Dampak Asian Games Bagi Tuan Rumah

 

 

NERACA

 

Jakarta = Penyelenggaraan Asian Games ke-18 yang akan berlangsung pada 18 Agustus - 2 September 2018 mendatang di Jakarta dan Palembang, tidak hanya berdampak secara ekonomi, tapi juga non ekonomi seperti meningkatkan pride atau kebanggaan dari Indonesia, meningkatkan kohesi sosial, mendorong masyarakat untuk melakukan olah raga, serta yang tidak kalah penting yaitu meningkatkan profil Indonesia di mata internasional.

Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro, sudah merupakan hal yang lumrah dan wajar bahwa banyak negara yang profilnya naik setelah berhasil menjadi tuan rumah event internasional. “Contoh paling jelas adalah Korea Selatan. Pada tahun 1986 Korea Selatan menjadi tuan rumah Asian Games ke-10 di Seoul. Dua tahun kemudian (1988) negeri Ginseng ini menjadi penyelenggara Olimpiade Musim Panas ke-24 di kota yang sama,” ucapnya, seperti dikutip dalam keterangannya, kemarin

Menurut dia, Korea Selatan menyadari bahwa menjadi tuan rumah event keolahragaan internasional merupakan sarana yang efektif untuk menaikkan citra negaranya. Korea Selatan menunjukkan diri kembali sebagai tuan rumah Asian Games ke-14 tahun 2002 di Busan, dan secara bersamaan tahun 2002 menjadi tuan rumah Piala Dunia bersama Jepang.

Selanjutnya, negeri Ginseng itu menjadi tuan rumah Asian Games ke-17 kembali pada tahun 2014 di Incheon. “Ini contoh suatu negara yang giat memanfaatkan event internasional untuk meningkatkan profil negara dan ekonominya dengan berbagai rangkaian event internasional di negaranya,” tutur Bambang.

Contoh sukses lainnya, kata Bambang, adalah Olimpiade Musim Panas ke-27 di Sydney Australia yang bisa mendorong ekonomi New South Wales meningkat sampai 490 juta USD pertahun selama 12 tahun masa persiapan dan sesudah event. Jadi mereka ambil enam tahun ke belakang dan enam tahun ke depan. Periode 1994-2000 adalah masa persiapan, membangun stadion, infrastruktur, berbagai fasilitas pendukung, promosi dan seterusnya dan kemudian pasca event adalah masa pemanfaatan stadionnya, peningkatan wisatawan ke Australia maupun Sydney.

Setelah itu, dlihat dari present value dampak olimpiade terhadap ekonomi Australia mencapai US$6,5 miliar dan lapangan pekerjaan meningkat 5.300 di New South Wales dan di Australia Kota rata-rata 7.500 per tahun selama 12 tahun. Cerita sukses lainnya, Olimpiade Musim Panas ke-30 di London pada tahun 2012 karena bisa berkontribusi terhadap PDB Inggris sampai US$16,5 miliar selama 12 tahun periode. Komposisinya 82% dari free event, 12% dari pariwisata, 6% dari pengeluaran langsung.

“Jadi aktivitas free event dan konstruksi itu adalah bagian terbesar dari olimpiade di London, ditambah pariwisata dan direct spending, turis meningkat 10,8 juta pada periode 2005-2017,” tutur Bambang. Ia berharap pasca pelaksanaan Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang, Indonesia tidak hanya memperoleh dampak ekonomi tapi juga punya manfaat non ekonomi seperti yang dialami Korea Selatan, Australia dan juga Inggris.

Bappenas memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 mencapai Rp3,6 triliun, dengan perincian pengeluaran sebesar Rp2,5 triliun di Jakarta dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 70 persen, dan 1,1 triliun rupiah di Palembang dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 30 persen. Diestimasikan, 88 persen pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67 persen pengeluaran oleh atlet, 3,96 persen pengeluaran awak media, 2,34 persen pengeluaran officials, dan 0,77 persen pengeluaran sukarelawan.

Akomodasi diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar yang mencapai 1,3 triliun rupiah, sementara komponen terbesar kedua adalah transportasi sebesar Rp 640 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp 628 miliar, pengeluaran belanja mencapai 560 miliar rupiah, dan pengeluaran hiburan sebanyak Rp 280 miliar. Namun, berkaca pada pengalaman negara lain, dampak event olahraga internasional dapat pula menjadi tidak maksimal terhadap perekonomian tuan rumah bila tidak disiapkan dengan baik, misalnya pemanfaatan sarana olahraga di kemudian hari yang kurang optimal. Untuk mencegah dampak negatif terkait pemeliharaan dan penggunaan venue selepas Asian Games 2018 tersebut, diperlukan upaya peningkatan aktivitas/event olahraga sebagai bagian grand design peningkatan prestasi olahraga Indonesia, peningkatan awareness masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga, dan pemanfaatan venue olahraga untuk aktivitas lain di luar olahraga, misalnya MICE (Meeting, Incentives, Conferences, & Exhibition).

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…