Promosi Perdagangan - Kopi Asal Indonesia Catat Transaksi US$25 Juta

NERACA

Jakarta – Kopi premium Indonesia berhasil mencatatkan transaksi potensial senilai 25 juta dolar Ameika Serikat pada pameran Global Specialty Coffee Expo (GSCE) 2018 di Washington State Convention Center, Seattle, Amerika Serikat.

Atase Perdagangan Washington DC Reza Pahlevi mengatakan bahwa kopi premium unggulan Indonesia berhasil mencuri perhatian dunia dalam pameran kopi terbesar di Amerika Utara tersebut. Peningkatan tren di kalangan pencinta kopi Amerika dapat dimanfaatkan sebagai peluang mempromosikan kopi premium Indonesia.

"Pemerintah Indonesia bersinergi dengan para produsen kopi Indonesia untuk terus berupaya mempromosikan berbagai varian kopi unggulan tanah air," kata Reza, dalam keterangan tertulis yang diterima, disalin dari Antara.

Pada GSCE kali ini, Paviliun Indonesia menampilkan cita rasa kopi unggulan dari berbagai daerah di Indonesia. Kopi-kopi tersebut antara lain sumatra gayo, sumatra simalungun, lampung robusta, liberica tungkal jambi, java preanger, java ijen raung, java sindoro, bali kintamani, dan lainnya.

Ragam kopi yang dikeringkan dengan metode giling basah, honey, dan natural juga ditampilkan. Perbedaan metode tersebut memperkaya cita rasa kopi yang dipamerkan, sehingga membuat para pengunjung semakin tertarik untuk mengenal lebih dekat kopi Indonesia.

Paviliun Indonesia yang menempati area Hall 4A merupakan wujud dari sinergi antara KBRI Washington DC melalui Atase Perdagangan dan Atase Pertanian, KJRI San Francisco, ITPC Los Angeles, dan ITPC Chicago.

Potensi pasar kopi di AS, menurut Reza, masih terbuka lebar. Jika pada tahun 2016 impor kopi AS bernilai 5,6 miliar dolar AS, maka pada tahun 2017 impornya meningkat sebesar sepuluh persen menjadi 6,1 miliar dolar AS.Saat ini Indonesia berada di urutan keenam negara pengekspor kopi ke AS dengan pangsa pasar 5,05 persen.

Reza mencatat, ekspor kopi Indonesia ke AS mencapai 312 juta dolar AS pada 2017. Nilai ini meningkat dari tahun 2016 yang jumlahnya 304 juta dolar AS, meskipun beberapa negara utama eksportir kopi ke AS seperti Brasil dan Peru justru mencatatkan penurunan ekspor.

"Momentum peningkatan ekspor kopi Indonesia ke pasar AS harus dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha kopi di Indonesia untuk semakin memperkenalkan berbagai varian kopi premium Indonesia," kata Reza.

Negeri Paman Sam tersebut merupakan pangsa pasar yang sangat atraktif bagi para eksportir kopi di seluruh dunia. Departemen Pertanian AS (USDA), memprediksi tingkat konsumsi kopi AS akan menyentuh angka 1,55 juta ton pada tahun 2018, menjadikan AS berada pada peringkat kedua dunia setelah Uni Eropa untuk tingkat importasi kopi.

Pameran kopi premium GSCE kali ini diikuti 422 peserta pameran yang berasal dari 41 negara. Pameran ini merupakan rujukan bagi para penikmat kopi dunia untuk mengetahui tren maupun informasi terkini mengenai kopi premium. Pameran dikunjungi oleh lebih dari 13 ribu pengunjung, dan hampir setengahnya merupakan buyer internasional.

Sementara itu, makanan khas Indonesia yang disajikan oleh para anggota delegasi dengan berbagai inovasi pada pameran kuliner terbesar se-Asia di Singapura pada 24-27 April 2018 terus mendapat perhatian besar dari para pengunjung.

Pernyataan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang diterima di Jakarta, Jumat menyebutkan bahwa kuliner Indonesia yang disajikan pada pameran itu merupakan produk terbaik dari Food Startup Indonesia (FSI) tahun 2017 seperti Chillibags dari Bogor, Matchamu dari Yogyakarta, dan Ladang Lima dari Surabaya.

Chillibag merupakan usaha rintisan yang menyajikan berbagai sambal khas Indonesia, sedangkan produk kuliner dari Matchamu dan Ladang Lima produk masing-masing adalah teh hijau dan produk tepung singkong pengganti tepung terigu.

FSI adalah acara yang digelar oleh Bekraf guna meningkatkan sub sektor kuliner dengan menghubungkan perusahaan rintisan (startup) kuliner dan ekosistem kuliner terpadu serta meningkatkan akses permodalan non perbankan.

"Sampai kemarin kami sudah melakukan pertemuan dengan empat calon pembeli potensial yang nantinya akan memasarkan produk kami untuk pasar Singapura dan negara lain," ujar pendiri Ladang Lima, Annisa Pratiwi.

Ia menambahkan bahwa para calon pembeli tersebut berminat untuk memasarkan produk tepung dan kudapan siap saji, serta produk bebas gluten yang aman dikonsumsi oleh orang-orang yang memiliki alergi terhadap bahan-bahan telur.

"Di tengah pertumbuhan minat masyarakat akan produk sehat, saat ini adalah waktu yang tepat untuk memasarkan produk berbahan dasar khas makanan Indonesia. Kami juga disarankan oleh Bekraf melalui Deputi Pemasaran untuk gencar menyasar komunitas-komunitas agar produk kami semakin dikenal," ungkap Annisa.

BERITA TERKAIT

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

Permendag 36/2023 Permudah Impor Barang Kiriman Pekerja Migran Indonesia

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan Permendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor memberikan kemudahan serta…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

Permendag 36/2023 Permudah Impor Barang Kiriman Pekerja Migran Indonesia

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan Permendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor memberikan kemudahan serta…