Merespon Tekanan IHSG - BEI Yakini Kinerja Pasar Modal Masih Positif

NERACA

Jakarta – Terkoreksinya indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan kemarin, membuat kepanikan pelaku pasar dalam negeri. Maka guna meredam kepanikan tersebut, pihak BEI selalu menyakinkan pasar bahwa sentimen negatif indeks BEI tidak mempengaruhi kinerja emiten. Pasalnya, tekanan IHSG lebih didorong ketidakpastian global.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio menyatakan, pasar modal masih dalam keadaan baik dibalik ketidakpastian global yang terjadi. Adapun sentimen global saat ini paling didominasi oleh kebijakan Amerika Serikat (AS) yang tengah berupaya untuk memperkuat ketahanan ekonominya.”Kondisi ini tidak hanya dialami oleh pasar Indonesia akan tetapi oleh hampir semua negara. Pasalnya, hal ini diakibatkan semua ketidakpastian global. Jadi memang dari sananya, kami enggak bisa apa-apa,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Meskipun IHSG anjlok, Tito mengatakan, hal tersebut tidak berdampak besar pada situasi pasar modal."Yang menariknya dari uncertainty ini, produk-produk kita masih bagus. Likuiditas bagus. Bahkan 75% perusahaan banyak yang rugi, ini kita 75% malah pada untung, likuiditas meningkat," tandasnya.

Tito menuturkan, saat ini pasar modal masih didukung oleh perusahaan-perusahaan yang baik dan mendukung investasi di BEI."Apapun yang terjadi menariknya produk kita masih bagus-bagus, intinya saya percaya bahwa investasi di bursa masih didukung oleh perusahaan-perusahaan yang bagus bahkan sangat likuid," kata Tito.

Seperti diketahui, laju IHSG melemah 1,13% atau sekitar 66,38 poin ke poisisi 5.792,34 pada perdagangan saham Jumat 4 Mei 2018. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 335.107 kali dengan volume perdagangan saham 7,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,8 triliun. Investor asing lepas saham Rp 842,51 miliar di seluruh pasar.

Head of Lots Services Lotus Andalan Sekuritas, Krishna Dwi Setiawan mengatakan bahwa pelemahan IHSG masih dipengaruhi oleh investor asing yang cenderung melepas sahamnya di tengah sentimen eksternal yang cenderung negatif bagi pasar saham,”Dalam tiga tahun terakhir ini, investor asing cukup masif masuk ke pasar saham, namun kondisi eksternal yang sedang penuh ketidakpastian membuat mereka keluar sehingga menekan IHSG," ujarnya.

Investor asing membukukan jual bersih atau "foreign net sell" sebesar Rp842,51 miliar pada akhir pecan. Di tengah situasi pasar yang sedang dilanda sentimen negatif dari eksternal ini, menurut dia, investor sebaiknya mencermati kinerja emiten dengan fundamental yang positif yang kemudian diakumulasi sahamnya,”Saat ini cocok bagi investor dengan orientasi jangka panjang, sementara untuk jangka pendek harus berhati-hati mengingat pergerakannya yang volatile. Saya masih optimis ekonomi kita juga masih baik," katanya.

Dia menambahkan bahwa rata-rata nilai wajar IHSG juga sudah relatif rendah dengan valuasi "price earning ratio" di kisaran 13-14 kali, dibandingkan sebelumnya di level 15 kali. Rendahnya rasio itu mengindikasikan saham-saham berada pada harga yang relatif murah.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…