Tercatat di Pasar Modal - Saham BTPN Syariah Dibuka Melesat 23,08%

NERACA

Jakarta – Debut perdana di pasar modal, saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) langsung dibuka meroket 23,08% atau 225 poin ke posisi Rp1.200 per saham dari harga penwaran Rp975 per saham. Saham BTPS ditransaksikan sebanyak 421 lot dalam 7 transaksi dengan nilai Rp51,2 juta.”Melalui pencatatan ini, BTPN Syariah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengantarkan BTPN Syariah sampai ke titik ini, terutama kepada nasabah kami. Selanjutnya, kami siap menjalankan bisnis secara lebih terbuka," kata Direktur Utama BTPN Syariah, Ratih Rachmawaty di Jakarta, Selasa (8/5).

Perseoan melalui initial public offering (IPO), menawarkan sebangak 770.370.000 saham baru atau 10% dari modal yang ditempatkan dan disetor. Perseroan juga telah melepas 0,35% dari jumlah saham yang ditawarkan melalui IPO kepada karyawan melalui program employee stock allocation (ESA). Dalam aksi ini, perseroan meraih dana Rp751 miliar sebelum dikurangi biaya emisi saham. Selama masa penawaran umum pada 27 April-2 Mei 2018, respons dari investor publik sangat positif. Saham BTPN Syariah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 1,7 kali dari total saham yang ditawarkan atau senilai 1,31 miliar lembar saham dibandingkan dari 770 juta lembar saham yang ditawarkan. 

Ratih menjelaskan, dana yang diperoleh pada proses ini akan digunakan untuk meningkatkan volume pembiayaan terhadap segmen nasabah prasejahtera produktif yang telah menjadi fokus bisnis Perseroan selama tujuh tahun terakhir. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter) adalah PT Ciptadana Sekuritas Asia,”Baik institusi maupun ritel, banyak yang berminat menjadi pemegang saham. Namun, sampai pada saat penutupan penawaran umum minggu lalu, pembeli terbesarnya adalah institusi yang memiliki profil investasi jangka panjang," tutur Ferry Tanja, Direktur Utama PT Ciptadana Sekuritas Asia.

Tercatat, hingga akhir Maret 2018, total aset mencapai Rp9,5 triliun atau tumbuh 24,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga mencapai Rp6,7 triliun atau tumbuh 18,8%. Pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp6,2 triliun atau tumbuh 21,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penyaluran pembiayaan dilakukan dengan tetap menjaga kualitasnya, tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) di level rendah, yakni 1,67%.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…