Sektor Produksi - RNI Gandeng PTPN III Untuk Kembangkan Lahan Teh

NERACA

Jakarta – PT Rajawali Nusantara Indonesia/RNI (Persero) melalui anak usahanya PT MitraKerinci bersinergi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, anak usaha PTPN III (Persero) mengelola lahan teh seluas lebih dari 2.000 hektare.

Penandatanganan kerja sama dilakukan antara Direktur PT MitraKerinci Yosdian Adi dengan Direktur Utama PTPN VIII Bagya Mulyanto di Gedung RNI, Jakarta, disalin dari Antara. Penandatanganan kerja sama itu disaksikan Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro, Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo, dan Direktur Utama PTPN III Dolly P. Pulungan.

Direktur PT MitraKerinci Yosdian Adi mengatakan, lahan teh tersebut berada di Kebun Pangheotan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Menurut dia, dengan investasi sekitar Rp500 miliar, MitraKerinci dan PTPN VIII mengelola pabrik teh hijau dan teh hitam dengan target produksi 5-7 ton per hari, dengan nilai penjualan diperkirakan mencapai Rp 300 juta per bulan.

Ia mengatakan dengan dukungan alam dan geografis, Indonesia punya potensi besar sebagai negara utama penghasil teh. Namun, upaya penguatan industri teh tidak bisa dikerjakan sendiri. "Kerja sama pengelolaan antara PT Mitra Kerinci dan PTPN VIII di Kebun Pangheotan diharapkan bisa memberikan perbaikan kinerja bagi kedua belah pihak dan perbaikan kesejahteraan ribuan pemetik teh," ungkap Yosdian.

Sementara itu, Wahyu Kuncoro mengatakan, Kementerian BUMN mendukung sinergi BUMN yang bertujuan untuk membantu terwujudnya program-program pemerintah. "Kerja sama ini menjadi "role model" sistem pengelolaan industri teh yang produktif dan efisien. Tantangan utama pengelolaan teh adalah masih tingginya harga pokok produksi (HPP) di angka Rp20 ribu per kg, sementara PT Mitra Kerinci berhasil menurunkan HPP di angka Rp15 ribu per kg," ujar Wahyu. Dijelaskan, keunggulan-keunggulan dari kedua pihak perlu dikembangkan dalam skema kerja sama dan diterapkan dalam skala kecil terlebih dahulu.

Sementara itu, Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo mengatakan, peluang industri teh dalam negeri untuk bangkit dan bersaing di pasar global masih sangat besar dan terbuka lebar. "Pasarnya sangat terbuka, baik dalam Negeri maupun internasional. Kontra diksi penurunan areal dan produktivitas teh Indonesia disisi lain memberikan peluang dengan pertumbuhan konsumsi minuman teh dalam kemasan yang bertumbuh hingga mencapai di atas 2,3 juta liter per tahun," ujar Didik.

Masih terkait sektor perkebunan, Konferensi Internasional Minyak Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2018 mendorong intensifikasi lahan untuk mendukung pengembangan sawit berkelanjutan yang berkontribusi bagi masyarakat dan memenuhi kebutuhan pangan populasi dunia. "Kami sudah berkomitmen tidak deforestasi lagi," kata Direktur Utama Sinar Mas Agribisnis dan Pangan Franky Oesman Widjaja selaku salah satu penyelenggara ICOPE 2018 di Nusa Dua, Bali, disalin dari Antara.

Pihaknya juga mendukung program pemerintah dengan berpartisipasi memberikan pendampingan kepada petani plasma atau kebun sawit yang dikelola oleh warga dalam peremajaan sawit rakyat atau "replanting".

Pemberian benih berkualitas, penggunaan pupuk, praktik pertanian yang berkelanjutan dan membantu mencarikan sumber pendanaan merupakan bentuk pendampingan kepada petani sawit yang mengelola lahannya secara swadaya.

Dengan demikian, untuk dua juta hektare kebun sawit misalnya bisa menambah hasil produksi menjadi enam juta ton per hektare atau dua kali lipat dari hasil sebelumnya. "Untuk satu juta petani, pendapatan bertambah menjadi empat miliar dolar AS per tahun, ini luar biasa sekali," ucapnya selain bisa menghemat lahan dengan intensifikasi lahan tersebut.

Franky menyebutkan minyak nabati dari sawit juga merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dunia mengingat tahun 2045-2050 diperkirakan jumlah populasi di muka bumi ini mencapai sekitar 10 miliar sehingga perlu 200 juta minyak nabati tambahan.

Untuk menghasilkan kebutuhan tersebut, kata dia, diperlukan luas lahan sekitar 30-40 juta hektare, luas yang dinilai lebih efisien dibandingkan sumber minyak nabati lain seperti kedelai yang memerlukan sekitar 400 juta hektare dan biji tanaman menghasilkan minyak atau "rapeseed" mencapai sekitar 285 juta hektare.

Menurut dia, keberlanjutan sawit dapat tercapai ketika ada keseimbangan antara peluang ekonomi, perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat yang sekaligus menjadi kunci dari sektor kelapa sawit dan komponen kunci dalam pertemuan tahun ini yang bertama "solusi untuk produksi lokal". Dalam pertemuan yang digelar dua tahun sekali itu, menghadirkan sekitar 400 pembicara dari 30 negara yang duduk bersama dalam satu konferensi.

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…