Geliat Bisnis UMKM - Improvisasi Jamkrindo Mamacu Bisnis Penjaminan

Momentum hari besar keagaamaan, seperti Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha serta tahun baru hingga natal menjadi berkah tersendiri bagi Saifudin (45) dalam memenuhi order permintaan daging ayam di pasar. Pasalnya, permintaan pembeli akan melonjak dan bahkan harganya bisa naik dari harga normal. “Kalau musim Ramadan hingga hari lebaran, permintaan daging ayam selalu meningkat. Apalagi konsumsi daging sudah menjadi kebutuhan masyarakat,”ujar Saifudin.

Pemesaan daging ayam dari rumah pemotongan ayam miliknya di Rangkas Bitung, Banten sudah menyasar keluar kampung hingga ke kota-kota besar. Bahkan kini, usaha yang dirintisnya 10 tahun silam sudah mulai memiliki cabang di beberapa pasar trandisional hingga mampu memasok ke pasar modern. Kejeliannya membaca peluang bisnis dan ketekunannya dalam berbisnis ternak ayam potong menjadi kunci keberhasilan Saifudin dalam menggeluti bisins tersebut. Kini seiring dengan omsetnya yang terus tumbuh, Saifudin pun mulai ekspansi pada peternakan sapi hingga pengolahan daging sapi. “Kita akan akan membuka bisnis ternak sapi dan kambing, namun masih menunggu proses persetujuan bank untuk pinjaman,”ungkap bapak tiga anak ini.

Kesuksesannya bisnis ayam potong miliknya saat ini telah melalui pahit dan manisnya sebagai rintangan berbisnis. Dirinya sempat bercerita pernah jatuh terpuruk hingga nyaris bangkrut lantaran bisnis ayam potong diserang penyakit flu burung. “Saat ramai-ramainya isu flu burung, permintaan daging ayam lesu banget hingga pasokan ayam di kandang harus dimusnakan oleh dinas peternakan,”tuturnya.

Selain persoalan isu penyakit yang menghantui bisnis ayam potong, Saifudin pernah tertipu klien bisnisnya yang membawa kabur pulukan kilo daging ayam potong hingga hari pembayaran tidak juga kunjung. Kala itu, bukannya untung yang didapat tetapi malah buntung. Apalagi modal yang dibutuhkan untuk ayam potong ini jauh lebih besar daripada bebek potong. Biaya pembuatan kandangnya juga mencapai puluhan juta. Terhimpit modal yang cekak, Saifudin juga pernah berurusan dengan tengkulak untuk mencari modal tambahan. Maklum saja, usaha yang digelutinya saat itu sulit mendapatkan akses pendanaan dari perbankan karena dinilai tidak bankable.

Berkat bantuan tenaga pendamping dinas koperasi dan usaha kecil dan menengah (UKM), dirinya mendapatkan pencerahan berupa informasi pendanaan dari pemerintah melalui kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga yang cukup kompetitif dan dijaminkan oleh pemerintah lewat Jamkrindo. Karena dijamin pemerintah, otomatis bank tidak perlu takut mengucurkan kredit. Kini berkat KUR yang didapatkannya, bisnis ayam potong miliknya kembali bergeliat dan mampu membuka lapangan kerja bagi penduduk sekitar. “Syukur ada program KUR yang dijaminkan Jamkrindo, kini akses untuk dapat modal atau pinjaman tidak lagi menjadi kendala,”tandasnya.

Manfaat program KUR dirasakan betul manfaatnya bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam mengembangkan usaha. Hal ini pula yang dirasakan Askari Azis, pemilik usaha pengolahan ikan di Kota Makassar berlabel Eltisyah mengaku bahwa usahanya semakin besar setelah beberapa kali mendapatkan KUR. Eltisyah mendapat KUR mulai dari Rp25 juta, Rp50 juta, Rp75 juta, hingga yang terakhir sebesar Rp600 juta dari Bank BRI.”Dana KUR tersebut saya manfaatkan untuk pengadaan alat produksi pengolahan ikan seperti mesin giling daging, mesin pencampur, dan pencetak produk ikan olahan," kata Askari.

