PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk - Masih Konsisten Bermain Properti di Kelas Menengah Atas

Neraca

Jakarta – Industri properti dalam negeri masih menjanjikan dan terlebih seiring dengan pemangkasan acuan suku bunga bank Indonesia (BI Rate). Alhasil, banyak industri properti banyak melakukan ekspansi dan salah satunya pemain lama PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT).

Jakarta Setiabudi masih terus berekspansi dan tahun ini perseroan tengah menambah kamar baru di Bali Hyatt dengan dana investasi sebesar US$ 67 juta diatas lahan kosong seluas 4 hektar. Selain itu, perseroan juga mengalokasikan belanja modal ditahu naga air sebesar Rp 2 triliun untuk pengembangan proyek-proyek baru.

Kata Direktur Keuangan Jakarta Setiabudi Lim Merry, dana belanja modal (capital expenditure/capex) tersebut sebagian besar akan digunakan perseroan untuk pembangunan apartemen baru Setiabudi Skygarden.

Dia menambahkan capex juga akan digunakan untuk membangun proyek budget hotel di sejumlah kota di antaranya Semarang, Yogyakarta, dan Jakarta. Nilai investasi proyek tersebut diperkirakan sebesar Rp70,1 miliar. “Kami juga berencana melakukan renovasi dan penambahan kamar baru di beberapa hotel kami, seperti di Grand Hyatt Bali, Bali Hyatt, dan Mercure. Ini juga kebutuhannya lumayan besar, sekitar US$60 juta,”katanya.

Merry mengungkapkan sumber pendanaan untuk capex tahun depan akan diperoleh perseroan dari kas internal, pinjaman perbankan, dan hasil penjualan marketing. Namun, menurut dia perseroan belum menentukan komposisi masing-masing dari sumber dana tersebut.

Dia mengatakan saat ini perseroan masih memiliki fasilitas pinjaman dari Bank OCBC NISP senilai US$50 juta yang akan jatuh tempo pada 2012. Dari fasilitas pinjaman itu, tuturnya perseroan telah mencairkan sekitar 50% atau setara US$25 juta.

Menurut dia, sisa fasilitas pinjaman senilai US$25 juta masih cukup untuk memenuhi pembiayaan proyek budget hotel pada tahun depan. Adapun, lanjutnya pendanaan untuk pembangunan awal apartemen Setiabudi Skygarden akan dipenuhi dari kas internal.

Perseroan yang didirikan pada tahun 1975 dan dibawah pimpinan Jan Darmadi perseroan menjadi perusahaan konglomerat yang disegani. Banyak aset properti, seperti hotel, perkantoran, residensial atau apartemen strata title yang dikelola perseroan di Jakarta, Bali dan kota besar lainnya.

Ekspansi Luar Jawa

Ditahun 2011, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,15 triliun. Asal tahu saja, setelah Bali, kini perseroan tengah membidik Medan sebagai pengembangan usahanya. Direktur Hotel PT Jakarta Setiabudi Tbk Margiman mengatakan, selain Medan ada juga Yogyakarta dan Semarang, “Tiga lokasi itu merupakan daerah-daerah strategis dengan jumlah permintaan yang cukup tinggi,”ujar Margiman

Dia menambahkan perseroan juga tengah mengincar akuisisi lahan di daerah pinggiran yang memiliki prospek pertumbuhan penduduk yang signifikan. Saat ini, tuturnya perseroan masih melakukan studi terhadap lokasi-lokasi tersebut. “Untuk daerah strategis, lahan yang akan kami akuisisi berada di bawah 10 hektare dengan strategi pengembangan cepat. Sementara itu, untuk daerah pinggiran akan kami beli di atas 10 hektare, karena harganya masih murah,”ujarnya.

Selain mengembangkan proyek baru, Jakarta Setiabudi juga berencana untuk mengakuisisi lahan guna menambah cadangan lahan (land bank) perseroan pada 2012. Dia menambahkan perseroan juga tengah mengincar akuisisi lahan di daerah pinggiran yang memiliki prospek pertumbuhan penduduk yang signifikan. Saat ini, tuturnya perseroan masih melakukan studi terhadap lokasi-lokasi tersebut. “Untuk daerah strategis, lahan yang akan kami akuisisi berada di bawah 10 hektare dengan strategi pengembangan cepat. Sementara itu, untuk daerah pinggiran akan kami beli di atas 10 hektare, karena harganya masih murah,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Jakarta Setiabudi membukukan pendapatan selama periode sembilan bulan pertama tahun 2011 sebesar Rp739,1 miliar atau tumbuh 3% dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp716,6miliar.Adapun, laba bersih perseroan juga naik 21% menjadi Rp106,3 miliar dari semula Rp87,8 miliar. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…