Rugi GOLL Membengkak Jadi Rp 21,74 Miliar

NERACA

Jakarta – Di kuartal pertama 2018, PT Golden Plantation Tbk (GOLL) masih menderita kerugian. Dimana perseroan membukukan rugi bersih GOLL membengkak menjadi Rp 21,74 miliar. Pada kuartal I-2017 rugi bersih GOLL mencapai Rp 1,82 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Pendapatan perusahaan yang turun pada 2018, menyebabkan perusahaan membukukan kenaikan kerugian yang cukup siginifikan. Pada kuartal 1-2018, perusahaan membukukan penurunan pendapatan 48,37% menjadi Rp 31,16 miliar dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 55,51 miliar. Sepanjang 2018, perusahaan mencatatkan penurunan penjualan minyak sawit mentah 46,22% menjadi Rp 17,88 miliar, penjualan tandan buah segar turun 35,42% menjadi Rp 9,4 miliar, dan penjualan inti sawit dan turunannya turun 49,68% menjadi Rp 3,8 miliar.

Padahal, perusahaan membukukan penurunan  beban pokok penjualan 21,50% menjadi Rp 36,92 miliar dibandingkan beban pokok penjualan tahun lalu sebesar Rp 47,03 miliar. Beban usaha pada 2018, turun 44,96% menjadi Rp 7,95 miliar dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 14,45 miliar. Liabilitas perusahaan pada 2018, naik 3,25% menjadi Rp 1,58 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1,53 triliun. Aset perusahaan pada 2018, naik tipis 0,75% menjadi Rp 2,49 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 2,47 miliar.

Tahun ini, perseroan berencana menambah pabrik baru dengan kapasitas produksi hingga 30 ton per jam yang diperkirakan menelan investasi Rp100 miliar.”Saat ini, kami baru memiliki satu pabrik pengolahan di Kota Baru, Kalimantan Selatan. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 30 ton per jam, yang mengolah hasil panen dari kebun perseroan yang dikelola anak perusahaan, PT Bumiraya Investindo (BRI)," kata Direktur Utama Golden Plantation, Budhi Istanto.

Saat ini perseroan memiliki sembilan anak perusahaan dengan luas area tertanam mencapai 63.441 hektar serta kepemilikan land bank hingga 24.682 hektar. Lima anak usaha beroperasi di Sumatera dan sisanya di Kalimantan. Dari kesembilan anak usaha tersebut, hanya PT BRI yang memiliki area tertanam lebih dari 6.000 hektar. Delapan anak perusahaan lainnya memiliki area tertanam di bawah 5.000 hektar.”Paling cepat tahun ini di Kalimantan Barat karena untuk buat pabrik pengolahan luas tertanam harus 6.000 hektar. Luas tertanam sebesar itu biasa kami siapkan pabrik dengan kapasitas 30 ton per jam yang investasinya sekitar Rp100 miliar," papar Budhi.

Budhi menambahkan, pembangunan pabrik akan berlangsung sekitar 12 bulan hingga 13 bulan. Sehingga pabrik baru itu baru beroperasi pada 2019.”Karena baru memiliki satu pabrik, saat ini perusahaan menjual hasil panennya ke pabrik-pabrik dari perusahaan tak terafiliasi yang dekat dengan perkebuan milik GOLL. Rencananya, pabrik anyar tersebut kelak akan dikelola oleh anak perusahaan PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ) atau PT Charindo Palma Oetama (CPO), dana investasi pembangunan pabrik anyar tersebut berasal dari kas perseroan, maupun pinjaman,”ungkapnya.

 

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…