Indonesia Mampu Ciptakan Mobil Paling Hemat Energi - Shell Eco Marathon 2018

 

NERACA

Jakarta – Indonesia menjadi surga para produsen kendaraan bermotor dari luar negeri seperti Jepang, Eropa, Amerika bahkan China. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 121 juta unit yang terdiri dari 98 juta unit sepeda motor, 13 juta mobil penumpang, 6 juta mobil barang dan 2 juta mobil bis. Berbagai macam model pun dikeluarkan oleh produsen mulai dari yang hemat bahan bakar hingga mengandalkan kecepatan. Sayangnya masih jarang produsen kendaraan bermotor asal Indonesia yang mampu bersaing di negerinya sendiri.

Namun, terobosan diciptakan oleh para mahasiswa asal Indonesia diajang Shell Eco Marathon 2018 di Singapura. Bisa dibilang, Indonesia dominan mendapatkan penghargaan dari ajang tersebut. Pasalnya tim mahasiswa Indonesia mendapatkan lima dari tujuh penghargaan yang melibatkan 122 tim mahasiswa di seluruh Asia.

Kelima tim mahasiswa asal Indonesia peraih penghargaan dari kategori urban concept antara lain, ITS Team 2 (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Semar Urban UGM Indonesia (Universitas Gadjah Mada), Garuda UNY Eco Team (Universitas Negeri Yogyakarta), Nogogeni ITS Team 1 (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), dan Bumi Siliwangi Team 4 (Universitas Pendidikan Indonesia).

Dari kelima tim tersebut, tiga diantaranya yaitu Team Semar Urban UGM, ITS Team 2 dan Garuda UNY Eco Team akan mewakili Asia diajang yang lebih besar lagi untuk bersaing dengan tim tim dari Amerika dan Eropa di kompetisi adu cepat mobil hemat energy di Drivers World Championship (DWC) Final di London Juli mendatang.

Atas kemenang tim mahasiswa asal Indonesia tersebut, Country Chairman dan President Director PT Shell Indonesia, Darwin Silalahi memberikan apresiasi sangat tinggi atas semangat juang 26 tim mahasiswa Indonesia peserta Shell Eco-marathon Asia 2018.  Khususnya kepada tiga tim yang mendapat juara di DWC Asia kali ini, Darwin menyatakan kegembiraannya. “Selamat kepada tiga tim Indonesia yang berhasil menjadikan All Indonesian Team sebagai juara di DWC Asia. Kita semua sangat bangga dengan pencapaian luar biasa ini. Bukti nyata dan inspiratif bahwa anak-anak muda Indonesia memiliki talenta dan kemampuan yang sangat kompetitif tidak hanya di regional, tetapi juga di tingkat global,” ujarnya.

Darwin menambahkan, sumber daya manusia yang resilient, inovatif, dan mampu berkompetisi di ajang global menjadi modal untuk menjadi pemenang di era revolusi industri 4.0. Dari kunjungannya ke paddocks para tim mahasiswa di festival Make The Future 2018, Darwin menyebutkan bahwa para mahasiswa itu sudah memperlihatkan kualitas tersebut.

Shell Eco-marathon Asia akan mencakup dua kompetisi utama tahun ini. Kompetisi yang berlangsung paling lama adalah Mileage Challenge. Tim-tim berkompetisi menempuh jarak paling jauh menggunakan bahan bakar paling sedikit. Pada tahun 2017, tim pemenang di ajang regional Asia berhasil menempul 2.289km atau setara dengan jarak dari Singapura ke Chiang Mai, Thailand dengan menggunakan satu liter bahan bakar.  

Kemenangan para mahasiswa diajang internasional tersebut, rasanya sejalan dengan langkah pemerintah untuk mendorong industri otomotif menerapkan teknologi kendaraan yang ramah lingkungan dan hemat energi. Hal itulah yang sempat dikatakan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Penerapan kendaraan dengan teknologi hemat energi ini sebagai komitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29% di 2030. “Teknologi kendaraanmasa depan tersebut, antara lainmengarah kepada advance dieselatau petrol engine, bahan bakar alternatif (biofuel), bahan bakar gas, hybrid, kendaraan listrik, dual fuel (gasoline-gas), dan fuelcell (hydrogen),” kata Airlangga.

Bahkan, Airlangga memastikan proyek mobil listrik yang ramah lingkungan dan hemat energi sudah ada dalam peta jalan Kementerian Perindustrian untuk pengembangan industri otomotif di Indonesia. Kemenperin mencatat, hingga saat ini, populasi mobil listrik di dunia sekitar 4 juta unit dan diperkirakan pada tahun 2020 mencapai 10 juta unit.

Shell secara konsisten melakukan pengembangan energi baru. Hal itu sudah terlihat dengan Shell menyediakan anggaran khusus untuk proyek inovasi, dan sampai saat ini sudah menghabiskan US$100 miliar untuk proyek tersebut. Dan kemenangan ini menjadi bekal bahwa Indonesia mampu membuat kendaraan dengan hemat energi sehingga perlu didampingi oleh pemerintah agar Indonesia tak hanya menjadi pasar bagi produsen asing namun juga mampu memproduksi kendaraan secara mandiri.  

BERITA TERKAIT

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…