Momen Ramadhan dan Lebaran - Regulator Akan Tindak Tegas Aktivitas Penimbunan Bahan Pokok

NERACA

Jakarta – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengancam para penimbun untuk tidak menimbun bahan kebutuhan pokok jelang Ramadhan dan Lebaran mengingat pemerintah akan mengambil tindakan tegas dan memproses secara hukum. Untuk itu, kata dia, Kemendag akan terus memantau harga dan stok bahan pokok di pasaran agar selalu tersedia dengan harga terjangkau.

"Jangan sampai hal itu terjadi karena tindakan tegas akan dilakukan kepada siapa saja yang menimbun di saat bahan kebutuhan pokok di pasaran tidak ada dan harga naik, tapi di gudang melimpah," kata Enggartiasto Lukita, sebagaimana disalin dari Antara, kemarin.

Hal itu dikatakan saat Dialog Nasional ke-12 Indonesia Maju yang juga dihadiri Menteri Sosial Idrus Marham dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Mendag mengatakan, pemerintah menginginkan dan berupaya agar selama Ramadhan dan Lebaran semua bahan kebutuhan pokok tersedia di pasar dengan harga yang terjangkau.

"Kita akan sebarkan ratusan pegawai Kemendag untuk terjun langsung ke pasar di seluruh provinsi. Tujuannya memantau stok dan harga bahan pokok, yang kalau ada gejolak langsung dicukupi stok dan distabilkan harga," kata Enggar.

Untuk itu, kata Enggar, Kemendag bekerjasama dengan Polri dan kementerian lain untuk bersama pantau stok dan harga kebutuhan pokok. "Stabilitas harga dan jaminan stok bukan saja peran Kemendag tapi juga peran kementerian dan instansi," kata Mendag Pemerintah, tegas dia, menjamin pasokan dan harga bahan kebutuhan pokok menjelang bulan suci Ramadhan dalam kondisi aman dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Kemendag akan melakukan pemantauan langsung di 34 provinsi, agar pasokan dan harga bahan pokok dalam kondisi aman dan stabil, khususnya untuk beras kualitas medium," katanya.

Pemerintah, tambah Mendag, menginginkan bahan pokok aman secara umum serta menjaga betul agar tidak berkontribusi terhadap inflasi. Dalam upaya mengamankan pasokan dan harga beras, menurut dia, pemerintah telah mengambil langkah untuk mewajibkan para pedagang beras menjual beras kualitas medium. Bahkan, Enggartiasto telah memerintahkan Perum Bulog memasok beras ke pedagang, dengan harga jual ke konsumen sebesar Rp8.950 per kilogram.

Secara terpisah, anggota Komisi IX DPR Imam Suroso meminta berbagai pihak terkait menindak lebih tegas peredaran makanan, yang mengandung zat berbahaya seperti formalin. "Saya minta produsen dan pengedar yang menjual makanan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) harus ditindak tegas. Jangan sampai rakyat diracun gara-gara mengonsumsi makanan yang tidak sehat, kedaluwarsa maupun berpengawet," kata Imam dalam rilis di Jakarta, disalin dari laman Antara.

Imam juga telah melakukan sidak ke Pasar Baru, Pati, Jawa Tengah, pada 11 Mei 2018 bersama-sama Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Semarang Endang Pujiwati.

Dalam kesempatan tersebut, politisi PDIP itu menekankan bahwa aktivitas seperti sidak ini perlu dilanjutkan apalagi mengingat menjelang Puasa dan Lebaran konsumsi makanan dan minuman akan meningkat tajam.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengajak masyarakat teliti sebelum membeli produk makanan dan elektronik guna mencegah peredaran barang berbahaya. "Melalui peringatan Hari Konsumen Nasional tahun ini, kami sampaikan masyarakat lebih cerdas dan teliti sebelum membeli produk," kata Enggartiasto usai menghadiri puncak peringatan Harkonas 2018 di Pangkalpinang, Selasa (24/4).

Ia mengatakan saat ini Indonesia menghadapi arus barang dari berbagai daerah dan negara yang tidak mungkin dihentikan. Untuk itu, masyarakat harus cerdas memilih produk tersebut dengan mengetahui apakah barang tersebut sudah memiliki SNI. Seluruh penjelasan barang sudah berbahasa Indonesia dan ketentuan peredaran barang lainnya. "Kami juga mengajak masyarakat untuk memilih produk dalam negeri yang lebih berkualitas," katanya.

Di sejumlah daerah memang sedang meningkatkan pengawasan, seperti Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari, Sulawesi Tenggara, yang meminta warga setempat untuk mewaspadai pangan berbahaya atau mengandung zat berbahaya selama Ramadhan.

"Sebagaimana biasanya, ketika Ramadhan maka akan tumbuh usaha penganan yang menjual berbagai takjil. Itu harus diwaspadai dari bahan yang digunakan seperti formalin," kata Kepala BPOM Kendari, Leonard Duma, di Kendari, Selasa (15/5).

Ia mengaku akan meningkatkan intensitas pengawasan, untuk mencegah beredarnya makanan takjil yang mengandung bahan berbahaya. Sementara itu, Balai Pengawasan Obat dan Makanan Palangka Raya, Kalteng, mengajak masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, lebih mengenali produk makanan dan obat-obatan yang bisa membahayakan kesehatan.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…