NERACA
Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 36,76% dari laba bersih tahun buku 2017. “Laba tahun berjalan pada 2017 adalah Rp 2,50 triliun," kata Presiden Direktur CPIN, Tjiu Thomas Effendy di Jakarta, kemarin.
Dengan demikian, total dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebesar Rp 918,28 miliar atau setara Rp 56 per saham. Sebagai informasi, per 31 Desember 2017, total aset CPIN mencapai Rp 24,5 triliun. Sedangkan, total penjualan tahun lalu sebesar Rp 46,4 triliun. Perseroan juga mengungkapkan, tahun ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 2,6 triliun.
Kata Tjiu, sekitar 40% capex dialokasikan ke segmen bisnis feedmill, 35% ke farming, 15% untuk lini bisnis food and beverage dan sisanya 10% untuk capex maintenance. Disebutkan, perseroan akan memakai Rp 1 triliun atau 40% belanja modal untuk bisnis pakan ternak. Dana itu untuk membangun dua pabrik baru di Jawa Tengah dan Sumatra. "Kami sedang menambah pabrik pakan ternak di Jawa Tengah. Kami juga akan ekspansi ke Sumatra, menambah satu pabrik," ujarnya.
Soal lokasi, pabrik di Sumatra diperkirakan di antara Medan dan Lampung. Selanjutnya, senilai Rp 910 miliar atau 35% capex akan digunakan untuk memperkuat bisnis peternakan. Namun hal ini akan disesuaikan dengan permintaan pasar. "Kami menambah kapasitas feed, maka harus tambah kapasitas farming," jelas Thomas.
Sedangkan di bisnis food and beverage, pada tahun ini CPIN akan menambah mesin pabrik. Strategi ini demi meningkatkan kapasitas produksi sekaligus varian produk. Sebagai informasi, tahun ini CPIN menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 12% year-on-year (yoy) menjadi Rp 55,29 triliun. Sedangkan laba bersih diprediksi meningkat 20% (yoy) menjadi Rp 3 triliun. Dengan asumsi target laba bersih 2018 senilai Rp 3 triliun, berarti CPIN berpotensi mengantongi EBITDA di atas Rp 4 triliun. "Semaksimal mungkin (pendanaan) dari internal, jadi kami mengharapkan cukup. Jika pun kurang, bisa ditambah loan," ungkap Thomas.
Tercatat di kuartal pertama tahun ini, CPIN mencatatkan pendapatan Rp 11,86 triliun, menurun tipis 1,25% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu. Adapun laba bersihnya meningkat 59% (yoy) menjadi sebesar Rp 995,79 miliar. Selama tiga bulan pertama tahun ini, Thomas mengakui peningkatan laba bersih CPIN ditopang oleh membaiknya harga jual unggas atau day old chick (DOC).
Penjualan DOC memang cenderung meningkat selama persiapan menjelang puasa, yakni sepanjang kuartal pertama dan awal kuartal kedua tahun ini. “Nanti di kuartal ketiga, tidak ada persiapan lagi, sehingga tentu harga ayam fluktuatif dan biayanya relatif sama," kata Tjiu Thomas.
Pada semester kedua nanti, perseroan mengharapkan penjualan bisa meningkat. Selain iklim bisnis, tantangan yang tak kalah hebat bagi CPIN adalah fluktuasi nilai tukar rupiah. Meski demikian, berkurangnya porsi impor bahan baku membuat kinerja CPIN relatif aman. Thomas mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah berdampak pada impor bahan baku dan beban utang dalam bentuk dollar AS. "Ada dua hal yang terpengaruh akibat pelemahan rupiah. Pertama, bahan baku impor, yang porsinya sekarang hanya 30%. Kedua, pinjaman," kata dia.
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…