Pacu Daya Saing Ekonomi - Implementasi Platfom Rantai Pasok Jadi Kebutuhan

Besarnya potensi pasar industri logistik di dalam negeri dalam menggerakan roda ekonomi, menjadi peluang bagi pelaku industri baik dalam dan luar negeri untuk melakukan penetrasi pasar di Indonesia. Berangkat dari hal tersebut, Deutshe Messe sebagai perusahaan asal Jerman penyelenggara pameran logistik terbesar di dunia bekerjasama dengan Debindo menyelenggarakan CeMAT Southeast Asia, IndoTranslog, IndoColdChain, IndoTruk (CTCT) 2018 dari tanggal 2-6 Mei 2018 di ICE BSD, Tangerang Selatan.

Direktur Utama PT. Debindomulti Adhiswasti, Dwi Karsonno mengatakan, pameran CeMAT menjadi pameran logistik dan terbesar di Asia Tenggara dengan cakupan industri rantai pasok terlengkap, meliputi sektor intralogistik dan material handling, transportasi, rantai pendingin (cold chain) dan trucking. “Hadirnya pameran ini, selaras dengan kebijakan pemerintah dalam paket kebijakan ekonomi ke XV tentang pengembangan usaha dan daya saing penyedia jasa logistik nasional,”ujarnya di Tangerang, kemarin.

Disampaikannya, pameran CTCT 2018 memberikan fokus perhatian pada perkembangan implementasi layanan berbasis teknologi informasi digital industry 4.0 sebagai sebuah kebutuhan strategis dalam menghadapi erasnya arus globalisasi eCommerce yang mermbah semua sektor industri barang dan jasa. Oleh karena itu, kami juga menggelar kegiatan konferensi selama 4 hari paralel dengan kegiatan pameran, dengan mengangkat tema Supply Chain Digitizing Platform in Industry 4.0,”paparnya.

Semntara Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yuki Nugrahawan Hanafi  mengatakan, implementasi industri 4.0 Indonesia kini tengah masuki momentum yang mendesak untuk meningkatkan daya saing industri nasional tak terkecuali di industri rantai pasok (supply chain) dan logistik.

Apalagi, lanjutnya, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah bahwa biaya logistik masih tinggi yakni 23,7% terhadap GDP dan porsi biaya logistik menyumbang sekitar 40% dari harga ritel barang,”Kita berharap produktivitas bisa berdaya saing tinggi, mata rantainya baik sehingga biaya logistik bisa dibawah 20 persen untuk satu sampai dua tahun kedepan. Tahun lalu, biaya logistik masih 23,7% terhadap GDP. Kalau dengan infrastruktur paling hanya turun jadi 21%. Sedangkan Malaysia dan Thailand sudah dibawah 15%. Oleh karena itu, stakeholder, swasta, industri harus kerja keras apalagi 2020 era industri 4.0 akan dimulai,"ungkapnya.

Sebagai informasi, industri 4.0 adalah industri generasi ke‐empat yang telah dibuatkan peta jalannya (road map) oleh pemerintah Indonesia dalam rangka menuju Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia di tahun 2030 melalui pemanfaatan teknologi berbasis digital yang menjadikan proses operasional kerja dan layanan pelanggan lebih murah, mudah dan berdaya saing, seperti ditunjukkan dengan berkembangnya bisnis berbasis online yang maju pesat sehingga mampu mengundang investor korporasi besar dunia untuk berinvestasi, khususnya di sektor layanan transportasi online.

Oleh karena itu, melalui ajang CTCT 2018, Yuki berharap bisa menghasilkan rekomendasi yang tepat bagi kemajuan industri logistik dan rantai pasok Indonesia. Pasalnya, di bidang logistik khususnya rantai pasok, tanpa disadari sudah banyak perubahan namun Indonesia terlambat meresponnya. Hal itu salah satunya karena persoalan regulasi,”Kita tahu di paket deregulasi ada 16 paket dan ada lima yang berkaitan dengan logistik dimana salah satunya eCommerce. Tapi, sayangnya masih setengah-tengah penerapannya. Sayur-sayuran dan buah-buahan 40% busuk karena tak tersistem dengan baik, ini yang kita coba dorong supaya harga tinggi tapi tak membebani konsumen karena 40% yang busuk itu jadi beban biaya yang dibebankan ke konsumen," jelasnya.

Yuki memprediksi, bisnis logistik tahun ini bisa tumbuh 10,4% atau lebih tinggi daripada tahun lalu yang 7% hingga 8%. Namun, menurutnya, hal itu terjadi dengan catatan kondisi ekonomi membaik dan rupiah bisa stabil. "Pelemahan rupiah sampai saat ini belum mengganggu, tapi habis Lebaran kalau masih berlanjut maka bisa berubah," ucapnya.

BERITA TERKAIT

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

KEJU Bagikan Dividen Final Rp79,50 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) memutuskan membagikan dividen final tahun buku 2023 sebesar…

BUMI Bukukan Laba Bersih US$67,6 Juta

Di kuartal pertama 2024, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan laba bersih senilai US$67,6 juta atau setara Rp1,09 triliun (kurs…

BERITA LAINNYA DI

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

KEJU Bagikan Dividen Final Rp79,50 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) memutuskan membagikan dividen final tahun buku 2023 sebesar…

BUMI Bukukan Laba Bersih US$67,6 Juta

Di kuartal pertama 2024, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan laba bersih senilai US$67,6 juta atau setara Rp1,09 triliun (kurs…