PERINGATAN MENTERI PERTANIAN: - Distributor Pangan Nakal Kena Sanksi Tegas

Jakarta-Kementerian Pertanian menjamin pasokan dan harga pangan pokok stabil selama bulan Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri. Apabila ada distributor bahan pangan nakal dengan menaikkan harga secara sepihak maka akan ada sanksi tegas.  “Bila ada yang nakal, laporkan pada kami, tetapi harus faktual, lengkap, nama perusahaannya atau nama pedagang bila itu di tingkat pedagang,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (19/5). ‎

NERACA

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan tidak ada alasan pedagang menaikkan harga karena pasokan sudah cukup. Dia mengaku telah melakukan pengecekan harga komoditas yang dibutuhkan masyarakat saat Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri.  

Oleh karena itu, jika terdapat pedagang yang menaikkan harga secara sepihak dan semena-mena, Amran meminta masyarakat untuk melaporkan kepada dirinya. Menurut Amran, harga berbagai komoditas pangan tidak boleh naik dan harus sama di setiap daerah karena telah ada Toko Tani Indonesia di 3.000 titik se-Indonesia. Toko Tani merupakan hasil kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).‎

Menurut Mentan, jika ada info kenaikan harga atau kekurangan pasokan di satu wilayah, dapat diketahui hanya hitungan jam dan akan langsung diselesaikan. “Barang kebutuhan segera didistribusikan, jadi sekarang, semua diupayakan dengan cepat dan tepat,” ujarnya.

Selain itu, menurut Amran, saat ini pemerintah bekerja fokus membangun sistem klaster yang berdasar klimatologi dan wilayah sehingga tidak lagi sporadis dan parsial seperti waktu yang lalu. “Semua harus fokus, bukan hanya komoditas, sumber daya manusianya juga kita ajak fokus,” ujarnya.

Kementan sebagai regulator dan fassilitator untuk kebutuhan petani, telah memetakan semua potensi dan mengarahkan untuk mendapatkan keunggulan komparatif dari satu komoditas, agar petani mendapat nilai tambah dari hasil usaha. “Seperti bawang merah, yang sudah kita ekspor, jagung, juga beras, jadi semua harus fokus, seperti bawang putih, bekerja sama dengan BUMN, kita kembangkan di Sembalun, Nusa Tenggara Barat, dan di Banyuwangi," tutur dia.

Harga Daging Ayam  

Dari hasil pemantauan harga sejumlah komoditas pangan seperti daging ayam di sejumlah pasar tradisional Bekasi baru-baru ini, kondisi harga daging ayam cenderung meningkat. Memasuki hari keempat puasa, harga sudah menyentuh Rp 42 ribu per ekor.

Salah satu pedagang ayam, Zen mengatakan, rata-rata harga jual daging ayam di Pasar Baru Bekasi dibanderol mencapai Rp 38 ribu hingga Rp 42 ribu per ekor. Harga tersebut menurutnya, mengalami kenaikan seraca bertahap. "Istilahnya dikatakan (naik) signifikan tidak. Cuma bertahap. Per ekor sekarang Rp38.000-Rp42.000," ujarnya seperti dikutip merdeka.com, Minggu (20/5)

Zen mengatakan, kenaikan harga jual daging ayam sebetulnya tidak bisa dipungkiri. Menurutnya ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan tersebut. Bahkan dia mencontohkan, seperti Lebaran tahun lalu kenaikan bisa mencapai Rp 5 ribu per ekor.

"Kalau kebiasaan begitu, alasannya susah transportasi, tidak sejalan permintaan meningkat. Pasca Lebaran fluktuasi tidak bisa terduga. Seminggu, jelang Lebaran lonjakan, tahun kemarin sampai Rp 45 ribu," ujarnya.

Pedagang ayam lainnya, Yanti mengatakan hal serupa. Dia menuturkan untuk harga ayam potong ukuran sedang mencapai Rp 40 ribu per ekor. Bahkan, harga tersebut menurutnya sudah bertahan sejak sebelum memasuki puasa.

Namun demikian, dia mengungkapkan kenaikan tersebut sudah menjadi tradisi seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Apalagi menjelang Lebaran harga tidak dapat diprediksi. "Per ekor harga daging ayam Rp 40 ribu ukuran sedang. Mulai ada kenaikan terus. Biasanya sudah dari dulu pasti ada kenaikan, cuma belum tahu berapanya. Kita menjual tergantung belanja juga. Kalau mahal begini, kita ambil tipis karena besar di modal. Lebaran bisa mencapai Rp45.000-Rp50.000," ujarnya.

Menurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahja Widayanti, dari hasil pantauannya di 34 provinsi, harga telur dan daging ayam cenderung tinggi. Namun, dia membantah jika kenaikan tersebut disebabkan oleh ulah peternak yang menahan pasokan ke pasaran. "Ayam memang beberapa saat ini berdasarkan hasil pantauan kita di 34 provinsi, ayam memang agak spesial. Enggak (pasokan ditahan) ada isu itu," ujarnya seperti dikutip Liputan6.com, pekan lalu.

