Kalbe Farma Targetkan Laba Tumbuh 16% di 2012

Neraca

Jakarta – Mencatatkan pertumbuhan laba yang cukup agresif ditahun 2011, membuat optimisi bagi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) bila target laba ditahun 2012 akan tercapai. Asal tahu saja, produsen obat ini menargetkan tingkat margin laba usaha sekita 15%-16% dan pertumbuhan penjualan sebesar 15% -20%.

Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Vidjongtius mengatakan, laba bersih per saham diperkirakan sekitar Rp164-Rp172 dan ini mencerminkan pertumbuhan sekitar 5%-10% dibandingkan tahun 2011, “Efektifitas dan memperkuat portofolio bisnis mendorong pertumbuhan penjualan perseroan,”katanya dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (16/2).

Sebagaimana diketahui, perseroan memiliki beberapa hal untuk mendorong pertumbuhan penjualan ada 2012. Pertama, perseroan meningkatkan efektivitas pemasaran dan penjualan dengan branding management, dan program pemasaran serta penjualan dan distribusi yang terfokus dan terintegrasi. Kedua, memperkuat portofolio bisnis melalui inovasi dalam pengembangan produk baru, business model baru dan akuisisi.

Ketiga, perseroan memperluas dan memperdalam penetrasi pasar baik di Indonesia maupun di Asean. Keempat, perseroan memastikan pelaksanaan yang prima. Selain itu, perseroan akan memperkuat eksistensi pada segmen generik di divisi obat resep, “Perseroan bertujuan meningkatkan kemampuan produksi obat generik untuk mencapai skala ekonomi dan efisiensi yang tinggi," tutur Vidjongtius.

Sementara itu, perseroan melanjutkan strategi pengembangan produk baru yang menggunakan bahan alami dan herbal pada divisi produk kesehatan. Divisi produk nutrisi, perseroan akan melanjutkan strategi pengembangan produk baru yang sesuai dengan segmen tertentu mengandalkan sinergi dengan divisi obat resep. "Divisi obat resep, divisi distribusi dan logistik akan terus diperkuat di mana perseroan akan melanjutkan rencana ekspansi untuk memperluas jaringan dan memperdalam penetrasi pasar," tegasnya.

Catatkan Laba Rp 1,4 Triliun

Selain itu, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan kenaikan laba bersih unaudited dari Rp1,28 triliun pada 2010 menjadi Rp1,46 triliun pada 2011. Kenaikan laba bersih ini diikuti kenaikan penjualan menjadi Rp10,90 triliun pada 2011 dari periode sama sebelumnya Rp10,22 triliun.

Disamping itu, perseroan mencatatkan peningkatan marjin laba kotor menjadi 50,8% pada 2011 dari 50,5% pada 2010. Perseroan mengalami perubahan komposisi segmen usaha dengan meningkatnya kontribusi segmen distribusi dan logistik dengan margin laba kotor yang lebih rendah sejak triwulan keempat 2011.

Untuk mengendalikan kemungkinan dampak penurunan margin, perseroan tetap menerapkan pengendalian biaya produksi secara konsisten antara lain melalui lean manufacturing program dan perbaikan proses bisis yang berkelanjutan melalui program continuous improvement (conim) untuk mencapai efektifitas dan efisiensi yang lebih baik."Kontribusi distribusi dan logistik dengan adanya penambahan prinsipal pihak ketiga akan mengubah komposisi bisnis saat ini," kata Vidjongtius.

Lebih lanjut dia mengatakan, bisnis distribusi dan logistik memiliki tingkat margin yang lebih rendah. "Dalam waktu dekat kami memperkirakan akan terjadi sedikit penurunan margin sebagai dampak perubahan komposisi bisnis tersebut," tambah Vidjongtius.

Perseroan yakin strategi tersebut akan membawa hasil positif dalam jangka panjang. Dalam beberapa tahun mendatang perseroan memperkirakan divisi obat resep, produk kesehatan dan nutrisi akan tumbuh di atas pasar. "Kami akan mampu mengembalikan komposisi bisnis dan memperbaiki tingkat margin. Penambahan prinsipak pihak ketiga akan mendukung salah satu strategi utama kami untuk mencapai pertumbuhan penjualan yang agresif," tutur Vidjongtius.

Adapun rasio laba usaha terhadap penjualan bersih pada 2011 meningkat menjadi 17,9% dari 17,5% pada tahun sebelumnya terutama karena dampak peningkatan margin laba kotor. Beban usaha tercatat relatif stabil sekitar 33% terhadap penjualan bersih. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…