Tahun Politik Diklaim Tak Ganggu Roda Perekonomian

 

 

NERACA

 

Jakarta - Pengamat ekonomi Tony Prasetiantono optimistis masa persiapan menjelang penyelenggaraan pemilihan umum legislatif dan presiden pada April 2019 tidak mengganggu kondisi ekonomi yang saat ini dalam keadaan stabil. “Saya optimistis tahun politik tidak membawa bencana bagi ekonomi Indonesia, kalau ada masalah bukan dari sisi politik," kata Tony, seperti dikutip Antara, kemarin.

Tony mengatakan stabilitas ekonomi saat ini dalam keadaan terjaga hingga mendekati pertengahan 2018 yang terlihat dari terjaganya laju pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi nasional maupun defisit neraca transaksi berjalan. Kondisi ini diprediksi terus berlanjut, apalagi tingkat kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia sedang membaik seiring dengan kenaikan peringkat utang Indonesia dari berbagai lembaga pemeringkat internasional.

Untuk itu, ia menyakini kalau ada situasi yang menganggu kondisi ekonomi Indonesia menjelang penyelenggaraan pemilihan umum, faktor penyebabnya adalah situasi ekonomi yang bergejolak, bukan karena politik. Tony mencontohkan kondisi pasar finansial sempat bergejolak menjelang pemilihan umum 2009 karena terdampak dari krisis "subprime mortgage" yang waktu itu terjadi di AS. Namun, ekonomi Indonesia dalam keadaan stabil karena terbantu oleh membaiknya harga komoditas.

"Ekonomi Indonesia waktu itu tidak jelek-jelek amat, karena kita mendapat 'windfall' dari membaiknya harga komoditas mulai dari kelapa sawit dan batubara, sehingga ekonomi 'survive'," kata pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada ini. Kondisi serupa juga terjadi menjelang pemilihan umum 2014, meski penyebabnya kali ini dari sisi domestik, karena pemerintah waktu itu harus melakukan konsolidasi fiskal terkait penyesuaian subsidi energi seiring dengan kenaikan harga minyak dunia.

Namun, meski menyakini pesta demokrasi tidak menganggu kondisi ekonomi, Tony tetap mengharapkan adanya jarak persiapan pemilihan umum hingga waktu pencoblosan yang tidak terlalu lama agar tidak menimbulkan ketidakpastian. "Kalau bisa kampanye pemilu jangan lama-lama, 'the sooner much better'. Kita optimistis, bisa 'survive', tapi yang bermanfaat bagi ekonomi kita adalah masa kampanye pemilu lebih pendek," ujarnya.

 

BERITA TERKAIT

ASN Diminta Tunda Kepulangan ke Jabodetabek

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang…

KCIC : Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 40%

    NERACA Jakarta – Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mengalami peningkatan 40 persen…

Hutama Karya Berlakukan Diskon 20% Tol Trans Sumatera

    NERACA Jakarta – PT Hutama Karya (Persero) kembali memberlakukan diskon tarif 20 persen di tiga ruas Jalan Tol…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

ASN Diminta Tunda Kepulangan ke Jabodetabek

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang…

KCIC : Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 40%

    NERACA Jakarta – Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mengalami peningkatan 40 persen…

Hutama Karya Berlakukan Diskon 20% Tol Trans Sumatera

    NERACA Jakarta – PT Hutama Karya (Persero) kembali memberlakukan diskon tarif 20 persen di tiga ruas Jalan Tol…