TEROR BOM: - Ekonomi Nasional Tetap Optimis

Pemerintah akan terus menjaga kepercayaan investor dari dampak aksi teror bom yang terjadi di Surabaya agar momentum pertumbuhan ekonomi tidak terganggu.

 

NERACA

 

Serangan teror bom melanda tiga gereja berbeda di Surabaya pada Minggu pagi (13/5), yaitu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di wilayah Ngagel, kemudian GKI Wonokromo Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Raya Arjuno. Kemudian, pada Minggu malam, sekitar pukul 20.00 WIB bom meledak di Rusunawa Blok B lantai 5 Kelurahan Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo. Kejadian serupa terjadi pintu masuk Mapolrestabes Surabaya, pada Senin pagi (14/5).

Untuk itu, pemerintah akan terus menjaga kepercayaan investor dari dampak aksi teror bom yang terjadi di Surabaya agar momentum pertumbuhan ekonomi tidak terganggu. "Tentu kita berkepentingan untuk tidak membiarkan suatu serangan teror itu kemudian menghilangkan kepercayaan dan persepsi positif terhadap ekonomi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani mengatakan kegiatan ekonomi masyarakat saat ini sedang meningkat seiring dengan membaiknya kinerja konsumsi rumah tangga, investasi maupun ekspor yang tercatat tumbuh positif pada triwulan I-2018.

Untuk itu, pemerintah akan terus berkomunikasi dengan para investor maupun pelaku pasar bahwa kebijakan yang ada saat ini telah memperkuat pondasi ekonomi agar tidak rentan terhadap gangguan internal maupun eksternal. "Kita menjaga momentum dari pertumbuhan ekonomi kita yang sekarang ini sedang menguat. Kita jaga seluruh 'policy' untuk dapat meningkatkan investor, ekspor dan daya beli masyarakat," ujar Sri Mulyani.

Sementara Bursa Efek Indonesia (BEI) mengimbau para investor agar tetap optimistis akan stabilitas keamanan nasional meskipun terjadi aksi bom Surabaya, Jawa Timur. "Kami mengimbau agar investor dan seluruh pelaku pasar modal tidak bereaksi berlebihan dan tetap optimis terhadap stabilitas keamanan nasional," kata Direktur Utama BEI, Tito Sulistio.

Sebagai wujud keprihatinan dan ketegaran atas tragedi di Surabaya pihaknya meminta kepada seluruh SRO dan anak Perusahaan dalam 3 hari ini sejak Senin (14/5) sampai dengan Rabu (16/5) untuk mengenakan pakaian putih dengan pita hitam di lengan kanan dan juga menghimbau Perusahaan Tercatat dan Anggota Bursa untuk melakukan hal yang sama yaitu mengenakan pakaian putih dengan pita hitam sebagai bentuk ketegaran.

Pihaknya menghimbau kepada seluruh pelaku pasar untuk tetap tenang dan beraktivitas secara normal.

Pengalaman pada teror bom Thamrin 14 Januari 2016 lalu, menunjukkan bahwa teror tersebut tidak berpengaruh besar terhadap kegiatan di pasar modal. Pada saat terjadinya teror, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi sebanyak 77,86 poin atau sebanyak 1,72 persen di level 4.459,32 poin.

Namun koreksi IHSG tersebut hanya reaksi sesaat atau bersifat sementara karena pada penutupan perdagangan sesi II di hari yang sama, IHSG hanya ditutup melemah tipis 0,53 persen dan keesokan harinya justru menguat 0,24 persen. Investor di pasar modal tidak terpengaruh oleh gerakan teror yang terjadi.

Dia yakin bahwa pada teror bom Surabaya juga tidak akan berpengaruh besar terhadap aktivitas di pasar.

Secara fundamental Perusahaan Tercatat yang tergabung dalam LQ45 menunjukkan kinerja yang solid dengan rata-rata pendapatan meningkat sebesar 15,96 persen dan laba bersih meningkat 11,68 persen pada kuartal 1 2018 dibandingkan dengan kuartal 1 2017.

Sementara kondisi pasar juga cukup stabil yang ditunjukkan dengan likuiditas transaksi yang tinggi dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp 8,87 triliun (meningkat sebesar 16,7 persen dibandingkan 2017) dan frekuensi harian sebesar 387 ribu (meningkat sebesar 23,7 persen dibandingkan 2017).

