Di Semester Pertama - BEI Optimis Listing Capai 24 Perusahan

NERACA

Jakarta – Di tengah terpaan sentimen negatif terkoreksinya nilai tukar rupiah dan kekhawatiran investor pasca teror bom di Surabaya, diakui pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi tantangan tersendiri untuk meredam kepanikan investor dan menyakinkan pasar bila industri pasar modal masih bisa tumbuh positif. Berangkat dari keyakinan, pasar modal masih kondusif dan kepercayaan investor asing masih terjaga, BEI menargetkan perusahaan yang bisa melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada enam bulan pertama 2018 mencapai 24 perusahaan.

Direktur BEI, Samsul Hidayat mengatakan, sejauh ini sudah ada 13 perusahaan yang melantai di BEI dan sudah ada 24 perusahaan yang telah melakukan penawaran saham perdana di semester pertama di 2018.”Ada 24 perusahaan dalam pipepline yang bakal IPO di semester ini. Sudah ada yang mulai," tuturnya di Jakarta, kemarin.

Perusahaan yang telah dan akan melantai ini berasal dari beragam sektor. Dimana ada properti, finansial, perkebunan, jadi memang tidak ada majority sector yang masuk. Samsul merincikan, dengan target 24 perusahaan yang melantai di bursa pada semester awal 2018, ada 13 perusahaan yang sudah merealisasikan rencana tersebut. Oleh karena itu, dengan waktu yang tersisa BEI harus mengejar 11 perusahaan lagi. 

Untuk mencapai target tersebut, BEI melakukan berbagai cara. Salah satunya adalah sosialisasi. "Kami lakukan sosialisasi untuk teman-teman dan lain-lain. Pola-pola ini kita terus lakukan. One-on-one meeting kami lakukan, bahkan kami jelaskan jika ada permintaan khusus, pendekatanya memang persuasif," tambah dia.

Samsul lebih jauh menjelaskan kesempatan IPO berguna untuk memperluas kegiatan perseroan serta ekspansi. "Ya selain dipakai buat ekspansi (funding resource), kesempatan lain menjadi Tbk yaitu memperluas kegiatan usaha mereka," tandasnya.

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 20 April 2018, hanya tiga emiten yang menggelar penawaran umum terbatas (rights issue) dengan nilai Rp 851,04 miliar. Di periode sama tahun lalu, nilai total emisi rights issue mencapai Rp 9,49 triliun. Namun, pasar saham perdana pada tahun ini lebih ramai dibandingkan setahun lalu. Hingga 14 Mei 2018, nilai emisi initial public offering (IPO) mencapai Rp 3,93 triliun. Adapun nilai emisi IPO setahun lalu senilai Rp 719,68 miliar.

Kepala Riset Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe menilai, pasar yang kurang kondusif menjadi pertimbangan emiten untuk menggalang dana. Maklumlah, IHSG masih dalam tren pelemahan beberapa minggu terakhir. "Saat IHSG turun, jika tetap IPO atau rights issue cukup berat karena tidak terserap, maka sebaiknya ditunda saat IHSG bullish," ujar Kiswoyo.

Apalagi, beberapa perusahaan yang IPO tahun ini sempat menurunkan target dana. Kiswoyo pun menilai, momentum terbaik untuk menggalang dana lewat IPO maupun rights issue adalah saat IHSG di kisaran 6.250 hingga 6.500.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…