Perry Warjiyo Resmi Jabat Gubernur Bank Indonesia

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Perry Warjiyo secara resmi menjadi Gubernur Bank Indonesia periode 2018-2023 menggantikan mantan pemimpinnya, Agus Martowardojo, setelah mengucap sumpah jabatan di Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5). "Saya bersumpah bahwa saya untuk menjadi Gubernur Bank Indonesia, langsung atau tidak langsung dengan nama dan dalih apapun tidak memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada siapapun juga," ucap Perry membaca sumpah jabatan yang disaksikan Ketua MA Hatta Ali.

Pengangkatan Perry sebagai Gubernur BI tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 70/P/2018 tertanggal 16 April 2018. Turut hadir dalam pembacaan sumpah jabatan tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri BUMN Rini Soemarno, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan sejumlah pimpinan lembaga tinggi negara.

Perry alumnus Universitas Gadjah Mada merupakan Mantan Deputi Gubernur BI periode 2013-2018. Saat menjadi wakil Agus di Bank Sentral, Perry banyak membenahi aspek kebijakan moneter, ekonomi inetrnasional, dan ekonomi syariah. Tugas Perry cukup berat saat ini. Dia datang sebagai pucuk pimpinan tertinggi BI saat arus tekanan terhadap nilai tukar rupiah sedang kencang-kencangnya. Rupiah sudah melemah 4,53 persen hingga 21 Mei 2018 (year to date/ytd) dan kini berada di kisaran Rp14.100 per dolar AS, yang merupakan level terlemah rupiah sejak 2015.

Janji Perry saat uji kelayakan dan kepatutan di DPR adalah menerapakan kebijakan moneter yang pro-stabilitas dan pro-pertumbuhan. Janji dan konsistensi Perry akan diuji dengan tekanan terhadap rupiah yang semakin kencang, dan juga potensi volatilitas tinggi nilai tukar rupiah di sisa tahun yang masih akan membayangi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasuition yang ikut hadir menyaksikan pengambilan sumpah jabatan, menilai Gubernur BI yang baru Perry Warjiyo sebagai sosok monetaris yang juga peduli terhadap pengembangan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). “Dia kan sekolahnya, PhD-nya, moneter. Tapi selain itu, dia bukan sekedar monetaris, tapi ia juga punya perhatian sama UKM. Di internal BI dia juga perhatian sama pegawai, jadi menurut saya orangnya cukup komplit," ujar Darmin.

Darmin juga menuturkan, Gubernur BI kini akhirnya ada pejabat karir BI lagi setelah terakhir Syahril Sabirin menjadi Gubernur BI 1998-2003. "Sudah lama sebenarnya Gubernur BI itu orang luar. Sekarang ini menariknya gubernurnya pejabat karir, jadi uda ngelotok ilmunya," kata Darmin. Ia yang juga sempat menjabat sebagai Gubernur BI 2010-2013 itu mengharapkan dengan resminya Perry Warjiyo menjadi Gubernur BI, ke depan kerja sama dengan pemerintah akan semakin baik. "Saya melihat kerja sama pemerintah dan BI akan makin lancar dan makin kuat," ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menunggu gebrakan yang akan dilakukan Gubernur BI Perry Warjiyo, terutama dalam upaya stabilisasi ekonomi nasional. “Kita berharap gubernur yang baru bisa lebih memberikan kontribusi pada stabilitas ekonomi nasional dan sistem keuangan. Kita tunggu gebrakan yang akan dilakukan," ujar Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, saat ini memang perlu ada kebijakan moneter yang tepat untuk merespons gejolak nilai tukar rupiah yang terus mengalami pelemahan sehingga dapat memberikan sentimen positif. Perry diyakini mampu melakukan hal tersebut. “Tentunya ini dengan normalisasi kebijakan suku bunga di AS, ini yang harus kita minimalkan dampak negatifnya pada volatilitas di sektor keuangan dan ekonomi di Indonesia. Sistem keuangan harus terjaga. Kita harap gebrakannya berdampak positif," katanya.

Menurut Menkeu, Perry Warjiyo adalah sosok yang kredibel dan bisa memberikan kepemimpinan yang menenangkan pelaku pasar. Ia pun siap bekerja sama dengan Perry. “Saya siap bekerja sama secara penuh. BI dan pemerintah akan terus melakukan kebijakan merespons kondisi yang ada dan cepat termasuk melakukan tindakan penyesuaian," ujar Menkeu. 

Ia menambahkan saat ini pemerintah dan BI memang harus fokus pada stabilitas sehingga tidak menimbulkan situasi ekonomi yang dianggap tidak berkelanjutan (sustainable). “Jadi, fokus bersama pemerintah dengan BI yaitu menciptakan suatu stabilitas dalam me jaga keberlangsungan dari seluruh upaya-upaya pembangunan," kata Sri Mulyani.

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…