Ekspansi Pasar Ke Luar Negeri - The Duck King Cari Modal Lewat IPO

NERACA

Jakarta – Kembangkan ekspansi bisnis hingga berniat ekspansi ke luar negeri, pengelola restoran The Duck King, PT Jaya Bersama Indo berharap agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan lampu hijau untuk rencana perseroan melantai di pasar modal. Jaya Bersama Indo berencana untuk mengelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham pada tahun ini.

Dewi Tio, Direktur Keuangan merangkap Sekretaris Perusahaan Jaya Bersama Indo mengatakan, rencana tersebut sedang dalam tahap evaluasi oleh manajemen. Perseroan telah melakukan penyusunan laporan keuangan dengan detail sejak 3 tahun lalu. "Rencana itu IPO masih dalam kajian. Mohon doanya agar bisa disetujui oleh OJK," ungkapnya di Jakarta, Selasa (8/5).

Dia mengungkapkan, perkataan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio masih terngiang di benak manajemen. Pernyataan yang dimaksudkan, yakni bahwa perusahaan tidak perlu menunggu besar untuk IPO, tetapi harus menjadi besar dengan IPO. Saat ini, jumlah gerai yang dimiliki The Duck King Group mencapai 31 gerai. Pada tahun ini, perseroan berencana membuka gerai paling sedikit lima gerai baru yang akan berada di Karawaci, Bekasi, Cibubur, Jakarta dan Makassar.

Selain itu, perseroan juga akan membuka satu rumah makan di Vietnam. Pembukaan rumah makan di Vietnam tersebut, merupakan langkah awal dari rencana membuka satu rumah makan setiap tahun di luar negeri. Ibin Bachtiar, Chief Operating Officer The Duck King mengatakan, Makassar akan menjadi kota baru bagi The Duck King Group. Untuk pembukaan gerai di Makassar, perseroan akan menggunakan konsep joint venture (JV). Namun, Jaya Bersama Indo akan tetap menjadi mayoritas dalam skema JV tersebut.

Ibin mengaku bahwa pihaknya sudah tergolong berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi restoran terbesar khususnya makanan China di Indonesia,”Kalau ekspansi ke regional tidak terlalu beda, atau relatif sama. Jadi, kita akan sajikan menu yang sama, secara keseluruhan tidak ada perubahan yang dominan," tuturnya.

Kemudian guna memuluskan aksi korporasinya, perseroan telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas dan PT CIMB Sekuritas Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi efek. Asal tahu saja, ditengah gejolak indeks harga saham gabungan (IHSG) buntut dari depresiasinya nilai tukar rupiah, tidak mebuat pihak BEI bergeming untuk merevisi target IPO tahun ini.

BEI masih optimistis bisa membidik 35 perusahaan menjadi emiten di sepanjang 2018. Walaupun kinerja IHSG mengalami gelombang naik turun yang biasa pada belakangan ini.
‎Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat pernah bilang, cukup besar yang berniat akan IPO dan pihanya masih tetap optimistis untuk target 35 emiten di tahun ini.

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…