Perkuat Modal Masuki BUKU II - Bank Harda Bidik Rights Issue Rp 100,37 Miliar

NERACA

Jakarta – Ketatnya persaingan industri perbankan dalam negeri, memacu perusahaan perbankan berlomba-lomba meningkatkan modalnuya demi memuluskan rencana pengembangan bisnisnya dan tidak terkecuali PT. Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) yang berambisi naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) II.

Lewat penerbitan saham baru atau rights issue dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), perseroan menargetkan dana di pasar sebanyak-banyaknya Rp 100,37 miliar. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 501,87 juta lembar saham atau senilai 11,11% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 200/saham.

Nantinya, dana yang dihasilkan melalui rights issue tersebut akan digunakan perseroan untuk mencapai posisi permodalan minimal Rp 1 triliun agar BBHI masuk kategori BUKU II. Saat ini perseroan masih masuk dalam kategori bank BUKU I dengan jumlah modal sebesar Rp 401,50 miliar. Rights issue tersebut akan diperdagangkan baik melalui BEI maupun diluar BEI pada tanggal 4 hingga 10 Juli mendatang. Sedangkan pencatatan hasil pelaksanaan rights issue akan dilakukan pada tanggal 6 hingga 12 Juli 2018.

Pemegang saham lama yang juga merupakan pemegang HMETD tetapi tidak menggunakan haknya untuk membeli saham baru tersebut dapat menjual HMETD kepada pihak lain mulai tanggal 4 Juli hingga 10 Juli 2018. Sedangkan pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru tersebut maka porsi HMETDnya akan terdilusi maksimal sebesar 11,11%.

Chief Executive Officer PT Bank Harda Internasional Tbk, Barlian Halim pernah bilang, melalui penawaran saham baru tersebut, perseroan bisa memiliki modal yang kuat sehingga mampu menyokong untuk mewujudkan pertumbuhan kredit 15% pada akhir tahun ini. Tercatat realisasi kredit sampai akhir 2017 sebesar Rp1,74 triliun, tumbuh 24,4% atau sebesar Rp341 miliar. Angka tersebut bahkan bahkan melebihi dari target awal yang semula hanya dipasang tumbuh 10% dan menjadikan rekor pencapaian target terbaik selama delapan tahun terakhir BHI.”Yang pasti suntikan dana segar ini untuk penguatan untuk dana kita, karena kita mau melakukan ekspansi. Karena memang sudah dibicarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga, kondisi Capital Adequacy Ratio (CAR) kita di atas 20% jadi kan perlu penguatan di sektor modal," ujarnya.

Adapun sepanjang 2017, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di Bank Harda Internasional berhasil dipertahankan dibawah level 5%, yakni NPL gross sebesar 3,18% dan NPL netto 2,39%."Tahun ini NPL akan kita jaga di bawah 3% sehingga dapat mendorong profitabilitas kita," ujarnya.

Sementara itu, total aset tercatat meningkat 19,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp2,458 triliun. Lalu dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 11,1% menjadi Rp1,743 triliun.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…