Bahkan, lanjut Askari, dirinya kini sedang dalam proses mendapat program ISO 9001-2015 menyangkut mutu produk yang difasilitasi Kemenkop dan UKM. Selain itu, produk yang dihasilkan Eltisyah pun kini sudah mengantungi sertifikat Halal dan SNI.”Dengan begitu, tempat kami pun dijadikan sebagai tempat magang dan pelatihan bagi para Wirausaha Pemula yang ada di wilayah Sulsel," imbuh Askari yang awalnya adalah seorang buruh pabrik.

Meski begitu, Askari mengaku bahwa usaha yang mulai dirintis sejak 1 Juli 2007 ini bisa lebih besar lagi dari sekarang."Saya ingin mendirikan pabrik pengolahan produk ikan yang besar sehingga mampu menghasilkan produk secara massal. Dengan produksi massal maka harga produk ikan olahan Eltisyah bisa lebih bersaing lagi," imbuh Askari.

Cerita lainnya datang dari Atimiwati (37), pemilik ruko dan kedai es krim di kawasan Pasar Baru, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Siapa yang menyangka kalau dulunya jualan es lilin keliling dengan becak. Hidupnya berubah total setelah mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI Cabang Painan sebesar Rp 10 juta. Omset jualan es krimnya melesat di mana Atmiwati mengantongi omset Rp 2 juta per hari. ”Kami kerja keras mengembangkan usaha. Kedai kami buka 24 jam,” tuturnya.

Pinjaman yang diperoleh Atmiwati itu adalah KUR yang jadi program pemerintah. Sejak tahun 2007, pemerintah memberikan jaminan bagi semua rakyat untuk mendapatkan KUR. Karena dijamin pemerintah, otomatis bank tak perlu takut mengucurkan kredit. Pemerintah memang lagi semangat ’45 menyalurkan kredit jenis ini untuk mendukung usaha kecil menengah (UKM) yang produktif dan layak tapi belum bankable.

Pemerintah menyadari betul keberadaan UMKM sebagai penggerak roda ekonomi rakyat dan kontribusinya sangat besar bagi perekonomian Indonesia, bahkan daya ketahanannya cukup teruji disaat krisis ekonomi 1998. Berangkat dari hal tersebut, pemerintah menaruh perhatian besar bagi pelaku UMKM baik untuk akses permodalan hingga pengembangannya. Pasalnya, UMKM memberikan dampak secara langsung terhadap kehidupan masyarakat mulai dari upaya mengentaskan dari jurang kemiskinan, sarana meratakan tingkat perekonomian rakyat kecil dan memberikan pemasukan devisa bagi negara.

Data dari Kementerian Koperasi dan UKM di tahun 2017 menunjukkan tingginya devisa negara dari para pelaku UMKM.  Angkanya pun sangat tinggi, mencapai Rp88,45 miliar. Angka ini mengalami peningkatan hingga delapan kali lipat dibandingkan tahun 2016. Berangkat dari hal tersebut, tidak salah kalau para pelaku UKM dan UMKM tak bisa dipandang sebelah mata. Kemudian dalam rangka pemerdayaan serta pengembangan daya saing UMKM, keberadaan Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) tidak bisa dipisahkan dari pelaku UMKM sebagai mitranya. Sebagai lembaga penjamin yang mendukung berkembangnya UMKM, Jamkrindo membuat bank tidak ragu menyalurkan kreditnya kepada UMKM. Bank tidak lagi dibayang-bayangi oleh ketakutan debiturnya akan kegagalan usaha. Alasannya, kegagalan pembayaran kredit telah diproteksi oleh Jamkrindo.

Hal ini juga untuk menjawab kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM. Salah satu yang sering dikeluhkan adalah masalah permodalan. Bagi para pelaku usaha mikro, keberadaan bank sebagai penyalur kredit masih jauh dari kata solusi. Mengandalkan bank untuk mendapat suntikan modal sering terkendala oleh sejumlah persyaratan. Salah satu syarat yang membuat banyak pelaku pusing untuk mendapatkan suntikan dana dari bank adalah permasalahan agunan. Dari sekian banyak perusahaan penjaminan, Jamkrindo masih menjadi yang diandalkan bagi pelaku UMKM dan bahkan dalam rangka penetrasi bisnisnya, Jamkrindo tidak hanya memberikan jaminan kredit bagi pelaku usaha UMKM tetapi disektor lainnya.

