Darmin : Kenaikan Bunga Jawaban Antisipasi Kurs Rupiah

 

NERACA

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan upaya untuk menaikkan suku bunga acuan dapat dianggap sebagai jawaban atas persoalan kurs atau nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS. "Jadi kalau Bank Indonesia bilang kita tidak akan menghindar, tidak menutup peluang untuk menaikan suku bunga kalau perlu, ya memang jawabannya kira-kira itu," kata Darmin, seperti dilansir Antara, kemarin.

Ia mengatakan, situasi perkembangan global khususnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang diprediksi semakin membaik memberikan dampak yang luas termasuk terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurut Darmin, terkoreksinya nilai kurs rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa waktu terakhir berawal dari prediksi pertumbuhan ekonomi AS yang semakin membaik tersebut.

"Kalau dia membaik maka bisa diperkirakan bahwa tingkat bunganya akan naik empat kali padahal yang baru diprice in oleh market baru tiga. Jadi hampir pasti dia akan naik empat kali tahun ini ke depan," katanya. Oleh karena itu, Darmin menekankan perlunya ada adjustment dari pihak Indonesia untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut.

"Ya memang perlu, kalau dibiarkan kurs seperti ini, itukan bukan Pilihannya membiarkan kurs atau bunga yang bergerak itu namanya adjustment, kesetimbangan baru namanya," katanya. BI sendiri sudah menyatakan tidak menutup ruang untuk menaikkan suku bunga acuan BI rate. "Enggak akan banyak, di Amerika naiknya, 0,25 bps saja itu. Justru dampaknya akan kurang baik kalau dibiarkan kurs yang bergerak," katanya.

Ia menegaskan kenaikan suku bunga acuan yang berkisar 0,25 bps saja tidak akan berpengaruh terhadap target-target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah ditetapkan sebelumnya. Bank Indonesia juga membuka ruang untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI-7DRR) apabila tekanan terhadap nilai tukar rupiah terus berlanjut.

"Apabila tekanan terhadap nilai tukar terus berlanjut serta berpotensi menghambat pencapaian sasaran inflasi dan menganggu stabilitas sistem keuangan, yang merupakan mandat Bank Indonesia, Bank Indonesia tidak menutup ruang bagi penyesuaian suku bunga kebijakan BI-7DRR," kata Gubernur BI Agus Martowardojo.

Kendati demikian, lanjut Agus, kebijakan untuk menaikkan suku bunga acuan tersebut akan dilakukan secara berhati-hati, terukur, dan bersifat data dependence, mengacu pada perkembangan data terkini maupun perkiraan ke depan. BI memandang, depresiasi rupiah yang terjadi akhir-akhir ini lebih disebabkan oleh penguatan mata uang dolar AS terhadap hampir semua mata uang dunia (broad based). Penguatan USD tersebut adalah dampak dari berlanjutnya kenaikan yield US Treasury atau suku bunga obligasi negara AS hingga mencapai 3,03 persen, tertinggi sejak 2013.

"Selain itu, depresiasi rupiah juga terkait faktor musiman permintaan valas yang meningkat pada triwulan II antara lain untuk keperluan pembayaran utang luar negeri dan pembiayaan impor, dan dividen," ujar Agus. Menurut Agus, fundamental ekonomi Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang kuat. Inflasi masih sesuai dengan kisaran 2,5-4,5 persen, defisit transaksi berjalan lebih rendah dari batas aman tiga persen dari PDB, momentum pertumbuhan ekonomi berlanjut diikuti oleh struktur pertumbuhan yang lebih baik, dan stabilitas sistem keuangan yang tetap kuat.

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…