Coca Coba Bantu Akses Air Bersih - Kesadaran Hidup Bersih dan Sehat Dibangun Sejak Dini

Dalam rangka mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah, Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) bersama Yayasan FIELD bekerjasama memberikan bantuan peningkatan akses fasilitas air bersih dan sarana sanitasi kepada tujuh sekolah di Kabupaten Semarang. Pekan lalu CCFI dan Yayasan FIELD menginagurasi fasilitas baru sekaligus melantik para duta untuk program Peningkatan Fasilitas dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Program Peningkatan Fasilitas dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang memperoleh pendanaan dari Coca-Cola Foundation Indonesia ini dimulai sejak bulan Juli tahun 2017 di tujuh sekolah Kabupaten Semarang dan bertujuan untuk memberikan bantuan peningkatan akses fasilitas air bersih dan sarana sanitasi serta berbagai pelatihan mengenai hidup bersih dan sehat di masing-masing sekolah. “Program pembangunan akses air bersih dan sanitasi  sekolah telah dilakukan oleh CCFI sejak tahun 2008 dan merupakan bagian dari upaya konservasi air dari Coca-Cola. Program akses air bersih dan sanitasi di sekolah ini kami harapkan dapat mendorong peningkatan budaya hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah, sekaligus memulai kesadaran di usia dini tentang pentingnya melestarikan sumber air,”kata Titie Sadarini, Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia dalam siaran persnya di Semarang, kemarin.

Disebutkan, program ini diberikan kepada tujuh sekolah di Kabupaten Semarang yang merupakan kombinasi antara pembangunan sarana fisik serta peningkatan kapasitas sekolah dalam megelola PHBS berupa pelatihan PHBS untuk guru pendamping, pembentukan siswa duta PHBS dan kegiatan sekolah lapangan (SL) di setiap sekolah. Nantinya, para guru dan murid juga diberikan pelatihan mengenai pengelolaan sampah dan pemanfaatan sampah untuk kerajinan dan kompos.

Disampaikannya, program ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan mengembangkan sekolah-sekolah agar bisa mencapai standar sanitasi sekolah. Selain itu, program ini juga merupakan bagian untuk mendukung pencapain Sustainable Development Goal (SDG). Sementara Cahyana Widyastama selaku Direktur Eksekutif Yayasan FIELD mengatakan bahwa program yang dijalankan di SMPN 1 Bawen, SDN Harjosari 2, SDN Samban 2 dan SDN Jatijajar telah melatih 21 guru menjadi pelatih PHBS, serta 105 siswa menjadi Duta  PHBS yang telah memberikan pelatihan PHBS kepada 1413 siswa lainnya.  “Bantuan infrastruktur yang telah selesai saat ini adalah pembangunan 21 fasilitas cuci tangan, 4 tandon air, 3 menara air, 1 sumur baru, serta perbaikan 1 tandon air dan 4 kamar mandi. Selain itu, saat ini dalam proses pembuatan penambahan fasilitas baru berupa fasilitas cuci tangan dan akses air bersih di SD Harjosari 1, SD Lemahireng 1, dan SD Lemahireng 2.”ujarnya.

 

 

Menjaga Generasi Masa Depan

 

 

Bupati Semarang, Mundjirin menambahkan, program Peningkatan Fasilitas dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ini adalah program yang sangat baik dan mendukung rencana pembangunan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan di sekolah. “Anak-anak yang merupakan masa depan kita ini menghabiskan banyak waktu mereka di sekolah, jelas bahwa kesehatan di sekolah tidak bisa dipisahkan dari pembangunan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat secara menyeluruh.”ungkapnya.

Asal tahu saja, pemenuhan akses air bersih bagi masyarakat di Indonesia masih menjadi tantangan. Pasalnya, capaian untuk akses air minum pada masyarakat masih 70,97% dan akses sanitasi baru 62,14%. Permasalahan pasokan air bersih terutama masih terjadi di daerah perdesaan. Ketersediaan air bersih di daerah perdesaan saat ini belum merata sehingga jadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam pemenuhan 17 target tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) pada 2030. Kondisi ini diperburuk dengan prilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat sangat rendah.

Tengok saja dari hal kecil cuci tangan pakai sabun (CTPS). Dimana kategori rumah tangga yang memenuhi kriteria PHBS dengan kriteria PHBS hanya 35,8% dan rumah tangga CTPS yang benar hanya 24,5%. Apabila masyarakat sudah terbiasa dengan PHBS maupun CTPS menjadikan sebagian besar penyakit tak menyerang seseorang. "Kalau kita lihat angka-angka statistik kesehatan sungguh membuat kita prihatin. Angka kematian bayi di Indonesia masih tertinggi di ASEAN, angka kematian ibu hamil tinggi, dan penyakit infeksi juga tinggi," kata penggiat PHBS, Hendrawan Nadesul.

Disampaikannya, ada sepuluh penyakit yang bisa terjadi apabila tidak membiasakan CTPS di antaranya muntaber, cacingan, flu burung, flu babi, jamur kulit, kolera, dan kudis. "Tangan yang kelihatan bersih ternyata belum tentu steril. Di areal permukaan kulit tangan maupun sela-sela jari dan kuku bisa terdapat bibit penyakit," ujarnya.

Dari data Perkumpulan Pemberantasan penyakit Cacing indonesia, kata Hendrawan, kasus cacingan terbanyak pada anak usia 5-14 tahun. "Angka penyakit cacing Indonesia antara 60-90%, penyakit gelang 70-90%, cacing cambuk 80-95%, dan cacing tambang 30-59%. Kerugian ekonomi akibat cacingan seperti kehilangan karbohidrat, protein, anemia, dan produktivitas bisa mencapai Rp 177 miliar/tahun," katanya

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…