Link Net Crossing Saham Senilai Rp 1 Triliun

NERACA

Jakarta – Dibalik terkoreksinya indeks harga saham gabungan (IHSG) awal pekan kemarin, terjadi transaksi tutup sendiri alias crossing saham PT Link Net Tbk (LINK). Data RTI memperlihatkan, jumlah saham yang ditransaksikan sebanyak 230 juta saham pada harga Rp 4.550 per saham. Dengan begitu, nilai transaksi crossing saham LINK  mencapai Rp 1 triliun. Transaksi tersebut pada harga bawah, sebab pada hari ini, saham LINK ditutup di level Rp 5.075 per saham.

Saat ini, sebesar 33,45% saham LINK dipegang oleh Asia Link Dewa Pte Ltd. Kemudian, Credit Suisse AS memiliki  20,58% dan PT First Media Tbk dengan kepemilikan sebesar 13,24%. Kabar yang beredar, First Media berencana menjual kepemilikan saham pada LINK seharga Rp 4.550 per saham. Namun, hingga saat ini, manajemen First Media belum mengkonfirmasi kebenaran isu tersebut.

Di kuartal pertama 2018, PT Link Net Tbk membukukan laba bersih di sepanjang kuartal I-2018 menjadi sebesar Rp 266 miliar atau tumbuh 12,8% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 236 miliar. Dijelaskan, kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan perseroan di tiga bulan pertama tahun ini yang naik 12,1% menjadi Rp 907 miliar dibandingkan dengan pendapatan kuartal I-2017 sebesar Rp 809 miliar.

Kontribusi pendapatan terbesar perusahaan berasal dari kenaikan pendapatan dari biaya berlangganan layanan broadband internet yang tumbuh 8,43% menjadi Rp 503,34 miliar. Sedangkan pendapatan biaya berlangganan dari layanan televisi kabel juga naik 9,92% menjadi Rp 329,14 miliar. Perseroan juga mengungkapkan, pada kuartal I-2018, jaringan rumah yang terkoneksi (homes passed) milik perseroan naik 34.000 dari sebelumnya sebanyak 2 juta home passed menjadi 2,034 juta rumah. Sementara itu, belanja modal atau capital expenditure (capex) di tiga bulan pertama 2018 mencapai Rp 288 miliar.

Di sisi lain, liabilitas perseroan naik tipis 0,82% menjadi Rp 1,25 triliun dibandingkan dengan liabilitas pada akhir 2017 sebesar Rp 1,24 triliun. Sedangkan ekuitas LINK tumbuh 5,89% pada kuartal I tahun ini menjadi Rp 4,52 triliun. Kemudian aset perseroan di sepanjang kuartal I 2018 naik 4,79% menjadi Rp 6,04 triliun dibandingkan dengan kuartal IV 2017 sebesar Rp 5,76 triliun.

Di awal tahun, perseroan melakukan pembelian kembali atau buy back sebanyak-banyak 216,03 juta lembar saham perseroan. Direktur Utama LINK, Irwan Djaya pernah bilang, RUPSLB juga memberi amanah kepada manajemen untuk melakukan pembelian dengan harga maksimal Rp6.000 per saham dalam pembelian kembali maksimal 216,03 juta atau setara dengan 7,1% dari modal ditempatkan dan disetor.”Jika mengacu pada angka itu, maka maksimal dana yang harus kami siapkan sebesar Rp1,3 triliun,” kata Irwan.

Lebih lanjut, Irwan juga menyampaikan, pembelian saham itu akan dilakukan sampai 18 bulan kedepan dan perseroan akan melakukan strategi pembelian untuk mendapatkan harga terbaik yang sesuai dengan mekanismen pasar.”Kami akan melakukan pembelian dengan prudent dan terukur,”ujarnya.

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…