Ekonomi Syariah Diharapkan Ikut Dorong Pembangunan Jakarta

 

NERACA

 

Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno menginginkan agar ekonomi syariah ikut mendorong pembangunan di ibukota. Pernyataan tersebut disampaikan secara langsung oleh Sandiaga ketika membuka kegiatan diskusi panel mengenai ekonomi syariah di Gedung Dinas Teknis, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat. "Saya ingin sekali agar ekonomi syariah ikut mendorong pembangunan yang saat ini sedang berlangsung di ibukota," kata Sandiaga di Jakarta, Selasa (8/5).

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di Jakarta pada 2018 ditargetkan mencapai 6,3 persen. Selain itu, angka kemiskinan dan pengangguran juga ditargetkan terus berkurang. "Untuk bisa memenuhi target tersebut, tentu saja dibutuhkan strategi yang tepat dan usaha yang maksimal. Di sisi lain, saya juga ingin agar ekonomi syariah ikut meningkatkan kesejahteraan warga," ujar Sandiaga.

Lebih lanjut, dia menuturkan dalam satu dekade terakhir, sektor non-perbankan mulai memperlihatkan pertumbuhan bisnis dengan prinsip syariah, misalnya industri fesyen, obat-obatan, kosmetik, produk makanan dan minuman halal, hotel dan restoran, serta pariwisata halal. "Kolaborasi multi sektor antar lembaga keuangan syariah dengan sektor riil memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi dan keuangan syariah," tutur Sandiaga.

Sementara itu, berkaitan dengan kegiatan diskusi panel tersebut, dia mengharapkan seluruh peserta memiliki wawasan yang luas mengenai perkembangan ekonomi syariah, termasuk praktek, implementasi dan regulasinya. "Saya berharap nantinya para peserta dapat memberikan masukan-masukan mengenai ekonomi syariah sekaligus pengembangannya di DKI Jakarta," ungkap Sandiaga.

Indonesia juga perlu memanfaatkan potensi ekonomi syariah yang menunjukan perbaikan. Di dunia internasional, kinerja ekonomi dan keuangan syariah juga memperlihatkan pertumbuhan yang pesat. Pada tahun 2016, volume industri halal global mencapai 4,15 triliun dolar AS dan diperkirakan akan meningkat mencapai 6,78 triliun dolar AS pada tahun 2022, dimana Indonesia merupakan pangsa terbesar bagi produk industri halal tersebut. Pada tahun 2016, volume pasar makanan halal di Indonesia mencapai 169,7 miliar dolar AS. Kondisi ini menunjukkan besarnya potensi pasar Indonesia bagi produk halal.

 

BERITA TERKAIT

Jokowi Resmikan Sejumlah Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita

Jokowi Resmikan Sejumlah Pembangunan Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca  Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita NERACA Jakarta - Jokowi Resmikan…

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jokowi Resmikan Sejumlah Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita

Jokowi Resmikan Sejumlah Pembangunan Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca  Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita NERACA Jakarta - Jokowi Resmikan…

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…