Ini Anjuran Berpuasa Bagi Ibu Hamil

Berpuasa diwajibkan bagi setiap orang yang beragama Islam. Kendati demikian, ada beberapa orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa lantaran keterbatasannya seperti ibu hamil dan menyusui.

Artinya, jika kondisi memungkinkan, ibu hamil diperbolehkan untuk berpuasa dan tidak meninggalkan ibadah. Namun mereka juga diperbolehkan tidak berpuasa jika tidak kuat atau justru bakal membahayakan diri dan janin yang dikandungnya.

Hanya saja, Kementerian Kesehatan menyatakan ibu hamil disarankan untuk berpuasa pada masa triwulan kedua dan ketiga. Sebaliknya, pada triwulan pertama, perempuan yang tengah mengandung tidak dianjurkan untuk berpuasa.

Masa kandungan wanita hamil dibagi dalam tiga bagian yakni tiga bulan atau triwulan pertama hingga triwulan ketiga. "Pada triwulan pertama kami menganjurkan untuk tidak memaksakan diri. Sementara triwulan kedua dan ketiga lebih aman untuk wanita hamil," kata Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Gustina beberapa waktu lalu dikutip dari CNN Indonesia.

Menurut Eni, tiga bulan pertama merupakan masa sel-sel tubuh di dalam janin membelah dan membentuk jaringan organ tubuh, saraf otak, dan saluran cerna sehingga membutuhkan nutrisi yang cukup. Di masa ini pula, sang calon ibu seringkali mengalami keluhan seperti mual, pusing, lemas, dan muntah. Keadaan seperti bakal menyulitkan mereka untuk berpuasa."Kalau pada trimester kedua dan ketiga lebih aman karena merupakan proses pembesaran. Istilahnya, janinnya sudah utuh terbentuk tinggal pembesaran saja," tutur Eni.

Meski diperbolehkan berpuasa, ibu hamil tetap harus memperhatikan asupan gizi. Untuk menjaga kesehatan diri dan bayi, mereka harus memenuhi syarat 2500 kilo kalori per hari. Kalori itu terdiri dari pembagian 50 persen karbohidrat, 30 persen protein hewani dan nabati, serta 20 persen yang dalam bentuk lemak.

ibu hamil juga membutuhkan suplemen vitamin yang terdiri dari asam folat, kalsium dan zat besi. Asam folat banyak terdapat di sayuran hijau, sedangkan kalsium bisa didapat dari susu, ikan salmon dan sarden. Sedangkan zat besi banyak terdapat pada daging dan sayuran hijau.

Selain itu, konsumsi cairan juga harus tercukupi selama sahur, berbuka dan malam hari. Ibu hamil diminta untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dan minuman dingin.

Sementara itu, bagi ibu yang menyusui dapat berpuasa jika dirasa cairan ASI masih dapat mencukupi untuk bayi. Saat berpuasa, ibu yang menyusui mesti mesti makan-makanan yang bergizi dan tetap terhidrasi agar dapat menjalani puasa dengan baik dan tidak mengganggu kesehatan bayi. Jika wanita hamil dan ibu menyusui tak sanggup berpuasa di bulan Ramadan, puasa ini tetap harus diganti di hari lain saat kondisi tubuh sudah siap.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…