 

Kontribusi Nyata

 

Di usianya ke-48, komitmen Jamkrindo untuk terus memperjuangkan UMKM mendapatkan akses permodalan masih menjadi fokus utama seiring dengan pesatnya pertumbuhan UMKM tiap tahunnya. Direktur Utama Perum Jamkrindo, Randi Anto mengatakan, sejak beroperasi pada 1970 hingga saat ini Perum Jammrindo telah banyak memberikan kontribusi nyata untuk memajukan UMKM di Indonesia.”Hal ini juga selaras dengan misi perusahaan yaitu semangat memberikan pelayanan terdepan yang luas dan berkualitas serta mampu memberikan manfaat bagi seluruh negeri,” kata Randi Anto.

Dirinya juga menambahkan, guna menjangkau layanan lebih luas kepada masyarakat, Perum Jamkrindo akan terus berkomitmen memperluas pasar penjaminan dengan membuka kerjasama baru kepada perbankan maupun non perbankan serta melakukan kajian-kajian strategis menciptakan produk penjaminan sesuai dengan yang ditawarkan oleh perbankan/non bank. Sebagai satu-satunya perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri penjaminan. Fungsi dan peran Perum Jamkrindo adalah memberikan jaminan atas pemenuhan kewajiban finansial terjamin khusus UMKM kepada penerima jaminan, termasuk diantaranya menjamin KUR, produk eksisting lain, dan suretyship mitra perbankan dan lembaga non-bank.

Perum Jamkrindo juga terus melakukan improvisasi menambah ragam produk yang dimiliki. Terbukti pada tahun 2017, Perum Jamkrindo telah menggandeng 2 perusahaan startup yang bergerak di bidang teknologi keuangan atau financial technology (fintech). Kedua perusahaan tersebut adalah PT. Investree Radhika Jaya dan PT. Amartha Mikro Fintek. Kerjasama tersebut merupakan bentuk dari improvisasi yang dilakukan Perum Jamkrindo guna menghadapi perkembangan yang semakin maju. Perum Jamkrindo juga turut melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional, dengan melaksanakan kegiatan penjaminan kredit kepada usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah serta koperasi.

Beberapa produk yang menjadi andalan yaitu penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR), penjaminan kredit umum, penjaminan kredit mikro, penjaminan bank garansi/kontra garansi, penjaminan kredit konstruksi dan pengadaan barang/jasa, penjaminan distribusi barang, penjaminan kredit multiguna, , surety bond,penjaminan kredit BPR/BPRS, penjaminan KPR Sejahtera FLPP, customs bond, penjaminan keagenan kargo, dan penjaminan invoice financing, serta sudah merambah kepenjaminan Financial Teknologi.

Tahun ini, Jamkrindo menargetkan volume penjaminan kredit mencapai Rp 156 triliun Jumlah itu naik 15,5% dari target volume penjaminan tahun lalu yakni Rp 135 triliun. Nilai Rp 156 triliun itu meningkat dari tahun sebelumnya dan laba ditargetkan tumbuh 27% dan volume 37%. Sementara hingga kuartal I 2018, Jamkrindo mencatatkan volume penjaminan kredit telah mencapai Rp 51 triliun. Namun, Amin tidak menjelaskan secara detil berapa pertumbuhan kuartal I dibandingkan tahun lalu.

Untuk mencapai target tersebut, Jamkrindo akan memprioritaskan kerja sama dengan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baik, di bidang finansial maupun non finansial. Terlebih, fokusnya pada penjaminan kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sepanjang tahun 2017, Jamkrindo mencatatkan perolehan laba sebesar Rp 1,02 triliun, atau naik 8,3% dari tahun sebelumnya yaitu Rp 941,4 miliar. Pencapaitan itu berbarengan dengan kenaikan aset perusahaan mencapai Rp 14,6 triliun atau, naik 8,95% secara year on year (yoy).

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…