Produk Capai 26,5 Juta Ton - Pamapersada Siap Menuai Hasil Bisnis Tambang

NERACA

Jakarta – Geliat bisnis tambang batu bara, anak usaha PT United Tractor Tbk (UNTR) yakni PT Pamapersada memperlihatkan kinerja cukup baik di sepanjang kuartal I-2018. Di sepanjang kuartal pertama, overburden removal Pama naik 22% ke angka 207 juta bcm dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, produksi batubara Pamapersada meningkat 6% di kuartal pertama tahun ini ke angka 26,5 juta ton. Sebelumnya, kuartal I-2017 yang lalu perusahaan ini mencatatkan produksi batu bara sebesar 25,1 juta ton. Di sepanjang kuartal I-2018, mining contracting mengontribusi pendapatan Rp 7,95 triliun. Capaian tersebut berkontribusi 41,83% dari total pendapatan UNTR yang sebesar Rp 19,01 triliun,”Tahun ini kami harapkan produksi batubara bisa mencatatkan peningkatan sebesar 5% sementara overburden bisa mencatatkan kenaikan hingga 10%-15%." kata Iwan Hadiantoro, Direktur UNTR di Jakarta, kemarin.

Perusahaan ini juga berharap bisa menggenjot penjualan batubara di tahun ini apalagi dengan kenaikan harga komoditas energi ini. Beberapa kendala mesti dihadapi oleh perusahaan ini seperti logistik yang agak sulit lantaran akses tambang yang berada di pelosok Kalimantan Tengah. Sementara PT United Tractors Tbk mencatat penyerapan anggaran belanja modal di kuartal pertama tahun ini sebesar US$ 200 juta.

Sebagian besar belanja modal UNTR itu dialokasikan untuk PT Pamapersada Nusantara, anak usaha perusahaan di bidang mining contracting. Sepanjang tahun ini, UNTR menyiapkan belanja modal berkisar US$ 800 juta hingga US$ 850 juta. Sebanyak US$ 650 juta dari capex akan digunakan untuk pembelian alat baru Pamapersada. Sisanya akan digunakan untuk proyek-proyek baru perusahaan.

Iwan mengatakan, belanja modal perusahaan kebanyakan diambil dari kas internal. UNTR tak merinci target-target perusahaan pada tahun ini. Namun, perusahaan meyakini bahwa penjualan unit Komatsu bisa naik 10%-15% menjadi 4.200 sampai 4.500 unit dari tahun lalu sejumlah 3.800 unit. Selain itu, perusahaan meyakini produksi batubara bisa naik 5% pada tahun ini.

Kemudian pendapatan konsolidasi perseroan di kuartal pertama tercatat Rp 19 triliun, naik 19% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 13,68 triliun. Disebutkan, segmen bisnis kontraktor penambangan justru mendominasi, dengan mencatat pendapatan Rp 7,95 triliun atau setara 42% dari pendapatan konsolidasi.

Sementara, pendapatan dari segmen usaha mesin konstruksi berkontribusi 36% atau setara sekitar Rp 6,86 triliun. Sedang segmen pertambangan dan industri konstruksi masing-masing berkontribusi 18% dan 4% terhadap pendapatan konsolidasi.

Seiring dengan kenaikan pendapatan itu, laba kotor UNTR meningkat 56% dari Rp 2,9 triliun menjadi Rp 4,5 triliun. Pengelolaan beban operasi yang efisien, berkurangnya beban lain-lain, dan meningkatnya penghasilan lain-lain membuat laba sebelum pajak penghasilan meningkat 73% menjadi Rp3,5 triliun. Sehingga, laba bersih perusahaan pun meningkat 69% menjadi Rp 2,5 triliun dari Rp 1,5 triliun pada periode yang sama tahun 2017.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…