Alkindo Naratama Bagi Dividen Rp 880 Juta

NERACA

Bandung – Berdasarkan hasil keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO), memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 6,68% dari laba bersih 2017 atau sekitar Rp 880 juta kepada pemegang saham atas 550 juta saham atau masing-masing saham akan menerima Rp 1,6 persaham.  Sementara sisanya sebesar Rp 12,2 miliar yang merupakan 93,32% dari laba bersih 2017 akan dicatat sebagai laba ditahan. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya yang diterima Neraca, kemarin.

Emiten yang bergerak dalam bidang manufaktur konversi kertas ini memproyeksikan peningkatan penjualan tahun ini sebesar 12% menjadi Rp 794 miliar. Perseroan menyusun proyeksi dengan menggunakan data historis dan asumsi dan penelaahan tentang kondisi pasar pada saat ini sehingga proyeksi ini bisa menjadi acuan bagi dalam mencapai target perseroan.

Sebagai informasi, tahun 2017 menjadi tantangan terbeat bagi perseroan. Pasalnya, beberapa perubahan kebijakan ekonomi negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, berpengaruh besar terhadap harga komoditi kertas dunia. Sudah tentu hal ini juga berpengaruh bagi industri kertas di Indonesia khususnya ketersediaan bahan baku kertas untuk di daur ulang.

Di tahun 2017, perseroan berhasil membukukan penjualan meningkat 6% dari Rp 666,4 miliar di tahun 2016 menjadi Rp 708,7 miliar di tahun 2017. Nnamun laba bersih mengalami penurunan sebesar 8% dari Rp 14,2 miliar di tahun 2016 menjadi Rp 13,2 miliar di tahun 2017. Dijelaskan perseroan, kenaikan harga bahan baku yang signifikan memberikan konstribusi negatif terhadap kinerja laba bersih.

Sementara aset perseroan mengalami kenaikan terutama karena kenaikan piutang dagang, persediaan, dan aset tetap sementara liabilitas mengalami kenaikan terutama karena kenaikan utang dagang, utang bank baik untuk modal kerja maupun investasi. Tercatat aset lancar konsolidasi perseroan meningkat sebesar Rp 50,4 miliar dari tahun 2016 sebesar Rp 298,3 miliar menjadi Rp 348,7 miliar di tahun 2017 atau bertumbuh sebesar 17%.

Sementara hal yang sama juga terjadi pada aset tidak lancar konsolidasi yang mengalami kenaikan sebesar 34% dari Rp 112,1  miliar pada tahun 2016 menjadi Rp 150,0 miliar pada tahun 2017 atau tumbuh sebesar Rp 37,9 miliar. Hal ini disebabkan terutama karena aktiva tetap bersih mengalami penambahan. Selanjutnya, aset konsolidasi meningkat sebesar 22% dari tahun 2016 sebesar Rp 410,3 miliar menjadi Rp 498,7 miliar di tahun 2017; Liabilitas jangka pendek konsolidasi mengalami kenaikan dari tahun 2016 sebesar Rp 201,8 miliar menjadi Rp 242,1 miliar di tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya utang bank, utang dagang, dan utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun.

Selain itu, liabilitas jangka panjang konsolidasi mengalami kenaikan sebesar Rp 19,5 miliar dari tahun 2016 sebesar Rp 7,7 miliar menjadi Rp 27,2 miliar di tahun 2017. Hal ini terutama disebabkan karena penambahan hutang bank jangka panjang; Liabilitas konsolidasi naik sebesar 29% dari tahun 2016 sebesar Rp 209,4  miliar menjadi Rp 269,3 miliar di tahun 2017 atau naik sebesar Rp 59,8 miliar.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…