DOID Siapkan Capex Hingga US$ 225 Juta

NERACA

Jakarta – Tahun ini, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) menganggarkan belanja modal sebesar US$ 200 juta hingga US$ 225 juta. Jumlah itu naik dari realisasi tahun lalu sebesar US$186 juta. “Bujet 2018 belum mencakup proyek di Bayan, sehingga akan kami revisi. Target kontrak US$7 miliar pada 2018 juga sudah dicapai, nilai juga diperkirakan naik,”kata Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur, Eddy Porwanto di Jakarta, kemarin.

Pada Mei 2018, anak usaha DOID, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), menandatangani kontrak jasa pertambangan dengan PT Indonesia Pratama (IPR), anak perusahaan PT Bayan Resources Tbk. (BYAN). IPR memiliki cadangan batu bara yang tinggi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kontrak dengan IPR bernilai sekitar Rp14 triliun atau setara dengan US$1 miliar. Perkiraan pengerjaan ialah pengupasan lapisan penutup 287 juta bank cubic meter (bcm), 96 juta ton produksi batu bara, dan pengangkutan batu bara 95 juta ton.

Per Maret 2018, perusahaan merealisasikan belanja modal sejumlah US$73 juta. Mayoritas sumber pendanaan capex 2018 berasal dari kas internal, sedangkan pihak eksternal hanya sedikit. Sebagai informasi, tahun ini emiten kontraktor batu bara ini menargetkan pendapatan sebesar US$ 825 juta-US$ 875 juta. Disebutkan, target tersebut meningkat sekitar 14,3% dibandingkan realisasi pendapatan DOID pada tahun lalu yang mencapai sebesar US$ 764,61 juta.

Pendapatan DOID akan ditopang dari kontrak-kontrak jasa pertambangan baru ataupun kontrak perpanjangan. Namun Eddy mengungkapkan pada tahun ini perseroan tidak akan mengerek tarif jasa pertambangan di dalam kontrak baru atau kontrak perpanjangan. Perseroan justru yakin pendapatan bisa meningkat dari peningkatan volume overburden removal. “Tarif sejak 2017 sudah tarif yang terbaik. Sehingga 2018 pertumbuhannya diharapkan dari pertumbuhan volume bukan tarif,”jelasnya.

Eddy mengungkapkan, Delta Dunia Makmur pada tahun ini menargetkan bisa meningkatkan volume produksi overburden. Targetnya di akhir tahun 2018, volume produksi overburden DOID mencapai sekitar 40 juta bank cubic meter (bcm) per bulannya. Saat ini volume produksi overburden DOID mencapai ssekitar 33 juta bcm-35 juta bcm per bulan.”Desember kami harapkan bisa meningkat sampai 40 juta bcm per bulan,"kata Eddy.

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…