkan atau disetor penuh. Harga IPO per saham sebesar Rp 3.850. TUGU meraup dana IPO sekitar Rp 684 miliar.

Presiden Asuransi Tugu Pratama, Indra Baruna mengatakan, perolehan IPO ini sudah mampu mendukung belanja modal dan pengembangan bisnis untuk jangka 3-5 tahun ke depan.  Diakuinya, kondisi pasar saham sedang kurang kondusif, namun potensi pasar yang sangat besar tetap akan menarik bagi investor. “Dari sisi top line kami tumbuh 7% dan bottom line 21%, setara dengan US$ 76 juta dan US$ 9 juta,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Hingga April 2018 kemarin, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar US$ 9,4 juta atau naik 21% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Perseroan menargetkan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan akan mencapai lebih dari 15%. "Peningkatan kinerja April 2018 didorong oleh kinerja induk perusahaan yang naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, baik dari kegiatan underwriting maupun kinerja investasi,”kata Direktur Keuangan & Jasa Korporat TUGU, Muhammad Syahid.

Dirinya menambahkan, pendapatan premi bruto selama empat bulan 2018 tercatat sebesar US$ 76,1 juta dan hasil underwriting sebesar US$ 14,8 juta. Adapun peningkatan premi didominasi lini asuransi properti dari sektor migas dan energi serta aviasi. "Tahun ini, kami tetap lebih memilih strategi untuk memperbaiki hasil underwriting,” kata dia.

Perseroan menjelaskan, penerapan strategi ini demi menjaga tingkat kehati-hatian dalam mengukur risiko. Oleh karena itu, beberapa bisnis yang sebelumnya ditangani oleh perseroan tidak diperpanjang lagi. Selain itu, keputusan ini didasari oleh adanya peningkatan risiko dan penundaan beberapa proyek perseroan.”Secara top line, strategi ini membuat pertumbuhan bisnis perseroan tidak terlalu besar. Sebaliknya, secara bottom line, bisnis perseroan meningkat signifikan karena tingkat risikonya lebih rendah,"jelasnya.

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk menjalankan kebijakan subsidi silang antara bisnis yang prospektif dan kurang prospektif. "Kami akan meningkatkan retensi atas bisnis yang prospektif. Sebaliknya, kami akan lebih berhati-hati menggarap bisnis yang kurang prospektif," ujar dia.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…