Sementara Bank Indonesia menyatakan optimistis bahwa kepercayaan investor terhadap perekonomian domestik masih terjaga dan tidak akan tergerus dengan rentetan aksi teror bom dalam beberapa waktu terakhir. "Kepercayaan investor kami lihat masih tetap terjaga. Bank Sentral mendukung aparat hukum dan keamanan dalam menangani masalah keamanan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman saat berbincang dengan Antara di Jakarta.

Bank Sentral juga mendorong aparat penegak hukum untuk memulihkan stabilitas keamanan agar tidak memberikan dampak lanjutan terhadap stabilitas perekonomian.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menilai beberapa serangan teror bom di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (13/5), memberikan sentimen terhadap pelemahan rupiah Senin ini. Namun dampaknya masih terbatas.

Nlai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada perdagangan Senin pagi memang sempat melemah 25 poin menjadi Rp13.968 dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp13.943 per dolar AS.

Dia mengatakan investor pada perdagangan Senin ini terpengaruh ekspektasi inflasi di Amerika Serikat yang rendah menyusul data impor pada April di bawah ekspektasi. Sentimen itu menahan penguatan dolar AS lebih tinggi.

Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat, US Treasury Bill, yang turun menjadi 2,97 persen juga, ujar dia, menahan pergerakan dolar AS. Salah satu faktor yang menjaga nilai tukar rupiah, yakni sinyal kuat akan dinaikkan tingkat suku bunga kebijakan Bank Indonesia (BI 7-Day Repo Rate) dalam waktu dekat. "Pergerakan nilai tukar rupiah relatif masih stabil terhadap dolar AS," katanya.

Otoritas Bursa juga mengimbau investor untuk tidak terpengaruh aksi teror dan lebih melihat kondisi fundamental perekonomian domestik yang terus membaik. "Kepada seluruh pelaku pasar untuk tetap tenang dan beraktivitas secara normal," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio.

Dia mencontohkan dampak pada teror bom Thamrin 14 Januari 2016, tidak berpengaruh besar terhadap kegiatan di pasar modal. Pada saat terjadinya teror itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi 77,86 poin atau 1,72 persen di level 4.459,32 poin.

Namun, lanjut dia, koreksi IHSG tersebut hanya reaksi sesaat atau bersifat sementara karena pada penutupan perdagangan sesi II di hari yang sama, IHSG hanya ditutup melemah tipis 0,53 persen dan keesokan harinya justru menguat 0,24 persen. "Itu menunjukkan investor di pasar modal tidak terpengaruh oleh gerakan teror yang terjadi," paparnya.

 

Sektor Pariwisata

 

Hanya saja, aksi teror bom di Surabaya bisa berdampak pada sektor pariwisata yang berkaitan dengan angka kunjungan wisatawan, kata pengamat Pariwisata Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Chusmeru. "Teror bom di Surabaya bisa berdampak pada kunjungan wisatawan ke Indonesia dan beberapa daerah, serta rasa aman, dan kenyamanan bagi wisatawan," kata Chusmeru.

Untuk itu, kata dia, Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, pengelola jasa pariwisata, serta pihak terkait lainnya, perlu memberikan jaminan keamanan bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. "Setiap destinasi dan objek daya tarik wisata memerlukan jaminan keamanan," katanya.

Caranya, kata dia, bisa dengan pengamanan di setiap objek wisata, hotel, restoran, serta daya tarik wisata yang lain.

Pengamanan, tambah dia, bisa dengan cara terbuka maupun tertutup, dengan menempatkan aparat keamanan di setiap objek. "Dengan catatan, pengamanan tidak tampak berlebihan yang nantinya malah akan menimbulkan ketakutan wisatawan.

Yang penting, ada upaya serius pemerintah dan lembaga terkait untuk memastikan bahwa destinasi dan objek tersebut aman untuk dikunjungi," katanya.

Selain itu, kata dia, pemerintah perlu terus melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi terkait perkembangan situasi keamanan. "Hal tersebut perlu dilakukan agar wisatawan tidak takut dan ragu dalam melakukan aktivitas pariwisatanya," katanya.

Pasalnya, kata dia, sekecil apapun gangguan keamanan yang terjadi di daerah atau objek wisata, akan berdampak buruk bagi perkembangan pariwisata nasional. "Gangguan keamanan tentunya bisa menimbulkan keprihatinan dan kecemasan masyarakat termasuk pada sektor pariwisata," katanya. (agus, iwan, ant)

 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…