Menurut Tjahja, kenaikan harga telur ayam dan daging ayam tersebut kemungkinan disebabkan oleh produksinya yang tengah menurun. Namun, hal ini tengah coba diselidiki Kemendag dan Kementerian Pertanian (Kementan).

"Ini dari sisi produksi, mungkin bisa ditanya ke Kementan. Karena saya sendiri tidak paham kalau itu berkaitan dengan hormon, suplemen, atau pakan. Mungkin kalau terkait dengan harga DOC kita lihat komponen apa yang paling tinggi. Harus kita lihat dan sama-sama dengan Kementan. Karena misalnya kalau pakan itu tidak memenuhi kebutuhan dari ayam, nanti produksinya juga kurang baik," ujarnya.

Selain itu lanjut Tjahja, kenaikan harga ini juga diperparah dengan permintaan yang semakin meningkat, terutama saat memasuki Ramadhan. "Ini kan harga karena mau puasa, permintaan tinggi. Terus bagi pedagang pasar, ini momen yang tepat untuk mereka menaikkan. Mereka jangan main-main dengan itu. Seperti kata Satgas Pangan, jangan main-main dengan harga pangan," ujarnya.

Untuk mengatasi masalah ini, menurut Tjahja, Kemendag memanggil para peternak dan integrator skala besar. Para peternak ini diminta untuk menggelontorkan telur dan daging ayam ke pasar. "Kita sudah panggil Senin kemarin, peternak dan integrator, kita minta mereka untuk menurunkan harga. Selain kita cari tahu apa penyebabnya. Kita akan panggil lagi perusahaan yang besar-besar untuk melakukan operasi pasar. Beberapa sudah melakukan itu," ujarnya.

Tjahja menyatakan, Kemendag tidak mematok jumlah telur dan daging ayam yang harus digelontorkan para peternak besar ini. Namun, diharapkan kedua komoditas tersebut bisa didistribusikan ke pasar-pasar tradisional hingga harganya kembali normal.

"Kita tidak menghitung ini (jumlah), tetapi kita turunkan sampai harga ayam sesuai dengan acuan yang ada di Permendag Nomor 58 Tahun 2018. (Harga acuan) ayam Rp 32 ribu per kg dan telur Rp 22 ribu per kg. Itu di tingkat konsumen," tegas dia.

Sebelumnya Mendag Enggartiasto Lukita memastikan harga daging sapi akan lebih stabil pada Ramadan dan Lebaran tahun ini. Sebab, pemerintah telah menyiapkan langkah untuk menjaga agar harga komoditas tersebut bergejolak.

Enggar mengatakan, pemerintah telah meminta para pengusaha dan importir untuk menyediakan daging beku dengan harga Rp 80 ribu per kilogram (kg). Ini jauh lebih murah dibandingkan harga daging sapi segar di pasar tradisional yang saat ini masih berada di atas Rp 100 ribu per kg.

Dia menyatakan, jika pedagang tidak berminat menjual daging beku, pemerintah melalui Bulog akan membuka tempat khusus penjualan daging sapi beku di pasar tradisional. Dengan demikian, masyarakat akan memiliki pilihan daging sapi dengan harga terjangkau. “Masyarakat nantinya akan dapat menikmati daging beku dengan harga Rp 80 ribu per kg yang lebih sehat," ujarnya, pekan lalu.

Enggar mengungkapkan, pada Puasa dan Lebaran 2018 Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen menjaga stabilitas harga dan stok barang kebutuhan pokok secara keseluruhan. Karena itu, pihaknya akan terus memantau harga bahan pokok di seluruh daerah. Salah satunya, dengan bekerja sama dengan Satgas Pangan untuk memantau perkembangan stok dan harga bapok secara periodik.

"Kita ingin melihat perkembangan dan ketersediaan stok bapok, khususnya beras. Seluruh pedagang beras di pasar tradisional dihimbau menyediakan dan menjual beras medium dengan harga sesuai ketentuan HET. Untuk itu, Pemerintah telah menugaskan Bulog menyalurkan stok beras medium, baik pengadaan dalam negeri maupun impor,” ujarnya.

Enggar mengatakan, saat ini harga komoditas lainnya seperti daging ayam, telur, bawang putih, bawang merah, dan cabai secara umum masih terkendali. Selain itu, gula dan minyak goreng juga terpantau aman.

“Meskipun harga komoditas bawang dan cabai mengalami fluktuasi, namun kita pastikan pasokannya aman. Diharapkan tidak ada spekulan yang menahan stok, karena Satgas Pangan akan terus memantau dan siap mengambil tindakan yang diperlukan,” tegas dia. bari/mohar/fba

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…